tebuireng.co – Perang Yaman adalah konflik berkelanjutan yang pertama terjadi pada 2015. Perang yang disebut Perang Saudara Yaman ini melibatkan dua faksi: A Mansur Hadi memimpin pemerintah Yaman dan gerakan bersenjata Houthi, bersama dengan para pendukung dan sekutu mereka.
Keduanya mengklaim sebagai pemerintah resmi Yaman, hingga hari pertarungan kedua kubu masih terus berlanjut. Menurut PBB dan sumber-sumber lain, dari Maret 2015 hingga Desember 2017, antara 8.670–13.600 orang terbunuh di Yaman.
Pusat HAM Ain, sebuah lembaga yang aktif menginvestigasi dan mendokumentasikan data korban kemanusiaan dalam perang Yaman, Kamis (24/12/2020), merilis laporan yang menyebutkan bahwa total korban tewas dan luka yang telah jatuh selama perang ini mencapai 43.397 orang.
Kantor berita Yaman, Saba, merinci bahwa dalam perang yang berlangsung selama 2100 hari jumlah korban tewas 17.042 orang, termasuk 2.389 perempuan dan 3.808 anak kecil, sedangkan jumlah korban luka 26.355 orang, termasuk 2.801 perempuan dan 4.128 anak kecil.
Disebutkan pula bahwa serangan pasukan koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi telah menimbulkan kerusakan pada bangunan dengan rincian; 569.283 unit rumah, 177 universitas dan perguruan tinggi, 1.099 gedung sekolah, 1.393 masjid, 399 gedung dan pusat olah raga, 389 rumah sakit dan puskesmas, 7500 area pertanian, 245 situs dan obyek peninggalan sejarah, dan 47 pusat media.
Lembaga Ain juga melaporkan bahwa pasukan koalisi Arab secara sengaja menyerang instansi dan pusat-pusat perekonomian dengan membom 11,365 pusat perdagangan, 393 pabrik, 289 stasiun bahan bakar, 411 area pertanian dan peternakan ayam, 463 perahu nelayan, 7.229 sarana transportasi, 899 gudang bahan pangan, 392 tanki bahan bakar, dan 678 pasar.
Lembaga itu juga mencatat bahwa pasukan koalisi pimpinan Saudi telah membom 15 bandara, 16 pelabuhan, 305 stasiun listrik, 545 jaringan dan stasiun komunikasi, 2.181 tempat penampungan air bersih, 2.974 gedung pemerintahan, dan 4.490 jalan dan jembatan.
Menteri Kesehatan Yaman di Sanaa pada hari yang sama menyatakan adanya gangguan genetik pada anak-anak kecil Yaman akibat penggunaaan senjata-senjata tertentu oleh pasukan koalisi pimpinan Saudi dalam perang.
The Armed Conflict Location and Event Data project (Acled) bekerja sama dengan Proyek Data Yaman, melacak laporan dari berbagai sumber dalam upaya memeriksa ulang klaim dan memberikan penghitungan kematian yang andal yang secara langsung dikaitkan dengan kekerasan.
Menurut Acled merujuk ke The Guardian pada April 2019 adalah bulan paling mematikan tahun ini, dengan lebih dari 2.500 dilaporkan meninggal, dibandingkan dengan 1.700 pada bulan September.
Kuartal ketiga 2019 memiliki jumlah kematian yang dilaporkan terendah sejak akhir 2017, tetapi jumlah korban sipil meningkat dari kuartal sebelumnya.
Provinsi yang paling kejam adalah Taiz, Hodeida, dan Jawf, dengan lebih dari 10.000 orang dilaporkan tewas di masing-masing daerah sejak 2015.