tebuireng.co – Gus Dur berbagi amplop ada kisah humor yang melibatkan Presiden keempat Republik Indonesia (RI) KH Abdurrahman Wahid dan orang di sekitarnya. Ada juga kisah Paspampres tegur Inayah Wahid saat main di istana.
Usai memberikan ceramah di suatu acara pengajian, Gus Dur dihampiri banyak orang yang ingin bersalaman dengannya. Seperti kiai pada umumnya, masyarakat memberikan amplop berisi uang kepada Gus Dur, atau kita kenal dengan salaman templek, pada saat bersalaman.
Ini sebagai satu bentuk penghormatan. Isi amplopnya bisa beragam, sesuai kadar kemampuan ekonomi si pengamplop.
Setelah acara, Gus Dur berkumpul dengan teman-temannya. Amplop yang diterimanya tidak diambil semua untuk pribadinya. Beberapa amplop yang diterima dibagikan kepada tema-temannya yang adalah para kader dan pengawal yang setia mendampingi Gus Dur kemana-mana.
Nah, karena Gus Dur baik hati, amplop yang berisi tebal justru dikasihkan kepada teman-temannya itu.
Teman-temannya berterima kasih kepada Gus Dur, seraya langsung menerima amplop dengan penuh semangat dan berbisik, “Wah Gus Dur ini baik sekali. Amplop yang tebal malah diberikan kepada kita. Alhamdulillah.”
Baca Juga: Serba-serbi Amplop Kiai
Nah sekarang tibalah saatnya membuka amplop.
Hah…ternyata, amplop yang tebal berisi berlembar-lembar uang ribuan saja dan paling gede hanya pecahan lima ribuan. Sementara amplop Gus Dur yang tipis berisi beberapa lembar saja, tapi bergambar Soeharto tersenyum, alias uang lima puluh ribuan. Jadi, tetap saja bagian Gus Dur lebih besar dibanding yang lain.
Semua menggerutu, “Ah mestinya pilih amplop yang tipis saja.” Gus Dur hanya tersenyum. “Tapi dari mana Gus Dur tahu isi amplop ya?”
Paspampres Tegur Anaknya Gus Dur
Inayah Wahid suatu hari main sepeda di halaman istana negara. Ketika itu Gus Dur jadi Presiden ke-4 RI. Lalu ditegur oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) RI untuk tidak bermain di area istana. Paspampres tidak tahu kalau Inayah adalah anak presiden keempat RI
“Saya dimarahin Paspampres. Waktu itu saya naik sepeda. Dibilangin ngapain main sepeda di sini,” ceritanya saat ulang tahun ke-75 Gus Mus di Kota Semarang, 14 Agustus 2019.
Baca Juga: Gus Dur Buat Orang Tertawa
Inayah menambahkan, saat itu dirinya hanya tertawa dan tidak menjawab atau membalas teguran dari Paspampres. Ia beranggapan bahwa hal itu biasa saja dan tidak perlu direspon berlebihan.
“Saya hanya ketawa, aku kan tidak sombong,” katanya sambil tertawa.
Inayah menjelaskan bedanya orang yang suka menjaga kesehatan bisa dilihat dari dua sosok tokoh Gus Mus dan Gus Dur. Jika yang rajin jaga kesehatan maka hari ini yang dirayakan adakah hari lahirnya. Kalau tidak rajin yang dirayakan adakah haulnya. Gus Dur itu ngakunya jagoan, tapi usianya tidak sampai 75 tahun.
Gus Mus dan Gus Dur adalah dua sahabat. Gus Mus gambaran dari sosok yang rajin kuliah, maka bisa jadi kiai besar, ulama besar, jadi tokoh agama yang memiliki pengikut media sosial cukup banyak.
“Sedangkan Gus Dur bagian tidak rajinnya. Oleh karenanya hanya sanggup jadi presiden. Saya ingin usia 75 masih sehat dan keliling-keliling,” tandasnya.

