Indonesia selain dikenal sebagai negara maritim juga dikenal sebagai negara agraris, dimana sektor pertanian memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian negara. Sebagian besar rakyat Indonesia menggantungkan hidup atau bekerja pada bidang pertanian, baik sebagai petani langsung atau pedagang produk dari hasil pertanian.
Bapak Umat Islam Indonesia, Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari juga memberikan perhatian besar terhadap para petani dan dunia pertanian. Beliau juga seorang petani dan pedagang yang sukses. Hadratussyaikh dalam salah satu tulisannya mengungkapkan “Pak Tani itulah penolong Negeri”.
Ungkapan tersebut semakin terasa terutama pada masa-masa seperti saat ini, di mana sektor pertanian ternyata terbukti menjadi tulang punggung negeri ini. Di tengah melemahnya ekonomi akibat pandemi yang melanda dunia, sektor pertanian justru mengalami pertumbuhan yang positif.
Pada masa awal pandemi atau sepanjang tahun 2020, hampir semua sektor ekonomi Indonesia menunjukkan penurunan, hanya sektor pertanian (dari mulai tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan) yang mencatatkan pertumbuhan positif.
Sedangkan sektor lain seperti industri, perdagangan, konstruksi, transportasi, dan akomodasi makan minum, semuanya mengalami pertumbuhan negatif. Menurut Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) sektor pertanian terus mengalami pertumbuhan. Dari sisi produk domestik bruto (PDB) pada 2020 saja sektor pertanian tumbuh 1,75 persen.
Menurut FAO (Food and Agriculture Organization), selama masa pandemi sektor pertanian Indonesia berhasil meningkatkan pertumbuhan PDB sekitar 2,19 persen. Bisa dikatakan dampak pandemi terhadap perekonomian Indonesia cukup tertolong oleh daya tahan sektor pertanian.
Pada masa awal pandemi Indonesia cukup khawatir akan ancaman pasok pangan, akibat munculnya aturan social distancing, namun data menunjukkan produksi padi pada 2020 justru mengalami peningkatan. Menurut data BPS produksi padi pada 2020 adalah sebesar 54,65 juta ton GKG (gabah kering giling), atau naik sebesar 45,17 ribu ton (0,08 persen) dibandingkan 2019. Jumlah tersebut jika dikonversi menjadi beras, produksi beras pada 2020 adalah sebesar 31,33 juta ton, atau mengalami kenaikan sebesar 21,46 ribu ton (0,07 persen) dibandingkan tahun 2019.
Selain itu, sektor pertanian juga menjadi penyelamat ekspor, dimana daya ekspor Indonesia mengalami peningkatan. Berdasarkan data BPS, ekspor di sektor pertanian pada Maret 2021 mengalami peningkatan hingga dua digit baik secara mtm (month to month) yang meningkat 27,06 persen maupun secara yoy (year on year) yang tumbuh sebesar 25,04 persen. Padahal antara tahun 2016 hingga 2018 pangsa ekspor pertanian Indonesia mengalami penurunan.
Semua data di atas bisa menjadi gambaran kita bahwa sektor pertanian betul-betul memegang peranan yang sangat penting. Dalam situasi pandemi dan perang ekonomi global seperti saat ini, sektor pertanian bisa menjadi tulang punggung negara yang memberikan kekuatan yang sangat berarti bagi tegaknya negara. Sehingga, sektor ini seharusnya mendapat perhatian, perlindungan, fasilitas serta bantuan yang cukup dari pemerintah.
Peran pertanian tentu akan semakin besar bila pemerintah terus berupaya memberikan dukungan kepada para pelaku pertanian. Sebagaimana ditulis Hadratussyaikh yang dikutip oleh Muntaha dari kitab Amalil Khuthaba:
”Pendek kata, bapak tani adalah goedang kekajaan, dan dari padanja itoelah Negeri mengeloearkan belandja bagi sekalian keperloean. Pak Tani itoelah penolong Negeri apabila keperloean menghendakinja dan diwaktoe orang pentjari-tjari pertolongan. Pa’ Tani itoe ialah pembantoe Negeri jang boleh dipertjaja oentoek mengerdjakan sekalian keperloean Negeri, jaitoe diwaktunja orang berbalik poenggoeng (ta’ soedi menolong) pada negeri; dan Pa’ Tani itoe djoega mendjadi sendi tempat negeri didasarkan.” []
Sumber: bps.go.id; merdeka.com; nu.or.id.