tebuireng.co- Irfan Asy’ari Sudirman Wahid atau Gus Ipang Wahid mengajak generasi muda Kabupaten Banyuwangi tidak malu turun di bisnis pertanian. Gus Ipang menyampaikan berbagai argumentasi kenapa bisnis pertanian menjanjikan bagi generai muda.
Menurutnya, sektor pertanian dan berbagai subsektornya mulai perikanan, perkebunan, kehutanan, dan peternakan memiliki prospek yang sangat cerah. Saat pandemi, saat semua sektor tumbuh minus, pertanian tetap tumbuh positif.
Ajakkan ini disampaikannya secara virtual kepada ratusan anak muda yang tergabung dalam program “Jagoan Tani” Banyuwangi yang mulai mengikuti fase mentoring. Diharapakan dari kegiatan ini muncul pemuda yang bergelut di bisnis pertanian.
Peserta tersebut berasal dari 100 tim yang diseleksi dari 427 tim yang terdaftar di program yang menghadirkan hadiah ratusan juta hingga penyediaan lahan untuk usaha bagi para kandidat terpilih tersebut.
“Kita harus buktikan, anak muda zaman sekarang justru keren banget kalau jadi petani, atau pembudidaya,” ujar Ipang dalam sesi mentoring, Jumat (16/7/2021).
Ipang tidak memungkiri bahwa bisnis pertanian kerap dipandang sebelah mata. Padahal, bila didalami, begitu besar potensinya. Nilai ekonomi sektor perikanan dan kelautan mencapai US$ 1 triliun. Sebagai perbandingan, total nilai pasar industri makanan-minuman di Indonesia mencapai US$ 137 miliar.
Bidang pertanian sering dianggap pekerjaan orang desa. Padahal, di sektor ini menawarkan bisnis pertanian dengan peluang cukup besar. Bisnis pertanian juga tumbuh konsisten setiap tahunnya.
“Peluang pasar yang besar dan tumbuh konsisten tersebut harus ditangkap anak-anak muda,” tegas pelaku ekonomi kreatif nasional yang kini menggeluti agribisnis ini.
Ipang Wahid meminta anak-anak muda Banyuwangi untuk tidak patah arang dalam berbagai kesulitan usaha, termasuk bisnis pertanian. Ipang pun bercerita bahwa dia telah menekuni dunia bisnis selama bertahun-tahun.
Selama bergelut dengan dunia bisnis, tidak semuanya berjalan lurus sesuai yang direncakan. Jatuh-bangun adalah proses yang biasa dalam dunia usaha. Bisnis pertanian juga memiliki tantangan tersendiri.
“Yang penting kita terus berikhtiar, terus mencoba, tidak pernah berhenti belajar, dan selalu membuka diri untuk berkolaborasi,” imbuh putra dari KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) ini.
Ipang lantas membeberkan sejumlah poin yang harus diperhatikan untuk memulai dan mengembangkan bisnis pertanian. Di antaranya adalah dimulai dengan menentukan model bisnis, lalu menentukan keunggulan kompetitif dari usaha pertanian yang akan dikembangkan.
Setelah itu, harus ditentukan proposisi nilai konsumen dan menentukan sumber-sumber pendapatan (revenue stream) dari bisnis yang dikembangkan. “Tentukan pula struktur biaya, Sumber Daya Manusia (SDM), aktivitas usaha, partnership, dan customer relationship dari bisnis kita,” ujar Ipang.
Sementara itu, menurut Direktur PT Pupuk Indonesia Panji Winanteya Ruky, pertanian saat ini harus berkiblat kepada “Digital Precision Farming”. Sehingga pelaku usaha bisnis pertanian bisa mengurangi beban biaya yang dibutuhkan.
“Pertanian harus mengadopsi teknologi modern. Sehingga bisa diketahui secara pasti detailnya. Misalnya, lahan sebelah mana yang membutuhkan perawatan ekstra. Berapa luas lahan yang butuh intervensi. Tidak semua dipukul rata,” katanya.
Panji menyebut, berbagai konsep seperti smart farming, urban farming, maupun precision farming semuanya berkait dengan keterampilan digital. Dia pun mengapresiasi program Jagoan Tani yang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sebagai upaya melahirkan generasi baru di dunia pertanian yang diberi sentuhan digital.
Panji juga memotivasi para peserta Jagoan Tani Banyuwangi untuk menjadi pelaku cerdas di bisnis pertanian. Pertanian bukan lagi sebuah pekerjaan remeh dan kotor. Melainkan peluang bisnis menjanjikan.
“Stigma rendah pasti melekat pada pertanian, tapi jangan salah, dengan adposi teknologi yang tepat ini bisa diubah menjadi peluang bisnis yang luar biasa,” tandasnya.
Baca Juga:
Petani dalam Pandangan KH M Hasyim Asy’ari