Menyoroti perjuangan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dalam Tafaqquh Fiddin dengan terus menngelorakan semangat membela negara, Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, KH Achmad Raziqi menegaskan bahwa nasionalisme dan religiusitas merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam sarasehan nasional dan lauching buku menggali api Pancasila yang dilaksanakan di Gedung Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng, Sabtu (23/08/25), Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari tersebut menjelaskan bahwa meskipun Hadratussyaikh dan para masyayikh telah berpulang, semangat nasionalisme dan religiusitas akan selalu diwariskan dan tetap hidup di tengah santri dan masyarakat melalui ilmu.
Ia menekankan bahwa melalui ilmu, seseorang dapat memahami urgensi berdirinya sebuah negara. Dengan ilmu pula, dapat dipahami bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan ideologi agama manapun.
“Semangat kebangsaan yang dicontohkan Hadratussyaikh telah tumbuh sejak beliau menimba ilmu di Hijaz dengan mengambil pelajaran dari Fathu Makkah,” jelas KH Raziqi.
Bahwa saat Hadratussyaikh menimba ilmu di Hijaz, Hadratussyaikh sudah memiliki tekad ketika pulang nanti akan menyerukan Agama Allah, menebar ilmu, dan memperkuat ukhuwah.
KH Raziki menambahkan, hubbul wathon minal iman bukanlah slogan, melainkan prinsip hidup yang diwariskan untuk generasi penerus bangsa, bahwa mencintai dan menjaga negara merupakan bagian dari kesempurnaan iman seseorang.
Sejarah juga mencatat peristiwa ketika Belanda membakar Pesantren Tebuireng beserta perpustakaan yang menjadi pusat referensi keilmuan kala itu. Tragedi tersebut tidak membuat semangat Hadratussyaikh luntur. Justru, beliau menegaskan pentingnya terus meninggikan kalimat Allah, menyebarkan ilmu pengetahuan, serta membangun ukhuwah kebangsaan.
Pesan perjuangan Hadratussyaikh ini tidak hanya relevan bagi kalangan pesantren, melainkan juga untuk seluruh rakyat Indonesia. Yakni sebuah warisan semangat untuk terus menjaga persatuan bangsa, memperkuat nilai-nilai religius, serta meneguhkan komitmen kebangsaan.
Baca juga: Nasihat Hadratussyaikh: Keutamaan Silaturahmi dan Ancaman Memutuskannya