tebuireng.co- Tarim adalah kota kecil yang berada dalam provinsi Hadramaut di negara Yaman. Kota ini dikenal dengan sebutan kota seribu wali karena banyaknya para waliyullah yang berada di sana. Banyaknya pesantren, ribath dan majelis ilmu lainnya juga menjadikan kota ini sebagai kota impian banyak orang dari berbagai negara.
Mayoritas para ulama yang berdakwah di berbagai negara di belahan dunia berasal dari kota Tarim. Selain untuk menimba ilmu dengan sanad yang jelas dari para ulama yang masih hidup. Mengalap berkah dengan menziarahi makam-makam para wali yang sudah wafat juga menjadi salah satu tujuan mengapa banyak sekali orang yang ingin mengunjungi kota ini.
Zambal adalah salah satu wilayah pemakaman yang sangat terkenal di kota Tarim. Selain karena mayoritas merupakan makam para wali, di sana juga terdapat makam para sahabat ahli badar yang gugur dalam peperangan.
Habib Mujtaba bin Syahab, salah satu habaib asal Palembang memberikan ijazah yang bisa diamalkan oleh para pecinta kota Tarim agar dimudahkan Allah pergi ke kota Tarim yaitu dengan membaca ” ياتريم واهلها ” “Yaa Tariim Wa Ahlaha” 70 kali dalam sehari. Ia menjelaskan bahwa barang siapa yang istiqamah membacanya tidak akan mati sebelum berkesempatan ziarah ke Tarim.
Dalam segi sanad, dijelaskan bahwa amalan ini ia dapatkan pertama kali dari gurunya yaitu Habib Ali Masyhur (kakak Habib Umar), Habib Ali Masyhur dari Habib Salim bin Hafidz (kakek beliau), Habib Salim bin Hafidz dari Sayyid Idrus bin Umar Al Habsyi, Sayyid Idrus bin Umar Al Habsyi dari Sayyid Ahmad bin Muhammad Al Muhdor ( pencetus bacaan ya tariim wa ahluha)
Menurut Habib Abdul Qadir Baa’bud bacaan “ya tarim wa ahlaha” adalah sebagai tawasul. Sehingga dengan barakah kota Tarim yang penuh berkah beserta para ahlinya (penduduknya) akan mempermudah dikabulkannya hajat oleh Allah.
Begitu pula Tuan Guru Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari atau Guru Sekumpul menjelaskan bahwa dzikiran ya tariim wa ahluha dapat mempermudah seseorang terkabulkan hajatnya dengan cara membaca dzikiran ini sebanyak tujuh kali setiap malam.
Tarim yang penuh dengan sumber keilmuan ini menjadi kota yang paling diimpikan bahkan dirindukan oleh para pencari ilmu bahkan meraka yang tidak pernah menginjakkan kaki di sana. Al Habib Abdurrahman Assegaf pernah berkata bahwa Jalanan Kota Tarim adalah laksana guru bagi mereka yang tidak memiliki guru.
Al-Habib Ahmad bin Hasan al-Attas menjelaskan mengapa ulama mengumpamakan jalanan Tarim seperti guru karena jika seorang berjalan di jalanan Kota Tarim ia akan menemukan banyak orang yang akan menunjukkan kebaikan atau majelis ilmu atau bahkan menasehatinya jika terdapat kekurangan dalam ilmu maupun akhlaknya.
Wallahua’lam bisshowab.
Baca juga: Profil Singkat al-Habib Husein bin Abu Bakar Luar Batang