Era digital, di mana setiap lapisan masyarakat begitu dekat dengan teknologi menghadirkan tantangan baru dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam konteks ini, pesantren memiliki peran penting dalam ikut serta mempertahankan kemerdekaan.
Salah satunya sebagai benteng moral sekaligus pusat literasi digital untuk membimbing masyarakat utamanya generasi muda agar bijak bermedia, menjaga nilai-nilai kebangsaan, dan meneguhkan identitas keindonesiaan di tengah gempuran globalisasi.
Dalam amanat yang disampaikan pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-88 Republik Indonesia (RI), Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz turut menjelaskan terkait pesantren dan peran fundamentalnya dalam menjaga dan mempertahankan kemerdekaan RI.
Menurutnya, dalam usia kemerdekaan RI yang telah berada di angka 80 ini, Indonesia harus menghadapi berbagai tantangan. Seperti globalisasi, evolusi industri, perubahan iklim dan dinamika politik dunia yang menuntut setiap masyarakat untuk terus beradaptasi dan berinovasi.
Institusi pesantren telah banyak menunjukan contoh yang nyata dalam memberdayakan masyarakat. Tidak hanya memberikan pendidikan agama, tetapi juga keterampilan hidup, pemberdayaan ekonomi dan pengembangan karakter.
Membentuk bangsa yang berkarakter menjadi salah satu solusi yang terus diupayakan oleh Pesantren. Di pesantren, para santri tidak hanya hanya dituntut untuk belajar ilmu agama tetapi juga dengan nilai kebangsaan, keberanian dan cinta tanah air.
Gus Kikin menyampaikan bahwa dalam rangka mempertahankan kemerdekan di era digital, pesantren juga telah memberikan modal yang sangat berharga yakni warisan spiritual dan intelektual yang telah ditanamkan para ulama terdahulu dengan sanad keilmuan yang tersambung.
Ketika era digital telah memudahkan setiap orang untuk mengakses keilmuan tanpa sanad yang jelas, pesantren hadir untuk terus menjaga sanad keilmuan dari para ulama.
Memberikan wawasan tentang kebangsaan dan nilai-nilai perjuangan juga menjadi hal yang penting dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. Hal ini sebagaimana yang telah diterapkan di Pesantren Tebuireng.
“dengan menanamkan nilai-nilai perjuangan, kebersamaan dan kearifan lokal dari para pendahulu bangsa juga menjadi bekal bagi para generasi dalam menghadapi tantangan yang ada di masa depan. Generasi muda Indonesia harus menjadi ujung tombak perubahan dengan memiliki banyak wawasan,” Tandas Gus Kikin.
Baca juga: Pengasuh Pesantren Madrasatul Qur’an: Istiqamah Kunci Kesuksesan