• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Gus Iqdam: Kebinasaan Umat Nabi Terletak pada Dua Hal Ini

Oleh: Yusni Ainur Rohmah

tebuireng.co by tebuireng.co
2023-08-15
in Kiai, Pengajian
0
Gus Iqdam Kebinasaan Umat Nabi Terletak pada Dua Hal ini

Gus Iqdam Kebinasaan Umat Nabi Terletak pada Dua Hal ini Foto: Muhibbin kang santri

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Nama pendakwah muda Muhammad Iqdam Kholid alias Gus Iqdam makin dikenal dan banyak jamaahnya. Ceramah yang ia sampaikan kerap kali viral dan jamaahnya pun berasal dari berbagai latar belakang.

Dalam ceramahnya yang diunggah oleh kanal YouTube Kisah Lintas Dimensi (11/8/24), kiai muda NU alumni Pondok Pesantren Ploso, Kediri tersebut menyampaikan kunci agar urusan dunia dan agama bisa selamat.

Gus Iqdam menyampaikan sebuah hadis Nabi Muhammad SAW :

هَلَاكُ أُمَّتِيْ فِيْ شَيْئَيْنِ تَرْكِ العِلْمِ وَجَمْعِ المَالِ

Kebinasaan umat Nabi Muhammad terletak pada dua hal, yaitu

Petama, meninggalkan ilmu. Umat Nabi Muhammad menuju kebinasaanya jika hanya menghabiskan waktunya pagi, siang, sore, malam untuk bekerja, dan mereka merasa tidak butuh lagi terhadap ilmu, tidak mau mengaji, tidak mau bersholawat, hal ini menjadi tanda kehancuran.

Kedua, mengumpulkan harta. Umat Nabi menuju kehancuran apabila hidupnya hanya untuk bekerja dan mengumpulkan harta hingga ia mengabaikan ibadah dan mencari ilmu.

Jika kedua hal ini terjadi dalam suatu kaum, maka nantinya Allah akan menurunkan bala’ (cobaan) pada kaum tersebut.

Dalam ceramah tersebut Gus Iqdam juga menuturkan hadis Nabi Muhammad SAW.  yang diriwayatkan oleh Sayidina Ali bin Abi Thalib karomallahu wajhah :

 عَنْ عَلِىّ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ أَنَّهُ قَالَ: لاَ يَزَالُ الدِّيْنُ وَ الدُّنْيَا قَائِمَيْنِ مَادَامَتْ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ: مَادَامَ اْلأَغْنِيَاءُ لاَ يَبْخَلُوْنَ بِمَا خُوِّلُوْا وَ مَادَامَ الْعُلَمَاءُ يَعْمَلُوْنَ بِمَا عَلِمُوْا وَ مَادَامَ الْجُهَلاَءُ لاَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَمَّا لَمْ يَعْلَمُوْا وَ مَادَامَ الْفُقَرَاءُ لاَ يَبِيْعُوْنَ آخِرَتَهُمْ بِدٌنْيَاهُمْ

Agama dan dunia akan selalu berdiri tegak jika menjaga 4 perkara ini

1. Selama orang kaya itu tidak pelit (dermawan) dengan apa yang dimilikinya

Menurut Imam Nawawi Al-Bantani, yang dimaksud orang dermawan adalah orang yang mau memberi pada orang yang membutuhkan. Orang tersebut tahu apa yang dibutuhkan orang lain di sekitarnya. Jadi dia melakukan hak-haknya dengan benar. Karena dia tahu dalam hartanya terdapat hak orang lain.

2. Selama para ulama masih mengamalkan ilmunya.

Ulama tersebut peduli, segan untuk mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada khalayak dan mau mendoakan mereka. Ia memerintah perkara yang ma’ruf dan mencegah perkara mungkar.

3. Selama orang yang bodoh tidak sombong atas perkara yang tidak diketahuinya dan mengakui ketidaktahuannya

Jika memang tidak tahu, maka tidak perlu ikut mengatur. Kiai Munif Djazuli, Ploso, Guru Gus Iqdam pernah berkata: “kowe, nek uripmu kepingin ayem tentrem, nikmati saja bagianmu masing-masing” (Jika kalian ingin hidup damai tenteram, nikmati saja bagianmu masing-masing).

4. Selama orang-orang fakir tidak menjual akhiratnya dengan dunia.

Artinya jika belum punya harta, dia bisa bersabar, bersikap tenang tapi tetap bekerja. Jangan sampai terpuruknya ekonomi menjadikannya melakukan hal-hal tidak pantas yang diharamkan, seperti mencuri, melakukan pesugihan, dan lain sebagainya.

Gus Iqdam mengakhiri ceramah dengan berpesan kepada santri-santrinya untuk tetap mengingat ibadah, baik dalam kondisi ekonomi yang terpuruk maupun dalam kondisi ekonomi yang stabil, susah maupun senang.

Penulis: Yusni Ainur Rohmah

Editor: Zainuddin Sugendal

Baca juga: Gus Iqdam Ungkap Pentingnya Sanad dalam Berilmu

Previous Post

Empat Arahan Presiden Jokowi Atasi Polusi Udara di Jakarta

Next Post

Dinamika Perang Dunia 2 dan Dampaknya Terhadap Indonesia

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Dinamika Perang Dunia 2 dan Dampaknya Terhadap Indonesia

Dinamika Perang Dunia 2 dan Dampaknya Terhadap Indonesia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng