• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Tatakrama Bertamu Ke Rumah Allah

tebuireng.co by tebuireng.co
2021-07-04
in Keislaman
0
Tatakrama Bertamu Ke Rumah Allah

Tatakrama Bertamu Ke Rumah Allah

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Pada masa sepuluh hari bulan Ramadhan ini, perlu kiranya kita berdoa semoga Allah Swt menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang salih dan patuh kepada ajaran agama dan menjadikan kita sebagai umat nabi Muhammad yang menggantungkan hati kepada masjid. Sehingga kita termasuk hamba yang mendapat naungan Allah di saat tidak ada naungan selain naungan-Nya.  Semoga Allah Swt, membukakan pintu hati kita untuk terus rajin beribadah dan menjadikan masjid sebagai tempat terindah untuk menumpahkan segala curahan hati.

Masjid sebagai rumah ibadah umat muslim, tempat di mana seseorang bisa asik bemunajat kepada  Sang Khalik. Sehingga perlu adanya adab atau tatakrama saat seorang hamba bertamu ke sana.

Berikut beberapa hal mengenai tatakrama ketika menjadi tamu di rumah Allah yang disarikan dari kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Abu Hamid al-Ghazali (hlm 22-24).

Membersihkan Diri

Seperti halnya tatakrama dalam bertemu, hendaknya kita berupaya untuk menjadi tamu yang baik di rumah orang yang kita kunjungi. Maka sebelum berangkat menuju masjid, perlu kiranya kita membersihkan diri dari kotoran dan hadas dengan cara mandi dan berwudhu. Alangkah lebih bagus jika ditambah dengan memakai pakaian yang bersih dan memakai parfum.

Sebelum berangkat ke masjid dianjurkan shalat dua rakaat terlebih dahulu di rumah sebagaimana anjuran Rasulullah  Saw, Setelah itu barulah berangkat menuju masjid sambil di dalam hati membuat pengakuan kepada Allah bahwa perjalanannya ke masjid bukanlah karena niatan sia-sia, bukan karena pamer dan berbangga-bangga akan ibadah tetapi murni karena takut kepada Allah, juga karena mengharap ridho dan ampunan-Nya.

Baca Juga : Kitab Fasholatan, Panduan Melaksanakan Ibadah Shalat

Mendahulukan kaki kanan dan berdoa

Saat masuk masjid, sunah mendahulukan kaki kanan. Hal demikian itu juga berlaku di tempat-tempat yang mulia seperti tempat-tempat perkumpulan majelis dzikir, sekolah, dll. Saat melangkahkan kaki kanan hendaknya membaca doa:

اللّهم افتح لي ابواب رحمتك

Kemudian saat ke luar masjid membaca doa:

اللهم اني اسئلك من فضلك

Shalat Tahiyyatul Masjid

Sebelum duduk di dalam masjid, sunah melaksanakan shalat dua rakaat dengan niat tahyatulmasjid. Seseorang hendaknya tidak langsung duduk tanpa melakukan shalat lebih dulu. Shalat tahyatul masjid bukan berarti berniat untuk memuliakan masjid semata tetapi tetap tujuannya ibadah kepada Allah Swt dan mengikuti tuntunan Rasulullah Saw.

Apabila dalam keadaan sempit boleh menggabungkan niat shalat tahyatul masjid dengan shalat yang lain misalkan dengan shalat wajib atau dengan shalat sunah lain seperti shalat sunah rawatib, tahajud, dan lain sebagainya. Menggabungkan dua niat tersebut tetap mendapat pahala yang berlipat.

Niat Itikaf

Setelah melaksanakan shalat tahyatul masjid dianjurkan untuk ber-itikaf. Itikaf adalah berdiam diri di dalam masjid. Hal itu menjadi amalan yang disunahkan Rasulullah Saw . Seseorang yang ber-iitikaf akan tetap mendapat pahala meskipun hanya berdiam diri tanpa melakukan ibadah seperti shalat, membaca al-Qur’an, berdzikir, dsb. Apalagi itikaf sambil melaksanakan ibadah lain tentu akan menambah nilai pahalanya.

Tags: Rumah AllahTatakrama
Previous Post

Versi Imam Ghazali, Lailatul Qadar Tahun ini Jatuh pada Puasa ke-27

Next Post

Kata ‘Husnul khatimah’ dan ‘Imsak’ dalam Kritikan Tanpa Esensial

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Kata ‘Husnul khatimah’ dan ‘Imsak’ dalam Kritikan Tanpa Esensial

Kata 'Husnul khatimah' dan 'Imsak' dalam Kritikan Tanpa Esensial

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng