tebuireng.co – Dalam tradisi pesantren, menghormati guru tidak bisa dibarter dengan apapun. Setidaknya ada tiga bahaya menyakiti hati guru yang sering diajarkan di pesantren.
Maka wajar apabila di dunia pesantren Anda sangat jarang menemukan para pelajar yang lantang bicara demi menghormati guru.
Sebab, terima atau tidak, tanpa menghormati guru berarti kita telah meremehkannnya. Adapun meremehkan guru itu sangat berdampak buruk pada kehidupan kita.
Dikutip dari kitab Kifayatul Atqiya’ wa Minhaj Al-asfiya’ karya Sayid Bakri Al-Makki bin Sayid Muhammad Syatho Ad-Dimyathi yang mensyarah kitab Hidayat al-Adzkiya’ Ila Thariq al-Awliyah halaman 304 menyebut tiga bahaya menyakiti hati guru.
روي عن النبي صلى الله عليه وسلم انه قال : [من استخف بأستاذه ابتلاه الله تعالى بثلاثة أشياء : نسي ما حفظ وكل لسانه وافتقر في آخره]
Barang siapa meremehkan gurunya, maka Allah ta’ala akan memberikan 3 ujian berat kepadanya:
1. Lupa akan apa yang telah ia hafal.
2. Tumpul lisan-nya (dalam menyampaikan ilmu).
3. Hidup faqir di akhir hayat-nya.
Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam Kitab Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya (Indonesia, Al-Haramain Jaya: tanpa tahun), halaman 84, juga menganjurkan kita untuk bersikap takzim kepada ustadz, muallim, dan guru karena tindakan memuliakan mereka termasuk tindakan memuliakan ilmu.
Lihat Juga: Mendekatkan Diri ke Allah Lewat Amalan Sunah
Sayid Bakri Ad-Dimyathi mengatakan, “Seseorang tidak akan mendapat (keberkahan) ilmu tanpa menghargai ahli ilmu (ustadz/guru/muallim). Salah satu bentuk takzim adalah tidak membantah mereka.”
Sayid Bakri Ad-Dimyathi menganjurkan kita untuk tetap menjaga kehormatan terhadap para guru dan ustaz. Ia mengutip sebagian ulama yang memberikan tips bagi kita untuk tetap menjaga energi penghormatan dan ketakziman terhadap mereka.
“Bila kau duduk di hadapan gurumu, anggap saja kau sedang duduk di majelis Rasulullah dan para sahabatnya agar penghormatanmu (ihtiram) terhadapnya.”
Sementara itu, Syaikh M Nawawi Banten mengingatkan masyarakat untuk menjaga adab terhadap guru mereka. Syaikh M Nawawi menganjurkan mereka untuk tidak segera membantah dan menyalahkan pernyataan guru mereka.
Syaikh M Nawawi Banten menganjurkan kita untuk menghormati pernyataan guru-guru dan ulama tasawuf serta tidak menyalahkan pernyataan tersebut.
Orang yang mengingkari pernyataan zahir mereka akan terluput dari keberkahan mereka. Lebih dari itu, yang dikhawatirkan dari pengingkaran itu kematian kita dalam keadaan su’ul khatimah.
Syaikh M Nawawi Banten menganjurkan kita untuk menghormati ustaz dan guru kita. Ia mengingatkan kita untuk tidak berdebat dengan mereka sehingga kita tidak jatuh dalam lubang su’uzhan, peremehan, dan sikap tidak etis (meninggalkan adab) terhadap mereka.