Video pertemuan Gus Thuba Topo Broto Maneges dengan Habib Abdul Qadir Al-Haddar Banyuwangi dalam acara Sema’an Al Qur’an dan Dzikrul Ghofilin di Jalan Barong Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Senin (23/5/2022).
Gus Thuba Topo Broto Maneges adalah cucu dari dari ulama karismatik asal Kediri, KH Hamim Djazuli (Gus Miek), sekaligus juga cucu dari seorang tokoh besar NU yaitu KH Ahmad Sidik Jember yang dulu merumuskan Kalimatun Sawa, penerimaan Pancasila sebagai dasar negara oleh ormas terbesar di Indonesia.
Lihat Juga: Ceramah Gus Thuba di Malang
Gus Miek terlahir dalam keluarga pesantren di daerah Ploso, Kediri, Jawa Timur, pada 17 Agustus 1940. Beliau wafat pada 5 Juni 1993 di Surabaya. Dia lahir dari pasangan ulama KH Jazuli Usman dan Nyai Radliyah. KH Jazuli Usman merupakan pendiri Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri.
Ayah Gus Thuba yaitu Kiai Tijani Robert Saifun Nawas atau dikenal dengan Gus Robert adalah salah satu anak dari Gus Miek, dari total 6 putra-putrinya.
Saat wafat 1993, Gus Miek meninggalkan 6 orang anak, di antaranya Agus Tajuddin Heru Cokro, Ning Riyadin Dani Fahtussunnah, Agus Obar Sadewo Ahmad, Ning Fitria Tahta Alvina Pagelaran, Agus Tsabut Panoto Projo, dan Agus Tijani Robet Saifun Nawas.
Baca Juga: Kisah Cinta Gus Mus
Gus Tsabut yang melanjutkan posisi sebagai Mursyid Dzikrul Ghafilin atau zikir dan salawatan ajaran Gus Miek. Gus Thuba keponakan Gus Tsabut.
Gus Thuba memiliki gaya yang unik dari ulama lain sehingga bayak pendengar yang menyukai dakwahnya. Tak heran dalam beberapa pengajian yang diisi Gus Thuba banyak dihadiri jamaah yang ingin mendengar ceramahnya.Â
Beberapa orang menilai bahwa Gus Thuba memiliki suara mirip dengan kakeknya. Selain suara, gaya berdakwahnya juga dianggap sama. Itulah salah satu alasan mengapa banyak orang yang mengaguminya dan memujinya.
Gus Thuba ini memimpin hafizhul Quran yang banyak. Meneruskan perjalanan Gus Miek dalam hal ini. Gus Miek banyak menghabiskan waktunya melakukan dakwah di luar pesantren. Dakwah di luar pesantren pun akhirnya dilanjutkan oleh Gus Thuba.