• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Cara Menjinakkan Hawa Nafsu

Oleh: Thowiroh

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2022-04-14
in Fiqih, Hadits, Keislaman, Kitab Kuning, News, Pendidikan, Pengajian, Pesantren, Santri
0
Cara Menjinakkan Hawa Nafsu

Cara Menjinakkan Hawa Nafsu (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co– Hawa nafsu adalah sebuah perasaan atau kekuatan emosional yang besar dalam diri seorang manusia. Hawa nafsu juga bisa didefinisikan sebagai kekuatan psikologis yang kuat yang menyebabkan suatu hasrat atau keinginan intens terhadap suatu objek atau situasi demi pemenuhan emosi tersebut.

Hawa nafsu selalu identik dengan keinginan untuk melakukan hal yang tidak baik. Sebagaimana yang dijelaskan dalam penggalan surah Yusuf ayat 53:

إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ

Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.

Baca juga: Penimbun dan Pemubazir Teman Setan, Mereka Semua Masuk Neraka

Ketika memasuki bulan Ramadhan, cobaan terbesar manusia adalah memerangi hawa nafsunya karena pada bulan tersebut setan tidak diberi kesempatan untuk menggoda manusia. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa pada bulan Ramadhan setan-setan akan dikurung dan tidak diberi kesempatan untuk menggoda manusia.

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ، وَفُتِحَتْ أَبُوَابُ الجَّنَةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ

Artinya: “Ketika masuk bulan Ramadlan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup” (HR Bukhari dan Muslim).

Maka ketika manusia tetap melakukan maksiat ataupun lalai dalam beribadah di bulan Ramadhan hal tersebut karena semata-mata manusia didorong oleh hawa nafsunya sendiri dan sedikit  dari mereka yang mampu menahannya.

Mengutip dari instastory dalam akun instagram kiai muda Ismail Amin Khalil yang menjelaskan tentang siasat atau cara menjinakkan hawa nafsu. Ketika hawa nafsu mengajak untuk lalai dalam beribadah atau mengajak untuk menghentikan ibadah maka caranya adalah dengan menadzari ibadah yang hendak dikerjakan sehingga ibadah sunah yang ingin dilakukan menjadi wajib.

Seperti nadzar untuk mengaji setelah shalat menjadikan mengaji yang awalnya sunah menjadi wajib dilakukan. Hal tersebut bertujuan  agar nafsu tidak mudah meremehkan ibadah yang hendak dikerjakan dan akan berusaha untuk tetap melaksanakannya. Nadzar tersebut harus diucapkan dengan lisan bukan dengan hati dan apa yang dinadzari harus perkara yang qurbah/sunah. Jika menadzari perkara wajib maka hukumnya tidak sah.

Menurut bahasa nadzar berarti ancaman atau ultimatum. Dalam ilmu fiqh nadzar dibagi menjadi dua yaitu nadzar lajaj dan nadzar tabarrur.

Baca juga: Kisah Syekh Abdul Qodir al-Jilani Digoda Setan

Pertama nadzar Lajaj yaitu seseorang yang bernadzar dengan tujuan mencegah dirinya dari sesuatu atau mendorong dirinya melakukan sesuatu dengan menggantungkannya dengan perbuatan sunah.

Contohnya: jika saya membantah perintah orang tua maka saya akan shalat tahajjud 10 rakaat. Jika dia melanggarnya maka akan mendapat konsekuensi. Konsekuensi dari nadzar lajaj adalah dengan memilih antara 3 hal:

1. Memerdekakan budak

2. Memberi makan 10 orang miskin, 750 gram per orang

3. Memberi pakaian kepada 10 orang miskin.

Jika tidak mampu melaksanakan ketiganya maka ia wajib berpuasa 3 hari.

Kedua nadzar tabarrur. Nadzar ini dibagi menjadi dua sikap yaitu:

1. Mewajibkan dirinya melakukan sesuatu jika dia mendapatkan nikmat atau dijauhi dari musibah. Contohnya: jika saya lulus kuliah maka saya bernadzar menghatamkan Al-Quran, atau jika aku diberi kesembuhan dari penyakit ini maka saya bernadzar menyantuni 10 anak yatim.

2. Mewajibkan dirinya melakukan sesuatu ibadah tanpa menggantungkanya dengan apapun.

Contohnya: saya bernadzar menghatamkan Al-Quran, atau saya bernadzar sedekah seratus ribu.

Seorang yang mengucapkan nadzar tabarrur tetap diwajibkan melaksanakannya karena tidak ada pilihan kafarat.

Wallahua’lam bisshowab.

Tags: hawa nafsumengendalikan hawa nafsunadzar
Previous Post

Indonesia Miliki Masjid Terbanyak di Dunia

Next Post

Ade Armando, Diantara Kekerasan Fisik dan Naratif

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Ade Ermando, Diantara Kekerasan Fisik dan Naratif

Ade Armando, Diantara Kekerasan Fisik dan Naratif

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Semarakkan HSN 2025, LTN MWCNU Diwek Gelar Bedah Buku
  • Benarkah Jurusan Kuliah STEM Punya Kesejahteraan Ekonomi Tinggi?
  • Syahadat Intelektual: Membumikan Nabi di Era Gen Z
  • Alumni Pesantren Gelar Aksi Damai di Depan Gedung Trans7, Tanggapi Tayangan Xpose Uncensored
  • Sigap, Menag Bakal Libatkan Pimpinan Pesantren Bahas Standar Bangunan

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng