tebuireng.co- Mendapatkan futuh (kertebukaan hati) dalam belajar adalah anugerah dari Allah kepada seorang murid dalam mencari ilmu sehingga ia lebih mudah memahami apa yang dipelajari, mampu mengamalkan apa yang sudah diketahui sehingga ilmu yang didapatkan bermanfaat bagi dirinya ataupun orang lain.
Keterbukaan hati dalam menerima ilmu adalah murni anugerah dari Allah yang bisa didapat seorang murid melalui berbagai sebab.
Di antara sebab seorang murid mendapatkan futuh adalah sebagaimana yang disampaikan oleh Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi
من اسباب الفتوح انتظار الشيوخ
“Di antara sebab mendapatkan futuh adalah menunggu kedatangan guru”
Yakni menunggu dengan rasa ta’dzim dan penghormatan pada guru sebagai bentuk adab dari sang murid
Mengomentari kalam tersebut, As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Haddad menjelaskan bahwa penting sekali para para pencari ilmu mengetahui hal ini karena pada zaman sekarang sulit sekali mereka mendapatkan futuh karena kelalaiannya dalam menjaga adab dan setia kepada gurunya serta tidak berusaha agar istiqamah menunggu gurunya.
Selain itu di antara cara mendapatkan futuh adalah dengan taat dan menjaga adab kepada orang tua karena hal tersebut menjadi salah satu komponen dari kunci sukses seorang murid dalam mencari ilmu.
Taat kepada orang tua adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Dalam Al-Quran Allah berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا
Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang tua, ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). (QS. Al-Ahqaf: 15)
Habib Lutfi bin Yahya menjelaskan bahwa kunci sukses mendapatkan futuh ilahiyah atau ulumiyah adalah dengan taat kepada orang tua dan guru. Maka hendaknya setiap murid berusaha semaksimal mungkin untuk selalu khidmat kepada orang tua dan guru serta tidak mengecewakannya.
Habib asal Pekalongan ini juga berpesan agar setiap murid hendaknya tidak melupakan guru yang telah mengenalkan syariat kepadanya bahkan meski pun murid tersebut sudah lebih pintar dari gurunya. Sebab keberkahan ilmu berada pada tingginya adab dalam memuliakan guru.

