• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Peringatan Hari Lahirnya Perintah Salat

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2022-03-02
in Fiqih, Pesantren
0
Peringatan Hari Lahirnya Perintah Salat

Peringatan hari lahirnya perintah salat (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Peringatan hari lahirnya perintah salat yaitu Isra Miraj. Sebuah peristiwa yang harus diimani seluruh umat Islam yang ada di muka bumi.

Salat merupakan ritual ibadah yang sentral dalam agama Islam. Sebagaimana dalam sebuah bangunan akan roboh tanpa adanya tiang yang menguatkan, salat sebagai tiang agama merupakan penguat bagi tegaknya Islam dalam diri seseorang.

Selain itu, keistimewaan salat dapat dilihat dari sisi bahwa kewajiban salat diperintahkan langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw dalam peristiwa besar Islam, yakni Isra Miraj. Dengan demikian, peringatan Isra Miraj juga merupakan peringatan hari lahirnya perintah salat.

Isra Miraj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun ke-10 kenabian. Peristiwa ini terjadi berkenaan dengan amul huzni (tahun kesedihan), sehingga dikatakan salah satu tujuan dari Isra Miraj adalah untuk menghibur Rasulullah saw.

Salat yang terlahir dari peristiwa besar ini tentu memiliki kekuatan yang sangat besar sebagai komunikasi transendental seorang hamba dengan Tuhannya.

Salat dapat menghilangkan kesedihan dan kesempitan manusia tentang urusan dunia, sebagaimana peristiwa Isra Miraj sebagai penghibur kesedihan Baginda Rasul. Oleh karena itu, salat disebut mi’rajul mu’min.

Dalam Al-Qur’an surat Thaha ayat 14 telah disebutkan terkait perintah salat, yang berbunyi   وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي .

Imam at-Thobari dalam tafsirnya menjelaskan bahwa terdapat dua pendapat dari para ahli ta’wil tentang arti dari ayat tersebut.

[bctt tweet=”Peringatan hari lahirnya salat” username=””]

Pertama, ayat ini memiliki arti bahwa ketika seorang hamba mengerjakan salat, ia berarti sedang mengingat Tuhannya.

Kedua,  ayat ini menyimpan makna bahwa perintah salat ini terjadi ketika manusia mengingatnya, sehingga dari sini muncul hukum tentang tidak adanya dosa bagi seseorang yang meninggalkan salat karena lupa.

Namun, pada akhir pembahasan Imam at-Thabari mengutip pendapat dari Abu Ja’far mengatakan bahwa yang paling utama dari dua pendapat di atas adalah pendapat yang pertama.

Baca Juga: Keutamaan Bulan Rajab Menurut Kiai Djamal

Dari sini dapat kita ketahui bahwa salat sebagai komunikasi transendental dapat berfungsi sebagai pengingat bahwa manusia tidak sendiri  karena Allah senantiasa membersamainya.

Fahruddin Faiz dalam bukunya “Menjadi Manusia Menjadi Hamba” menyebutkan bahwa prayer is the world’s greatest wireless connection.

Koneksi wireless yang palung dahsyat di dunia ini adalah doa. Ketika manusia berdoa kepada Allah, apa saja dan di mana saja Allah akan mendengarnya. Tidak seperti ponsel secanggih apapun untuk menyambungkannya dibutuhkan koneksi dan baterai yang masih terisi.

Esensi salat adalah doa, sebagai media manusia untuk berkomunikasi dengan Sang pencipta. Dengan salat, para sufi bermunajat di sepertiga malam untuk menghilangkan kerinduan akan Kekasihnya.

Bahkan, dalam sebuah riwayat Rasulullah salat malam hingga kedua kakinya bengkak karena keasyikannya berkomunikasi dengan Allah Maha cinta.

Namun, jika seorang hamba hanya dapat merasakan komunikasi satu arah dalam salat, ia tidak menemukan kenikmatan komunikasi transendental di dalamnya, terlebih jika ia melakukannya dengan tergesa-gesa, hanya untuk menggugurkan kewajiban saja. Maka, akan berkurang esensi salat sebagai mi’rajul mu’min.

Oleh: Himmayatul Husna

Tags: illa min tsalatsinisra mirajIsra’ Mi’rajIsra’ Mi’raj Nabi MuhammadSalatSalat jama'ah
Previous Post

Berkomunikasi dengan Waliyullah layaknya Menelepon

Next Post

Mendoakan Pemimpin Menurut Arrazy Hasyim

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Mendoakan Pemimpin

Mendoakan Pemimpin Menurut Arrazy Hasyim

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Mubeng Beteng, Tradisi Masyarakat Yogyakarta Memasuki Bulan Muharam
  • Jalanan dan Kaitannya dengan Karakter
  • Santri Ikuti Seleksi CBT MQKN 2025, Tujuh Kode Ujian Catat Skor Sempurna
  • Serangan Iran Dinilai Jadi Babak Baru dalam Sejarah Israel
  • Ferry Irwandi: Logical Fallacy Argumen Gus Ulil

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng