• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Adab Berziarah kepada Wali Menurut Habib Ahmad Mujtaba

Oleh: Thowiroh

tebuireng.co by tebuireng.co
2024-01-18
in Keislaman
0
Adab Berziarah kepada Wali Menurut Habib Ahmad Mujtaba.(Ist)

Adab Berziarah kepada Wali Menurut Habib Ahmad Mujtaba.(Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Adab berziarah kepada wali penting untuk diketahui. Dalam hal ini, Habib Ahmad Mujtaba bin Shahab menjelaskan bahwa setidaknya terdapat tiga hal yang harus diperhatikan bagi orang yang hendak ziarah kepada wali Allah.

Yang pertama adalah mengangungkan dan menghormati wali. Hal ini karena  para wali memiliki kedudukan khusus disisi Allah. Para ulama mengatakan bahwa pada dasarnya mereka (para wali Allah) tidak pernah mati sehingga menghormati mereka saat berziarah adalah hal yang sudah seharusnya dilakukan.

Seperti yang dijelaskan oleh As-Syaikh Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad bahwa sesungguhnya orang-orang pilihan atau waliyullah jika mereka wafat, tidak hilang dari mereka kecuali jasadnya. mereka hidup dalam kubur mereka dan tidak lepas dari diri mereka sedikitpun ilmu, akal dan kekuatan ruhani mereka. Bahkan bertambahlah pada arwah- arwah mereka bashirah, ilmu, kehidupan ruhaniyah dan tawajjuh mereka kepada Allah setelah kematian. Dan jika arwah-arwah mereka bertawajjuh kepada Allah SWT dalam suatu hal atau hajat, maka Allah pasti memenuhinya dan mengabulkannya sebagai kehormatan bagi mereka.

Menurut Habib Ahmad Mujtaba, yang paling penting dalam menghormati adalah pengangungan dalam hati terhadap wali yang diziarahi. Adapun menghormati dalam hal etika dan sikap bisa disesuaikan dengan budaya setiap daerah karena setiap daerah memiliki cara masing-masing dalam sebuah penghormatan.

Adab yang kedua ketika hendak ziarah wali adalah bersedekah. Menurut Habib Ahmad Mujtaba, bersedekah sebelum berziarah hal yang di anjurkan merujuk pada firman Allah  yang menjelaskan tentang perintah kepada para sahabat untuk bersedekah kepada fakir miskin terlebih dahulu sebelum bertemu Rasulullah. Hal ini termaktub dalam surah Al-Mujadilah ayat 12

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نَاجَيْتُمُ الرَّسُوْلَ فَقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوٰىكُمْ صَدَقَةًۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَاَطْهَرُۗ فَاِنْ لَّمْ تَجِدُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu (ingin) melakukan pembicaraan rahasia dengan Rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum (melakukan) pembicaraan itu. Hal itu lebih baik bagimu dan lebih bersih. Akan tetapi, jika kamu tidak mendapatkan (apa yang akan disedekahkan), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Mujadilah :12)

Ayat ini kemudian menjadi referensi yang dianjurkan untuk diamalkan oleh setiap orang apabila ingin berziarah kepada para wali (kekasih Allah).

Adab yang ketiga yaitu memiliki masyhad (pola pandang baik ) kepada wali. Adapun adab yang ketiga ini merupakan hal yang sangat penting. Habib Ahmad Mujtaba menjelaskan bahwa apabila kita hendak berziarah kepada wali maka perbanyaklah berhusnudzan kepada mereka.

Menurutnya, Masyhad ibarat sebuah wadah yang dibawa ketika berziarah. Ketika masyhadnya besar (pola pandang terhadap wali sangat baik) maka kebaikan dan karunia yang akan diberikan oleh para wali juga akan besar.

Seperti yang sering dikatakan ulama “Al Madad ‘Ala Qadril Masyhad”. yang artinya, pemberian dan pertolongan Allah yang akan kita peroleh lewat guru kita, tergantung rasa ta’dzhim, keyakinan dan cara pandang kita terhadapnya. Wallahua’lam bisshowab.

Baca juga:Dua Kunci Menyikapi Perbedaan Menurut Habib Ahmad Mujtaba

Tags: Adab
Previous Post

Gubernur Jatim Resmikan Bangunan Huntara di Ponorogo

Next Post

Macam-macam Bentuk Kesalehan di Era Sekarang

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Macam-macam Bentuk Kesalehan di Era Sekarang

Macam-macam Bentuk Kesalehan di Era Sekarang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Lima Prinsip Dasar Menjaga Lingkungan Menurut Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi
  • Buka MQK 2025, Menag Dorong Eksplorasi Turats untuk Pelestarian Lingkungan
  • Erick Thohir: Sport Tourism Memiliki Peran Vital Pembangunan Bangsa
  • Menag Salurkan Bantuan ke Pesantren Al Khoziny dan Pastikan Pencegahan Kejadian Serupa
  • Buku-buku yang Pernah Dilarang di Indonesia

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng