tebuireng.co– Bulan Sya’ban sering dikatakan bulan yang terlupakan karena ia berada di antara dua bulan mulia yakni bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Ketika bulan Rajab banyak orang sibuk beribadah karena banyaknya keutamaan yang ada di dalamnya begitupun bulan Ramadhan. Sedangkan bulan Sya’ban seakan menjadi bulan untuk beristirahat dari penatnya beribadah di bulan Rajab dan untuk mempersiapkan diri beribadah di bulan Ramadhan.
Padahal Nabi Muhammad Saw memberi contoh kepada umatnya untuk melakukan banyak kebaikan di bulan Sya’ban. Salah satunya dengan memperbanyak puasa sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah
عن عائشة رضي الله عنها قالت: لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ
Siti Aisyah berkata: “Belum pernah Rasulullah SAW berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang beliau berpuasa di bulan Sya’ban sebulan penuh.” (HR. Bukhari Muslim).
Baca Juga: Keutamaan Bulan Sya’ban
Selain itu ada beberapa peristiwa luar biasa yang terjadi di bulan sya’ban, dalam kitab ماذا في شعبان karangan Sayyid Muhammad bin ‘Alawi bin Abbas al-Maliki disebutkan ada beberapa peristiwa yang terjadi di bulan Sya’ban di antaranya
1. Berpindahnya arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Baitullah (ka’bah)
Pada awalnya kiblat umat muslim ketika shalat adalah menghadap ke Baitul Maqdis hingga diturunkannya ayat surah al-Baqarah ayat 144
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ
Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.
2. Diangkatnya amalan manusia kepada Allah
Bulan Sya’ban juga menjadi pilihan untuk diangkatnya semua amalan manusia kepada Allah. Dalam hadis Nabi disebutkan:
حَدَّثَنِي أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ، قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ . قَالَ “ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Dari Usamah bin Zaid ra, Ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah Saw: Ya Rasulullah saya tidak melihat Anda berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana Anda berpuasa di bulan Sya’ban. Rasulullah bersabda: itu (bulan Sya’ban) adalah bulan yang dilupakan oleh manusia karena terletak antara Rajab dan Ramadhan dan ia adalah bulan diangkatnya amalan kepada Allah rabbil lamin dan aku senang ketika diangkat amalku aku sedang berpuasa.
3. Turunnya ayat perintah shalawat kepada Nabi
Bulan Sya’ban termasuk bulan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw karena turunnya ayat 56 surah al-Ahzab tentang perintah Allah untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad bertepatan pada bulan Sya’ban.
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.
Baca juga: Amalan Bulan Sya’ban Menurut Rasulullah Saw
Baca juga: Mengqadha Puasa Ramadan di Sya’ban