• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Kunjungi Tebuireng, Hilmar Farid Wakili Kemdikbud Ristek

Hilmar Farid Mengunjungi Pondok Pesantren Tebuireng untuk Minta Maaf Terkait Kamus

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2021-05-26
in Kebangsaan, News, Tebuireng
0
Kunjungi Tebuireng, Hilmar Farid Wakili Kemdikbudristek Minta Maaf Terkait Kamus
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Jombang, Tebuireng.co – Konflik terhapusnya nama KH M Hasyim Asy’ari di kamus sejarah mengantar Dirjen Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) RI, Hilmar Farid berkunjung ke Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.

Kedatangan Hilmar beserta rombongannya dalam rangka meminta maaf atas kejadian hilangnya nama KH M Hasyim Asy’ari di kamus sejarah Indonesia beberapa waktu lalu.

Hilman diterima oleh keluarga besar keturunan Kiai Hasyim Asy’ari di Ndalem Kasepuhan Pesantren Tebuireng dan dipimpin KH Abdul Hakim Mahfudz.

“Kami meminta maaf atas khilaf masa lalu. Kebetulan dalam momen lebaran. Kami akan melakukan perbaikan atas kesalahan tersebut,” jelasnya, Rabu (26/5).

Hilmar mengatakan pihaknya sudah melakukan pembenaran atas kekurangan itu. Ia juga menegaskan bahwa draf yang beredar tersebut belum final. Seharusnya tidak diedarkan ke publik. Beberapa tokoh, selain KH Hasyim Asy’ari juga belum masuk.

“Kami sekalian mengklarifikasi bahwa kami tidak ada maksud secara sengaja menghilangkan tokoh-tokoh sejarah, terutama Mbah Hasyim,” imbuh Hilman.

Sementara itu, perwakilan keluarga KH. Hasyim Asy’ari, Nyai Lili Chadidjah Wahid menjelaskan menyesalkan kasus ini terjadi di tengah generasi muda bangsa ini semakin jauh dari sejarah.

“Anak Sekolah Dasar sekarang ini sudah tidak paham soal sejarah,” tegas putri KH Wahid Hasyim ini.

Menurutnya, penting memberikan koreksi terhadap kamus sejarah sebagai bentuk menjaga sejarah Indonesia agar tidak menjauh dari cita-cita pendiri bangsa. Baginya sejarah merupakan pintu masuk membenahi kondisi sejarah Indonesia.

Ia menganggap, membuat kamus saja tidak cukup, pekerjaan rumah besarnya dapat memperkenalkan tokoh sejarah dan heroiknya kepada generasi penerus bangsa.

“Jangan hanya buat kamus sejarah, ahrus ada yang lain,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin menjelaskan jika sosok KH Hasyim Asy’ari bukan hanya sosok pendiri NU dan Tebuireng.

Baginya, Kiai Hasyim lebih dari itu karena merupakan tokoh pemersatu umat Islam dan memiliki pengaruh yang besar untuk masa depan Indonesia. Sehingga aneh ketika nama besar Kiai Hasyim tidak tercantum dalam kamus tersebut.

“Wajar jika banyak yang melontarkan respon. Karena nama Kiai Hasyim milik semuanya,” ujarnya.

Secara khusus, Gus Kikin merasa senang dengan hadirnya Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid ke Pesantren Tebuireng, hal ini menandakan keseriusan dari pemerintah untuk memperbaiki kekeliruan sebelumnya.

Selain itu, memang ada beberapa isu penting yang ingin pimpinan Tebuireng bahas dengan Kementrian pendidikan. Khususnya berkaitan dengan Museum Islam Indonesia Hasyim Asy’ari yang masih mangkrak.

Kunjungi Tebuireng, Hilmar Farid Wakili sedang meninjau Museum Islam Indonesia Hasyim Asy’ari

“Saya sedang memikirkan museum, kemudian ada isu seperti ini (kamus sejarah), saya merasa ada satu kebetulan yang menjadikan alhamdulillah Pak Dirjen bisa datang ke Tebuireng,” tutup Gus Kikin.

Usai diskusi bersama keluarga besar Tebuireng, Hilmar dan stafnya mengunjungi Museum Islam Indonesia Hasyim Asy’ari di Kawasan Parkiran Makam Gus Dur. Hal ini guna mengetahui sejauh mana kondisinya dan apa yang harus dilakukan ke depan untuk mengembangkan museum.

Tags: Hilmar FaridKemdikbudristekTebuireng
Previous Post

Pesan Nyai Farida Salahuddin: Mulai Kebaikan dari Diri Sendiri

Next Post

Peneguhan Kembali Nasionalisme dan Corak Islam Kultural ala Nahdlatul Ulama

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Peneguhan Kembali Nasionalisme dan Corak Islam Kultural ala Nahdlatul Ulama

Peneguhan Kembali Nasionalisme dan Corak Islam Kultural ala Nahdlatul Ulama

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng