tebuireng.co – Birrul Walidain yang ditunjukkan Tiko alias Pulung Mustika Abimana dengan merawat seorang ibu sendirian menarik perhatian banyak kalangan. Kisah Tiko menjadi fenomena unik yang terjadi untuk anak muda.
Jagad digital kembali dihebohkan dengan kisah booming yang begitu menginspirasi, tentang seorang pemuda yang berbakti, merawat dan menghidupi ibunya. KIsah Tiko tersebut viral di media digital kemajuan internet. Simpatik pun bertubu-tubi datang untuk Tiko.
Di sebuah rumah mewah dua lantai, seharga milyaran rupiah, Tiko seorang pemuda 23 tahun bersama Ibu Eny, yang mengalami gangguan jiwa, tinggal dan menyambung hidup di dalamnya.
Kondisi keluarga yang mulanya tajir melintir ini, mengalami kemrosotan kekayaan yang satu persatu lenyap dengan menyisakan rumah megah dua antai.
Kisah Tiko, sang anak yang mulai merawat ibunya sejak 2011 dengan penyakit mentalnya, terpaksa harus tinggal di dalam rumah megah itu tanpa adanya aliran listrik dan air bersih.
Faktor keterbatasan biaya, dan tenggat waktu yang tak kunjung dipenuhi sejak 2011, membuat pihak berwenang akhirnya memotong aliran listrik dan air bersih.
Dalam kisah Tiko, ia hanya bisa pasrah, sebab dia dan ibunya akan tinggal tanpa aliran listrik. Para tetangganya berulang kali menawarkan bantuan namun, Tiko selalu menolak.
Diketahui, 5 tahun terakhir ini, Tiko bekerja menjadi satpam di lingkungan kompleknya. Maka dari penghasilan itu, dia dan ibunya bergantung.
Dikala hujan tiba, saat itulah kesempatan Tiko mengumpulkan air untuk keperluan mandi, masak, dan lain-lain. Sesekali, ibunya dapat berkomunikasi dengan normal tetapi tak jarang juga ibunya mengamuk.
Birrul walidain ala Tiko ditunjukkan dengan bakti dan ketulusan Tiko, di era yang serba digital ini tentunya menjadi perspektif baru dan refleksi dari birrul walidaini yang kian jarang ditemukan di era kemrosotan moral ini.
Terbukti, bukan hal yang mudah merawat seorang ibu dengan gangguan jiwa dalam rumah yang gelap, kotor, tanpa adanya air bersih. Birrul walidain ala Tiko selayaknya jadi inspirasi bagi generasi muda.
Layaknya kisah Uwais Al-Qarni, kisah Tiko sangat patut diapresiasi, melihat maraknya anak muda jaman sekarang yang semakin sulit digiring menuju hal positif menggunakan tongkat agama.
Tiko, menjadi bukti bahwa Allah bagaimanapun juga, pasti akan mengangkat derajat hambanya yang mau sabar dan tawakkal.
Perjuangan Tiko, membuahkan hasil dengan diangkat derajatnya. Kini, rumah yang gelap, kotor dan sunyi, tak lagi suram.
Kisah Tiko menarik simpatik banyak netizen dan para tetangga yang turut serta membersihkan rumah mewah itu, hingga banyak awak media yang mengangkat kisah inspiratif nya.
Oleh: Naffisa