Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) jelaskan tiga pilar penting yang harus diperhatikan dalam mempertahankan kemerdekaan. Hal tersebut disampaikan dalam upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-88 Republik Indonesia (RI) yang dilaksanakan di Lapangan Universitas Hasyim Asy’ari. Ahad (17/08/25).
Menurut Gus Kikin, tiga pilar penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia ini sebagaimana yang menajadi tema HUT RI pada tahun 2025 yakni Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera Indonesia maju,
Pilar pertama yakni bersatu dan berdaulat. Menurutnya, persatuan merupakan kekuatan terbesar bangsa Indonesia seperti yang diajarkan para ulama di pesantren bahwa kekuatan sejati terletak pada persatuan dalam keberagaman.
Ia menjelaskan bahwa dalam aspek persatuan bangsa, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari telah menunjukan sikap yang sangat inklusif dan nasionalisme. Yakni meskipun sebagai ulama islam, Hadratussyaikh selalu memahami bahwa Indonesia merupakan negara yang plural dengan berbagai suku, agama maupun budaya.
“Pemahaman tersebut tercermin dalam beberapa sikap dan tindak nyata yakni dukungannya terhadap konsep Pancasila sebagai dasar negara,” ungkap Gus Kikin.
Selain itu, lanjutnya, Hadratussyaikh juga aktif membangun dialog dan kerja sama lintas agama dan golongan serta hubungan yang baik dengan tokoh nasional lain dari latar belakang yang berbeda.
Hal ini menunjukan komitmennya terhadap persatuan bangsa diatas kepentingan golongan. Juga melalui NU, Hadratussayikh juga telah merumuskan konsep islam yang moderat.
“para pendiri bangsa telah memberikan pondasi yang kuat melalui Pancasila dan undang-undang dasar 1945, sehinnga saat ini para generasilah yang harus menjaga dan mengamalkannya,” terangnya.
Pilar kedua dalam mempertahankan kemerdekaan yakni rakyat yang Sejahtera. Bagi Gus Kikin, kemerdekaan sejati ialah ketika seluruh rakyat Indonesia dapat merasakan kesejahteraan yang merata. Seperti yang menjadi cita cita para pendahulu bangsa yang tertuang dalam UUD 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Kita harus memastikan bahwa kemerdekaan ini bisa dinikmati oleh seluruh anak bangsa tanpa terkecuali,” ujar Pengasuh Pesantren Tebuireng tersebut.
Pilar ketiga yakni Indonesia maju. Gus Kikin menjelaskan bahwa kemajuan Indonesia tidak hanya diukur oleh pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dilihat dari kualitas sumber daya manusia, kemajuan teknologi, dan kekuatan karakter bangsa. Sehingga salah satu kunci dalam mencapai kemajuan tersebut yakni dengan meratanya akses pendidikan.
“Indonesia maju merupakan Indonesia yang mampu bersaing di kancah global tanpa kehilangan jati dirinya. Sementara, bangsa yang maju ialah bangsa yang memiliki keunggulan kompetitif dalam berbagai bidang namun tetap berpegang teguh pada nilai-nilai teguh Pancasila,” tandasnya.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Diri, Gus Kikin Dorong Santri Belajar hingga ke Luar Negeri