• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Versi Imam Ghazali, Lailatul Qadar Tahun ini Jatuh pada Puasa ke-27

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2021-05-03
in Keislaman
0
Versi Imam Ghazali, Lailatul Qadar Tahun ini Jatuh pada Puasa ke-27

Versi Imam Ghazali, Lailatul Qadar Tahun ini Jatuh pada Puasa ke-27

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sayyid Abu Bakar Satho’ dan juga beberapa Ulama lainnya memberikan penjelasan terkait lailatul qadar, sebagaimana disebut dalam Kitab I’anatut Thalibin juz 2, hal. 257, dimana ia menukil pendapat Imam Al-Ghazali bahwa cara untuk mengetahui jatuhnya malam Lailatul Qadar bisa dilihat dari hari pertama dari bulan Ramadhan:


قال الغزالي وغيره إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء فهي ليلة تسع وعشرين أو يوم الاثنين فهي ليلة إحدى وعشرين أو يوم الثلاثاء أو الجمعة فهي ليلة سبع وعشرين أو الخميس فهي ليلة خمس وعشرين أو يوم السبت فهي ليلة ثلاث وعشرين قال الشيخ أبو الحسن ومنذ بلغت سن الرجال ما فاتتني ليلة القدر بهذه القاعدة المذكورة. 


Artinya: Pertama, jika awal Ramadhan jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke-29.Kedua, jika awal Ramadhan jatuh pada hari Senin maka lailatul qadar jatuh pada malam ke-21.Ketiga, jika awal Ramadhan jatuh pada hari Selasa atau Jum’at maka lailatul qadar jatuh pada malam ke-27.Keempat, jika awal Ramadhan jatuh pada hari Kamis maka lailatul qadar jatuh pada malam ke-25.Kelima, jika awalnya jatuh pada hari Sabtu maka lailatul qadar jatuh pada malam ke-23.


Keterangan ini diperkuat oleh Syaikh Abu Hasan As-Syadzili yang berkata: “Semenjak saya menginjak usia dewasa lailatul qadar tidak pernah meleset dari jadwal atau kaidah tersebut (pendapat Imam Ghazali).” Kaidah ini sesuai dengan keterangannya dalam Hasyiah al-Jamal, hal. 480: 


كما اختاره الغزالي وغيره وقالوا إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر فإن كان أوله يوم الأحد أو الأربعاء فهي ليلة تسع وعشرين أو يوم الاثنين فهي ليلة إحدى وعشرين أو يوم الثلاثاء أو الجمعة فهي ليلة سبع وعشرين أو يوم الخميس فهي ليلة خمس وعشرين أو يوم السبت فهي ليلة ثلاث وعشرين.

Berbeda dari keterangan yang dinukil dari kitab I’anatut Thalibin, Syeikh Burhanuddin Ibrahim al-Bajury Bin Syeikh Muhammad al-Jizawi Bin Ahmad dalam kitab Hasyiah al-Bajury juz 1, Hal. 304, membuat rumus lain yang berbeda dengan rumus yang dibuat oleh Imam Al-Ghazali:


وإن اجميعا إن نصم يوم جمعة # ففى تاسع العشرين خذ ليلة القدر

Jika awal Ramadhannya hari jumat maka lailatul qadar pada malam ke-29.


وإن كان يوم السبت أول صومنا # فحادي وعشرين إعتمده بلاعذر

Jika awal puasanya hari sabtu maka pada lailatul qadar jatuh pada malam ke-21


وإن هلّ يوم الصوم فى أحد # ففى سابع العشرين مارمت فاستقر

Jika awal Ramadhan yaitu hari Ahad maka pada lailatul qadar jatuh malam ke-27


وإن هلّ بالإثنين فاعلم بأنّه # يوافيك نيل الوصل فى تاسع العشرى 

Jika pada Senin maka pada malam ke-29


 ويوم الثلاثا إن بدا الشهرفاعتمد # على خامس العشرين تحظ بها القدر 

Jika Selasa maka pada lailatul qadar jatuh pada malam ke-25


 وفى الأربعاء إن هلّ يامن يرومها # فدونك فاطلب وصلها سابع العشي


 Jika awal puasanya hari Rabu maka lailatul qadar jatuh pada malam ke-27

ويوم الخميس إن بدا الشهر فاجتهد # توافيك بعد العشر فى ليلة الوتر


Namun, jika awal Ramadhan pada hari Kamis maka lailatul qadar jatuh pada sepuluh akhir malam-malam ganjil.
Merujuk dari ketrangan rumus lailatul qodar di atas terdapat dua pendapat:


Pertama, apabila merujuk pada rumus Imam Ghozali maka malam lailatul qadar jatuh pada malam ke 27 ramadhan. Hal ini bertepatan pada hari Sabtu malam Ahad tanggal 09 Mei 2021. Hal ini disebabkan awal ramadhan tahun ini dimulai pada hari selasa.
Kedua, jika merujuk pada rumus Syaikh Bajuri maka malam lailatul qadar tahun ini jatuh pada malam 25 ramadhan dan bertepatan pada hari Kamis malam Jum’at tanggal 6 Mei 2021.

Sebagai muslim yang benar-benar ingin mencari keberkahan ramadhan maka ada baiknya memanfaatkan keduanya. Karena sejatinya dua pendapat ini tidak saling bertentangan. Keduanya juga bisa dilakukan secara bergilir.

Tags: Imam Ghozalilailatul qadarpuasaramadhan
Previous Post

Ketika Kiai Hasyim Asy’ari di Siwalan Panji

Next Post

Tatakrama Bertamu Ke Rumah Allah

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Tatakrama Bertamu Ke Rumah Allah

Tatakrama Bertamu Ke Rumah Allah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Mubeng Beteng, Tradisi Masyarakat Yogyakarta Memasuki Bulan Muharam
  • Jalanan dan Kaitannya dengan Karakter
  • Santri Ikuti Seleksi CBT MQKN 2025, Tujuh Kode Ujian Catat Skor Sempurna
  • Serangan Iran Dinilai Jadi Babak Baru dalam Sejarah Israel
  • Ferry Irwandi: Logical Fallacy Argumen Gus Ulil

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng