• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Benarkah Perempuan Lebih Peduli Merawat Orang Tuanya?

tebuireng.co by tebuireng.co
2024-09-15
in Galeri, Resensi
0
Benarkah Perempuan Lebih Peduli Merawat Orang Tuanya. (Ist)

Benarkah Perempuan Lebih Peduli Merawat Orang Tuanya. (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Benarkah perempuan lebih peduli untuk merawat orang tuanya? Sebuah pertanyaan yang muncul setelah menonton film How To Make Millions before grandma die yang tayang di bioskop pada tanggal 26 Mei 2024, film ini juga sudah tayang di Netflix mulai tanggal 12 September 2024 dan sukses menjadi trending nomer 1 Top 10 movies in Indonesia today di Netflix.

Film ini berkisah mengenai seorang nenek yang bernama Amah mengetahui bahwa waktu meninggalnya tak akan lama, ia menginginkan kuburan yang bagus dengan dalih ketika ia telah tiada anaknya bisa berkumpul di tempat makamnya. Sementara, anak dan cucunya banyak yang mengincar akan hartanya.

Salah satunya adalah pemuda M yang memilih untuk merawat neneknya yang terkena penyakit kanker stadium akhir. Awalnya M mengincar harta warisan sang nenek. Lantaran ia terinspirasi dari temannya yang mendapatkan warisan 10 juta bath setelah merawat sang kakek.

Banyak strategi yang dilakukan M untuk mendapatkan warisan Amah, mulai dari membantunya berjualan, membantu kemoterapi penyakitnya, hingga keseharian aktivitas Amah. Bahkan langkahnya yang cepat ini, memposting rumah Amah untuk dijual.

Lambat laun M juga semakin bingung akan dirinya, memilih untuk merawat Amah dengan ketulusan atau mengejar kekayaan semata. Apalagi Amah yang kian hari semakin memburuk keadaanya.

Adegan paling menarik salah satunya ketika, Amah ngingau memanggil orang tuanya karena kesakitan akan penyakitnya dan supaya cepat meninggal.

Sebenarnya film ini sudah banyak didunia nyata yang endingnya mudah untuk ditebak, namun sang juga sutradara mengemasnya dengan baik, seperti dalam beberapa adegan yang dinilai seperti humor tapi mengharuskan penonton untuk mengeluarkan air matanya.

Apa yang menarik dalam film ini?

Jika fokus pada anak-anak Amah, akan terlihat bahwa yang paling peduli dengannya ialah anak perempuannya yang mengatakan kepada Amah bahwa “Anak laki-laki dapat aset, anak perempuan dapat penyakit” seolah bahwa perempuan yang selalu merawat orang tuanya ketika sudah tak berdaya.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh American Sociologi Association di Fransico mengatakan bahwa dibandingkan anak laki-laki, ternyata anak perempuan lebih peduli dengan ayah ibunya yang telah lanjut usia.

Sama halnya penelitian menurut Grigoryeva dari Princenton University dengan 26.000 peserta berusia diatas 50 tahun, memberikan catatan bahwa anak perempuan menghabiskan rata-rata 12,3 jam per bulan untuk mengasuh orang tuanya dan anak laki laki hanya menghabiskan 5,6 jam untuk mengasuh orang tuanya.

Angelina Grigoryeva juga mengatakan ketika anak laki-laki mempunyai saudara perempuan, mereka lebih melimpahkan tanggung jawab pengasuhan kepada saudara perempuan dengan alasan lebih peduli dan penyayang dibandingkan anak laki-laki.

Namun, yang lebih menarik lagi dalam film How To Make Millions before grandma die adalah transformasi karakter M yang awalnya merawat sang nenek untuk mengincar hartanya kemudian mulai berubah perlahan menjadi sikap empati yang sesungguhnya.

Hal ini menjadi landasan bahwa tidak hanya perempuan, dalam beberapa kasus, laki-laki juga bisa memiliki jiwa yang peduli terhadap orang tuanya. Pada akhirnya, sejatinya kepedulian untuk merawat orang tua kembali kepada kesadaran setiap individu, mengingat merawat orang tua yang sudah lanjut usia bukanlah hal yang mudah.

Penulis: Maulida Fadhilah Firdaus

Editor: Thowiroh

Baca juga: Lalai Riset dan Pengembangan, Indonesia Tertinggal

Previous Post

Fenomena Homesick dalam Perspektif Hadis

Next Post

Jawa Timur Juara 3 MTQ Nasional 2024

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Jawa Timur Juara 3 MTQ Nasional 2024. (Ist)

Jawa Timur Juara 3 MTQ Nasional 2024

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Lima Prinsip Dasar Menjaga Lingkungan Menurut Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi
  • Buka MQK 2025, Menag Dorong Eksplorasi Turats untuk Pelestarian Lingkungan
  • Erick Thohir: Sport Tourism Memiliki Peran Vital Pembangunan Bangsa
  • Menag Salurkan Bantuan ke Pesantren Al Khoziny dan Pastikan Pencegahan Kejadian Serupa
  • Buku-buku yang Pernah Dilarang di Indonesia

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng