• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Tan Malaka dalam Sebuah Novel

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2022-02-22
in Tokoh
0
Tan Malaka dalam Sebuah Novel

Tan Malaka dalam Sebuah Novel

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Sejarah Kehidupan Tan Malaka sebagai pembahasan dalam buku ini sesuai dengan judul pada cover (Tan, Sebuah Novel), dikemas dengan bahasa novel, namun tidak mengurangi niat utama Hendri Teja untuk menuliskan sejarah dengan bahasa yang runtut dan memahamkan. Sebagai seorang pembaca, selama rangkaian proses menyimak kata demi kata seolah saya sedang diundang dan duduk berbincang langsung oleh seorang Tan Malaka.

Sudut pandang orang pertama selalu memberikan keunggulan bagi penulis dalam mentransfer konten cerita. Terlebih substansi yang hendak disampaikan adalah sejarah. Sungguh ngeri-ngeri sedap kelihaian Hendri dalam mengarang novel ini.

Buku setebal 427 halaman ini mengisahkan seorang Ibrahim (nama asli dari Tan Malaka) yang rela melepaskan gelar adatnya sebagai Datuk, demi melanjutkan kuliah di Rijkweekschool Haarlem Belanda sedang tokoh adat sangat menentang.

Tan Malaka yang tumbuh dan dibesarkan dalam adat luhur tanah Minang mulai mengenal paham sosialis ketika di tanah rantauan, Belanda. Beberapa tokoh seperti Wouters, Sneevlit menjadi penggerak dan pengantar perjuangan Tan Malaka menegakkan kesamaan derajat antara pribumi maupun bangsa Netherland/penjajah. Perkumpulan Pelajar Hindia Belanda (PPHB) semasa di Belanda juga turut memberikan dukungan dan ruang bagi Tan untuk mengembangkan potensi serta kegelisahan atas nasib bangsa sendiri. Tidak menuntaskan pendidikan di Belanda, ia kembali ke daratan Sumatera Utara untuk menjadi pengajar.

Nalurinya tidak tahan melihat penindasan dan kesewenangan yang mengantarkannya pada gerakan dari kelas bawah yang semakin masif. Meninggalkan Sumatera ia lanjutkan kiprah juang di Jawa melalui Serikat Dagang Islam, membangun Sekolah Rakyat untuk kaum Kromo di Semarang hingga didaulat menjadi pemimpin PKH (Partai Komunis Hindia).

Hendri meluruskan pandangan pembaca akan siapa tokoh Tan Malaka sesungguhnya, Tan dikisahkan sebagai seorang pemimpin Komunis yang mencita-citakan persatuan kelompok Komunis dan Islam kala itu. Dari internal ia banyak ditentang, dari Gubermen ia dikejar karena dianggap mengancam.

Hingga diakhirkan pada cerita Tan Malaka kembali ditangkap Hendrik, komisaris PID dan terancam dibuang ke Boven Digul. Dibumbui dengan sekilas perjalanan asmara antara Tan, Fenny dan Enur seolah menjadi pelengkap cita rasa sempurnanya sejarah kehidupan dan perjuangan.

Pesan moral yang terbangun dari sejarah dalam novel ini adalah kobaran semangat para aktivis dan pejuang harus tetap dinyalakan. Bukti pengkhianatan sudah banyak terjadi, maka aktivis harus mengambil peran dan pelajaran.

Karya : Hendri Teja
Harga : Rp. 74.000
Penerbit : Javanica
Halaman : 427
Tahun cetak : 11 Februari 2016

Oleh: Denta Fatwa

Tags: Biografi
Previous Post

Yenny Wahid Dirikan Pesantren Pemograman di Yogyakarta

Next Post

Tiga Amalan Melancarkan Rezeki

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
tiga amalan melancarkan

Tiga Amalan Melancarkan Rezeki

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Mubeng Beteng, Tradisi Masyarakat Yogyakarta Memasuki Bulan Muharam
  • Jalanan dan Kaitannya dengan Karakter
  • Santri Ikuti Seleksi CBT MQKN 2025, Tujuh Kode Ujian Catat Skor Sempurna
  • Serangan Iran Dinilai Jadi Babak Baru dalam Sejarah Israel
  • Ferry Irwandi: Logical Fallacy Argumen Gus Ulil

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng