tebuireng. co – Khutbah Jumat Bulan Safar: Tema Sikap Optimis
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، نَحْمَدُهُ تَعَالَى وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. يَارَبِّ لَكَ اْلحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، اللَّهُمَّ لَكَ
اْلحَمْدُ حَتَّى تَرْضَى، وَلَكَ اْلحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ، وَلَكَ اْلحَمْدُ بَعْدَ الرِّضَا، لَكَ اْلحَمْدُ مِلْئَ السَّمَاوَاتِ، وَمِلْئَ اْلأَرْضِ وَمِلْئَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ مِنْ بَعْدُ
وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ نَشْهَدُ أَنَّهُ بَلَّغَ الرِّسَالَةَ، وَأَدَّى اْلأَمَانَةَ، وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ، وَجَاهَدَ فِيْ اللهِ حَتَّى أَتَاهُ اْليَقِيْنُ مِنْ رَبِّهِ، فَصَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْراً إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ -عَزَّ وَجَلَّ- وَطَاعَتِهِ عَمَلاً بِقَوْلِ اْلمَوْلَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ
فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Sidang Jumat yang berbahagia
Mari kita sama-sama meningkatkan takwa karena sudah dipanjangkan umur hingga saat ini. Bulan ke dua dalam kalender Hijriah Islam sesudah bulan Muharram, di namakan safar karena kosongnya kota Makkah dari penduduknya saat para penduduk Makkah melakukan perjalanan ke luar kota.
Diriwayatkan dari Ar-Ru’bah, dia berkata, “Mereka (Bangsa Arab) menamakannya dengan bulan Shafar karena di bulan tersebut mereka memerangi berbagai kabilah hinga mereka meninggalkan siapa pun yang mereka jumpai dalam keadaan tidak memiliki apa – apa lagi. Dengan kata lain mereka merampas seluruh harta orang yang kalah perang.”
Masyarakat Arab jahiliyah meyakini Safar adalah bulan sial dan bulan bencana sehingga mereka tidak menggelar hajatan di bulan ini. Mereka takut mengadakan pernikahan ataupun acara lainnya.
Dan di masyarakat kita, terkadang masih ada keyakinan seperti itu. Sebagian orang takut mengadakan pernikahan dan hajatan karena meyakini kesialan bulan ini. Takut jika pernikahan dilangsungkan di bulan Safar, rumah tangganya akan berantakan, cerai atau tertimpa banyak musibah.
Sebagian lain meyakini bahwa bulan Safar adalah bulan yang penuh dengan bencana dan musibah.
Sidang Jumat yang berbahagia
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendobrak keyakinan jahiliyah. Bahkan sejak beliau belum diangkat menjadi Nabi, beliau tidak percaya dengan keyakinan jahiliyah semacam itu. Maka beliau menikah dengan Khadijah di bulan Shafar.
Apa yang terjadi? Keluarga beliau berjalan harmonis. Keluarga beliau menjadi teladan sepanjang zaman. Khadijah tampil sebagai istri yang mendukung penuh perjuangan Rasulullah dan dakwah Islamiyah.
Rasulullah juga menikahkan Fatimah dengan Ali di bulan safar. Dan keduanya menjadi keluarga teladan. Sakinah mawaddah wa rahmah. Bahkan dari keduanya, lahirlah keturunan Rasulullah yang jumlahnya sangat banyak hingga kini.
Kedua keluarga ini, seringkali disebut dalam doa karena keteladanannya. Di samping doa barakah yang diajarkan Rasulullah, sebagian ulama mendoakan pengantin dengan doa:
اللهم الف بينهما كما الفت محمد و خادجة الكبرى . اللهم الف بينهما كما الفت علي و فاطمة الزهراء
Ya Allah, persatukan keduanya sebagaimana Engkau persatukan Muhammad dan Khadijah al Kubra. Ya Allah, persatukan keduanya sebagaimana Engkau persatukan Ali dan Fatimah az Zahra.
Rasulullah juga berangkat hijrah ke Madinah pada bulan safar. Tepatnya pada 27 safar. Kita tahu, dari hijrah itu kemudian sejarah Islam berubah. Peradaban Islam terbentuk di Madinah dan dari sana dakwah menyebar ke seluruh dunia. Islam dimenangkan Allah dengan futuhnya Makkah, lalu manusia berbondong-bondong masuk Islam.
Rasulullah juga menang perang Khaibar pada bulan safar. Dengan kemenangan yang gemilang atas orang-orang Yahudi Khaibar. Mereka sedang menyusun kekuatan untuk menghancurkan Madinah.
Allah memenangkan pasukan kaum muslimin agar Yahudi tak bisa bebas lagi untuk mengkhianati umat Islam di masa Rasulullah.
Rasulullah melarang umatnya merasa sial dengan melihat kejadian tertentu. Meyakini bulan Shafar sebagai bulan sial dan bencana termasuk bentuk thiyarah.. Sebab merasa sial hanya mendatangkan ketakutan. Apalagi thiyarah ini menumbuhkan ketakutan datangnya bahaya dari sesuatu padahal hanya Allah yang bisa memberikan manfaat dan madharat.
Sebaliknya, Rasulullah mengajarkan optimisme. Agar umat optimis memandang masa depan. Agar umat terus berbuat kebaikan. Agar jangan sampai kebaikan terhalang oleh thiyarah.
عَنْ عُرْوَةَ بْنِ عَامِرٍ – قَالَ أَحْمَدُ الْقُرَشِىُّ – قَالَ ذُكِرَتِ الطِّيَرَةُ عِنْدَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « أَحْسَنُهَا الْفَأْلُ وَلاَ تَرُدُّ مُسْلِمًا فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ لاَ يَأْتِى بِالْحَسَنَاتِ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَ يَدْفَعُ السَّيِّئَاتِ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ
Disebutkan tathayyur kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau bersabda: “Yang paling baik adalah fa’l dan tathayyur itu tidak boleh menghalangi seorang muslim. Maka jika kalian melihat sesuatu yang tidak disukainya, hendaknya ia mengucapkan: Ya Allah, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Engkau, tidak ada yang menolak keburukan kecuali engkau. Dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolonganMu.” (HR. Abu Daud; shahih)
Orang yang beriman adalah orang-orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah. Karenanya seorang mukmin tidak boleh merasa lemah dan gundah hanya karena anggapan yang salah.
Tidak boleh takut dan sedih hanya karena thiyarah.
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imran: 139)
Semoga kita semua dijaga Allah agar terhindar dari thiyarah dan aqidah kita semakin kokoh.
أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ