tebuireng.co – Kongres IPPNU ricuh jadi pembahasan banyak kaum nahdliyin. Kongres XIX IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama) yang digelar di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta pada tanggal 12-15 Agustus 2022 dihiasi aksi lempar kursi.
Kongres ke-20 IPNU mengangkat tema Akselerasi Pelajar NU untuk Indonesia Maju. Sementara Kongres Ke-19 IPPNU mengangkat tema ‘Bersama Pelajar Putri, Bersama Pulih Kembali’.
Kongres IPPNU ricuh lantaran karena munculnya dugaan oknum yang tidak netral dalam kegiatan kongres berlangsung. Hal tersebut terjadi karena adanya keberpihakan antara panitia kongres dengan salah satu kandidat ketua.
Kongres yang diikuti peserta dari berbagai wilayah IPPNU se-Indonesia ini dianggap tidak netral. Salah satu Pimpinan Wilayah IPPNU, NHM sangat menyesalkan atas kejadian tersebut.
Para peserta Kongres IPPNU ricuh juga karena merasakan adanya penekanan dari panitia semenjak registrasi peserta yang tidak sesuai dengan tata tertib yang berlaku, pembagian ID Card yang tidak merata hingga nama-nama peserta kongres berbeda dengan yang telah terdaftar.
“Jadi terinderifikasi para panita ini mendukung salah satu calon namanya Whasfi Velasufah dimulai dari registrasi banyaknya peserta utusan dari wilayah tidak diberikan id card, sejak semalam juga pada saat pembacaan tata tertib terjadi kericuhan karena pimpinan sidang sudah sangat jelas tidak netral kepada forum,” jelas NHM sebagaimana dilansir dari bacamalang.com (Sabtu, 13/08/2022).
Selain Kongres IPPNU ricuh karena tekanan itu, penekanan juga dilakukan oleh Cabang kepada Wilayah agar berpihak kepada salah satu kandidat tersebut. Hal inilah yang membuat Kongres IPPNU ricuh dan berjalan tidak semestinya dan banyak Pimpinan Cabang IPPNU yang sepakat untuk membuat Kongres tandingan.

Beredar juga video dari lokasi Kongres Ikatan Pelajar Putri (IPPNU) NU yang berlangsung Asrama Haji Pondok Gede Jakarta wanita berjilbab membanting kursi dan merusak tanaman hias di panggung utama.
Kericuhan juga terjadi pada proses registrasi Kongres Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ke-XX. Kegiatan yang berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur ini dinilai kurang persiapan yang matang oleh panitia pelaksana.
Seharusnya, peserta kongres diwajibkan untuk mendaftarkan ulang pada Kamis (11/8/2022) malam setelah tiba di lokasi kongres.
Namun realita yang terjadi di lapangan pendaftaran peserta baru dibuka pada Jum’at (12/8/2022) pagi di Gedung Serba Guna (SG) 1 dengan mekanisme pos pendaftaran per kawasan (pulau).
Beberapa pos pendaftaran terlihat begitu lama dan mengakibatkan antrian panjang. Hal ini dirasakan oleh kontingen dari wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Namun untuk registrasi wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur tampak lebih lancar dan kondusif.
Peserta juga mengaku kecewa atas kurangnya keamanan dalam penertiban pendaftaran yang menyebabkan beberapa pelanggaran masuk, dan mengakibatkan pengecekan berkas menjadi tidak tertib.