tebuireng.co- Hati termasuk organ penting dalam tubuh sehingga memelihara kesehatan hati baik secara fisik ataupun batin menjadi sebuah keharusan bagi setiap manusia.
Para ulama menyebut hati sebagai rajanya anggota badan, sedangkan anggota badan sendiri adalah tentaranya sehingga apapun yang dilakukan anggota badan baik atau buruk tergantung dari apa yang diperintahkan oleh hati sebagai rajanya.
Sebagaimana dalam hadis yang menjelaskan bahwa hati merupakan faktor utama baik atau buruknya seseorang. Dalam hadis disebutkan:
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati ” (HR. Bukhari-Muslim)
Lalu bagaimana cara memelihara hati agar hati tersebut menjadi baik ?
Abuya Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun, Rektor Universitas Al-Ahgaff Tarim, Yaman. Menjelaskan bahwa ada enam cara yang bisa dilakukan manusia dalam memelihara hati.
Pertama adalah dzikir. Diantara cara memelihara hati ialah dengan memperbanyak dzikir kepada Allah sebagaimana perintah Allah dalam penggalan surah Ar-Ra’du ayat 28:
اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.(QS.Ar Ra’du:28)
Menurut Abuya, berdzikir merupakan gizi bagi ruh yang dapat Memperkuat ruh agar tetap bisa bersambung kepada Allah.
Kedua adalah syukur, yaitu memperbanyak syukur atas nikmat yang diberikan Allah berupa nikmat iman, sehat, panjang umur dan nikmat lainnya agar nikmat tersebut tidak habis dan terus diberi keberkahan. Allah berfirman
لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS.Ibrahim :7)
Bersyukur tidak hanya berhenti pada lisan saja tetapi harus dilanjut bersyukur dengan amal perbuatan dengan cara memaksimal nikmat yang diberikan Allah untuk memberi manfaat kepada diri sendiri dan orang lain. Seperti orang ahli ilmu bersyukur dengan mengajarkan ilmunya kepada orang lain, orang kaya bersyukur dengan memperbanyak sedekah dan seterusnya.
Ketiga adalah mahabbah (cinta). Diantara cara memelihara hati adalah dengan mengisi hati dengan rasa cinta. Menurut Habib Abdullah, ibadah paling sederhana yang bisa mengantarkan hamba pada derajat paling tinggi di sisi Allah adalah cinta. Yaitu dengan mencintai-Nya dan segala yang berhubungan dengan-Nya, rasul-Nya ,takdir-Nya, ciptaan-Nya dan lain lain. Sebab Allah memberikan rasa cinta dalam hati manusia adalah bertujuan agar manusia mencintai-Nya.
Keempat adalah (tsiqoh billah) yaitu yakin kepada Allah, keyakinan akan adanya rahmat dan pertolongan Allah adalah salah satu cara menjadikan hati tenang. Sedangkan ragu, takut dan was was merupakan sumber kegelisahan hati yang menjadikan manusia menjadi putus asa sebagaimana orang-orang kafir. Dalam Al-Qur’an disebutkan
وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ
“jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”
Kelima adalah istighfar. Manusia tidak akan luput dari bermaksiat kepada Allah baik yang disengaja ataupun tidak, maksiat merupakan faktor yang membuat hati menjadi kotor dan cara membersihkan nya adalah dengan beristighfar.
Menurut Abuya hati yang kotor ibarat baju yang terkena noda, tidak segera dicuci maka noda tersebut akan membandel dan sukar dihilangkan. Jika orang yang bermaksiat tidak segera bertaubat maka hati akan menjadi kotor yang akan berbuah hasud, iri dan dengki.
Keenam adalah Farh (Bahagia) yaitu berusaha agar hati selalu merasa bahagia, sebab bahagia yang dirasakan oleh hati akan menimbulkan energi positif baik untuk dirinya sendiri ataupun orang lain disekitarnya.
Demikian beberapa cara dari Abuya Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun dalam memelihara hati agar hati senantiasa baik dan membuahkan prilaku dan akhlak yang baik.
Wallahua’lam Bisshowab.
Baca juga: Ijazah Dipermudah Pergi ke Tarim dari Habib Ahmad Mujtaba

