Dalam kehidupan yang serba cepat ini, waktu sering kali menjadi hal yang terabaikan. Padahal, Islam sangat menekankan pentingnya memanfaatkan waktu dengan bijak. Salah satu ayat yang menyoroti urgensi mengelola waktu dengan baik terdapat dalam Surah Al-Hasr ayat 18
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ١٨
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasr: 18)
Dalam tafsir At-Thabari, dijelaskan bahwa ayat ini menegaskan pada manusia untuk selalu merenungi dan memperhatikan terhadap apa yang telah ia persiapkan untuk hari kiamat, apakah berupa amal-amal saleh yang dapat menyelamatkannya, ataukah amal-amal buruk yang akan membinasakannya?
Ayat ini juga mengajak setiap orang yang beriman untuk menumbuhkan kesadaran waktu secara mendalam. Allah memerintahkan manusia untuk memperhatikan apa yang telah diperbuatnya selama di dunia untuk masa depan (Akhirat).
Seruan ini tidak hanya bersifat eskatologis, tapi juga mengandung makna praktis bahwa setiap waktu yang berlalu adalah kesempatan untuk berbuat baik dan memperbaiki diri.
Pengelolaan waktu dalam perspektif ayat ini bukan sekadar tentang efisiensi, tapi juga tentang kesadaran spiritual dan tanggung jawab moral. Allah tidak menyuruh manusia sekadar menjalani hidup, tapi mengajaknya merenungi setiap tindakan dan menyiapkan bekal untuk akhirat.
Waktu yang ada seharusnya dipergunakan untuk selalu menjadikan diri lebih baik lagi dengan meningkatkan ketakwaan, menuntut ilmu, berbuat kebajikan, dan menjauhi maksiat.
Waktu termasuk salah satu nikmat yang sering dilalaikan oleh manusia, sehingga mereka kerap terjebak pada penyesalan karena sering kali tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Dalam hadis disebutkan
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Artinya: ”Ada dua kenikmatan di mana banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.”(HR. Bukhari)
Pentingnya menghargai waktu dan kesempatan yang diberikan Allah kepada manusia untuk senantiasa memaksimalkannya dalam hal kebaikan juga sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an
وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ اَرَادَ اَنْ يَّذَّكَّرَ اَوْ اَرَادَ شُكُوْرًا ٦٢
Artinya: Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau ingin bersyukur. (QS.Al-Furqan:62)
Kembali pada kontesk pentingnya mengelola waktu dengan baik seperti yang disebutkan dalam Surah Al-Hasr ayat 18, hal tersebut menunjukkan bahwa iman sejatinya berkorelasi erat dengan manajemen waktu.
Orang yang benar-benar beriman tidak akan menyia-nyiakan waktunya untuk hal yang sia-sia, karena ia sadar bahwa setiap detik akan dipertanggungjawabkan.
Maka, dalam membaca Surah Al-Hasr ayat 18 seharusnya memunculkan semangat baru untuk mengelola waktu dengan baik, bukan hanya demi kepentingan dunia, tapi lebih jauh untuk kehidupan akhirat yang kekal.