Warga Desa Genukwatu Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur berhasil berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah umroh bersama. Hal ini bermula dari ide menabung 10.000 setiap harinya.
Pada 29 September 2024 lalu, sebanyak 35 jemaah umroh dari Desa Genukwatu telah berangkat ke tanah suci. Hingga saat ini, jemaah masih berada di tanah suci untuk menunaikan ibadah umrah dan akan tiba Kembali di tanah air pada 14 Oktober 2024 mendatang.
Tahun ini, menjadi kali kedua keberangkatan warga di desa tersebut ke tanah suci untuk menunaikan ibadah umroh. Sebelumnya, pada tahun 2023, Desa tersebut berhasil memberangkatkan sebanyak 55 orang jamaah ke tanah suci.
Mantan kepala desa Desa Genukwatu, Sudirman menceritakan  awal mula keberangkatan umroh massal warga Desa Genukwatu yakni candaan akan ide menabung 10.000 setiap harinya.
Sudirman menuturkan bahwa ide tersebut muncul saat dia bersama puluhan warga desa, sedang melakukan perjalanan ke Jawa Tengah untuk berziarah ke salah satu walisongo. Sudirman yang kala itu masih menjabat sebagai kepala desa Genukwatu menyampaikan sambutan.
Di sela-sela sambutannya, ia mendoakan agar seluruh warga desa tidak hanya bisa melakukan ziaroh walisongo bersama tapi juga bisa menunaikan ibadah umroh bersama-sama. Sontak doa tersebut diaminkan oleh seluruh warga desa.
Sudirman mengungkapkan bahwa sepulang dari ziarah, doa yang dipanjatkan tersebut rupanya masih terngiang-ngiang di benak warga desa. Menurutnya, hal tersebut mungkin karena mereka tinggal satu desa dan sering bertemu, gagasan untuk berangkat umrah bersamapun semakin menguat.
Dari topik ke topik, dari pertemuan dan pembicaraan kemudian terciptalah ide membuka tabungan untuk ibadah haji dan umroh bagi warga desa Genukwatu. Hal ini terinspirasi dari penggalian dan pengelolaan dana santunan anak yatim yang mana dalam kurun waktu sebulan donasi warga Genukwatu bisa mencapai angka 10-12 juta untuk didistribusikan kepada anak yatim berupa uang tunai dan tabungan.
Rencana untuk berangkat umroh bersama tersebut kemudian didesain dengan cara menabung setiap hari sebesar 10.000 yang mana jika dilakukan secara rutin dengan, dalam kurun waktu 5 tahun pasti sudah terkumpul dengan nominal yang banyak.
Ide dan gagasan menabung 10.000 setiap hari tersebut kemudian disampaikan kepada warga yang biasanya rutin berziarah walisongo. Rupanya, gagasan tersebut disambut baik oleh warga desa.
Pada tahun 2018 kemudian mulai dibuka tabungan haji dan umroh bersama bagi warga dan dikelola oleh pengurus NU desa Genukwatu. Saat dibuka, sudah ada 200 orang yang mendaftar untuk tabungan haji dan umroh.
Penulis: Naffisa Izzah
Editor: Thowiroh
Baca juga: Benarkah Kemiskinan Struktural Memang Ada?