• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Cacar Monyet, Gejala dan Pencegahannya

Oleh: Rindi Andriansa

tebuireng.co by tebuireng.co
2024-08-23
in News
0
Cacar Monyet, Gejala dan Pencegahannya

Cacar Monyet, Gejala dan Pencegahannya (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Cacar Monyet atau Monkey Pox (Mpox) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dari kelompok yang serupa dengan penyakit cacar. Cacar monyet ditemukan oleh para ilmuwan sejak tahun 1958.

Penyakit ini bisa ditemukan di negara Afrika Tengah dan Afrika Barat, namun belakangan ini cacar monyet mulai merebak di luar afrika, termasuk Asia Tenggara salah satunya Indonesia.

Kementrian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan bahwa di Indonesia sudah terdapat 88 kasus cacar monyet per Sabtu (17/08). Sebanyak 87 kasus sudah dinyatakan sembuh. 88 kasus cacar monyet di Indonesia tersebar di Jakarta (59), Jawa Barat (13), Banten (9), Jawa Timur (3), Yogyakarta (3), dan Kepulauan Riau (1).

Cacar monyet merupakan penyakit langka yang terjadi akibat infeksi virus Monkeypox. Para Ilmuwan pertama kali mendeteksi penyakit ini akibat adanya wabah yang berasal dari monyet yang digunakan untuk penelitian. Meski begitu, cacar monyet dapat ditularkan melalui hewan pengerat lain seperti tikus dan tupai.

Penularan cacar monyet bisa terjadi dari hewan ke manusia atau dari manusia ke manusia. Penularan dari hewan ke manusia terjadi melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi dengan manusia. Selain itu, paparan cairan tubuh atau darah hewan buruan juga bisa memicu penularan melalui luka terbuka.

Penularan dari manusia ke manusia bisa terjadi melalui kontak langsung dengan luka infeksi, cairan tubuh, atau koreng pengidap cacar monyet. Selain itu, penggunaan barang-barang pribadi bersama dengan pengidap juga bisa memicu proses penularan.

Gejala cacar monyet akan muncul setelah 5 sampai 21 hari setelah pemaparan. Terdapat 2 tahap gejala yang dirasakan pengidap. Tahap pertama yaitu Periode Invasi, gejalanya adalah demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, kelelahan, menggigil, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Setelah 1 sampai 3 hari mengalami periode invasi, pengidap akan mengalami ruam di beberapa bagian tubuh.

Tahap selanjutnya adalah Periode Erupsi kulit, yaitu ruam berubah menjadi lesi. Lalu Makula, yaitu Lesi akan berubah warna tapi masih datar. Setekah itu Papula, yaitu Lesi akan sedikit terangkat dan semakin berkembang dan membentuk benjolan dengan cairan bening di dalamnya. Selanjutnya Pustula, yaitu cairan di dalam Lesi akan berubah menjadi warna kekuningan. Setelah tahap pustula lesi akan menjadi kering dan mengelupas. Gejala akan dialami selama 2 hingga 4 minggu. Biasanya, kondisi ini dapat membaik dan menghilang dengan sendirinya.

Seperti penyakit lainnya, cacar monyet dapat dicegah penularannya. Dilansir dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit – Kemenkes RI, kita dapat mengupayakan pencegahan penularan cacar monyet dengan cara berikut :

  1. Tidak berhubungan seksual dengan pengidap,
  2. Tidak melakukan hubungan seksual yang tidak sehat dan berganti-ganti pasangan,
  3. Hindari bepergian ke daerah terpapar,
  4. Hindari konsumsi daging hewan mentah,
  5. Dapatkan vaksin cacar monyet.

Penulis: Rindi Andriansa

Editor: Zainuddin Sugendal

Baca juga: Ramai Peringatan Darurat di Sosial Media, Ada apa?

Tags: Cacar Monyetinfeksi virusMonkey PoxMpox
Previous Post

Tren Baru Dunia Kerja Saat Ini, Gelar Sarjana Sudah Biasa

Next Post

Jangan Panik Dulu Soal Gempa Megathrust

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Jangan Panik Dulu Soal Gempa Megathrust

Jangan Panik Dulu Soal Gempa Megathrust

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng