tebuireng.co – Arti salat di surat Al-Baqarah dilihat dari berbagai sudut akan sangat menarik dan bisa menambah wawasan baru. Di awal surat Al-Baqarah ada lafaz ٱلصَّلَوٰةَ yang menunjukkan arti salat.
Salat secara bahasa diterjemahkan dengan do’a, sedangkan secara syariat adalah ibadah yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, yang di dalamnya terdapat rukun-rukun yang harus dikerjakan, dan ada syarat-syarat yang harus ditunaikan oleh orang yang hendak sholat, dan ada ketentuan-ketentuan lainnya.
Melaksanakan salat, yaitu mengerjakan dan menunaikan salat dengan menyempurnakan rukun-rukun dan syarat-syaratnya, terus-menerus mengerjakannya setiap hari sesuai dengan yang diperintahkan Allah, baik lahir maupun batin.
Yang dimaksud dengan “Lahir” ialah mengerjakan salat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan sunah Rasul dan yang dimaksud dengan “Batin” ialah mengerjakan salat dengan hati yang khusyuk.
Mengerjakan salat dengan segala ketundukan dan kepatuhan kepada Allah, merasakan keagungan dan kekuasaan Allah yang menguasai dan menciptakan seluruh alam ini sebagai yang dikehendaki oleh agama.
Iqamah as-salah ialah mengerjakan salat dengan sempurna; sempurna segala rukun, syarat dan ketentuan yang lain yang ditentukan oleh agama. Arti asal dari perkataan salat ialah “doa”, kemudian dipakai sebagai istilah ibadah yang dikenal di dalam agama Islam karena salat itu banyak mengandung doa.
ٱلَّذِینَ یُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَیۡبِ وَیُقِیمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ یُنفِقُونَ
Menariknya lafaz ٱلصَّلَوٰةَ yang menunjuk arti salat dalam ayat ini ditulis dengan huruf wawu setelah huruf lam sebagai penganti huruf alif yang umumnya lafaz salat ini ditulis dengan huruf alif setelah huruf lam yang ada padanya yaitu الصلاة.
Melihat perbedaan penulisan ini ada yang menganggapnya sama saja, tidak ada perbedaan makna antara yang ditulis dengan huruf wawu dan yang ditulis dengan huruf alif. Namun, ada yang menjelaskan makna perbedaannya dengan mengatakan bahwa huruf alif yang ada pada lafaz salat menandakan bahwa yang dimaksud adalah salat secara umum.
Hal ini mencakup makna salat wajib dan salat sunnah, sedangkan huruf wawu yang ada pada lafaz salat menandakan bahwa yang dimaksud adalah salat secara khusus, sehingga banyak kitab tafsir yang menjelaskan maksud dari lafaz ٱلصَّلَوٰةَ pada ayat ketiga surat Al-Baqarah ini adalah salat wajib saja, bukan semua salat yang mencakup salat wajib dan salat sunnah.
Apalagi lafaz ٱلصَّلَوٰةَ ini tidak hanya ditulis dengan huruf wawu saja tetapi juga alif lam yang juga sama-sama menandakan bahwa maksud lafaz itu sudah ditentukan, ini artinya memang sangat khusus yang dimaksud dengan lafaz ٱلصَّلَوٰةَ yaitu salat wajib.
Bila kita melihat lafaz ٱلصَّلَوٰةَ ini yang sebelumnya diawali oleh lafaz يقيمون yang artinya mendirikan, seolah-olah Al-Qur’an ingin menyerupakan salat itu dengan sesuatu yang bisa didirikan atau ditegakkan seperti sebuah tiang.
Sehingga bisa kita mengasumsikan dengan redaksi الصلوة كالعماد artinya “Salat bagaikan tiang” kemudian lafaz عماد yang sebagai musyabbah bihnya dihilangkan dan tinggalah lafaz musyabbahnya yaitu lafaz ٱلصَّلَوٰةَ, hal ini menandakan bahwa dalam ayat ini terdapat isti’aroh makniyah.
Itulah kenapa dikatakan الصلاة عماد الدين yang artinya salat adalah tiang agama, bila orang melaksanakan salat berarti orang itu telah mendirikan atau menegakkan tiang agama.
Orang yang tidak mengerjakan salat berarti ia telah merobohkan agamanya. Kuat tidaknya keislaman seseorang akan nampak pada salatnya, apakah salatnya ia tegakkan dengan kokoh ataukah salatnya ia lalaikan atau robohkan, maksudnya ia mengerjakan salatnya atau meninggalkannya.
Salat merupakan salah satu media berhubungan antara manusia dengan Allah SWT. Sehingga selain memenuhi rukun dan syarat sahnya salat sebagaimana yang diatur dalam ilmu fikih.
Salat juga harus memenuhi yang disebut dengan istilah “Khusyu”, agar seorang hamba bisa merasakan kedekatan hubungan yang sangat erat dengan Allah SWT. ketika menunaikan salat.
Dikatakan juga arti salat lainnya bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar (إن الصلاة تنهى عن الفخشاء والمنكر), maka salat merupakan sarana orang yang bertaqwa untuk menjaga dirinya dengan segenap tenaganya dari perbuatan yang melanggar larangan Allah SWT.
Untuk itulah orang-orang yang bertakwa ini akan mendirikannya, menegakkanya secara rutin sehari lima waktu yaitu subuh, zuhur, asar, magrib, dan isya. Mereka secara terus menerus berhubungan dengan Allah SWT.
Orang bertakwa akan terus merasa bahwa dalam waktu salat yang dekat (5x sehari) mereka akan menghadap Allah sehingga mereka akan menjaga dirinya agar tetap suci (tidak melanggar larangan Allah SWT).
Dengan begitu arti salat itu secara otomatis akan menjaga diri orang-orang yang bertakwa dari perbuatan keji dan munkar atau perbuatan dosa.
Arti salat bisa juga bermakna apa yang orang-orang muttaqin baca dalam salat mereka akan selalu mereka ingat dalam kehidupan sehari-hari mereka sehingga mereka bisa memerangi hawa nafsunya agar tidak berbuat dosa atau bermaksiat kepada Allah SWT.
Semoga Allah SWT senantiasa menjadikan salat kita sebagai sarana mencegah diri kita dari perbuatan keji dan munkar. Aamiin.
Allahu a’lam bisshowab
Fathur Rohman (Dosen Unhasy Tebuireng)