Kepala Pondok Putri Pesantren Tebuireng, KH Fahmi Amrullah Hadzik (Gus Fahmi) menegaskan pentingnya peran guru dalam keberhasilan proses belajar santri. Hal tersebut disampaikan dalam pembukaan pelatihan metode muwahadah guru Al-Qur’an yang digelar di Gedung Yusuf Hasyim, Selasa (23/09/2025).
Dalam sambutannya, KH Fahmi menekankan bahwa terdapat tiga komponen penting dalam dunia pendidikan, yaitu kurikulum, metode, dan guru. Menurutnya, ketiga aspek tersebut harus berjalan beriringan agar proses belajar mengajar mencapai hasil yang optimal.
seperti yang disebutkan dalam ungkapan Attariqah ahammu minal madah wal mudarrisu ahammu minal tariqah bahwa metode memang lebih penting daripada materi, tetapi guru lebih penting daripada metode. Sebaik apapun metode, kalau gurunya tidak bisa menyampaikan dengan baik, maka akan sia-sia,” ungkap Gus Fahmi di hadapan para peserta.
Ia menambahkan, kesuksesan belajar santri tidak bisa dilepaskan dari kualitas pendidik. Setidaknya, sekitar 20 persen keberhasilan proses belajar ditentukan langsung oleh peran guru. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas guru menjadi kunci utama agar tujuan pendidikan, khususnya pengajaran Al-Qur’an, dapat tercapai.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Fahmi juga mengungkapkan pentingnya membiasakan membaca Al-Qur’an setiap hari. Ia mengibaratkan Al-Qur’an sebagai sarapan terbaik bagi rohani yang tidak boleh ditinggalkan.
“Bukan membaca Al-Qur’an di waktu luang, tetapi menyempatkan diri untuk membacanya setiap hari,” tegasnya.
Terkait pelatihan metode muwahadah ini, kepala pondok putri Pesantren Tebuireng tersebut menejalaskan pentingnya penyamaan metode para guru dalam mengajar Al-Qur’an, mengingat latar belakang dan pengalaman mereka beragam.
Perbedaan metode yang digunakan bisa menimbulkan ketidaksinkronan dalam pembelajaran. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan tercipta keseragaman metode yang lebih efektif dan sesuai dengan karakteristik santri.
Menurut KH Fahmi, kurikulum yang baik hanya akan menjadi dokumen tanpa makna jika tidak ditopang oleh metode yang tepat dan guru yang profesional. “Sebaik apapun kurikulum, kalau metodenya tidak tepat, maka sulit diterapkan kepada santri,” jelasnya.
Kegiatan pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Al-Qur’an di Pesantren Tebuireng. Serta mempermudah para santri dalam proses belajar Al-Qu’an.

