Terkhabar kisah nyata dari suatu negeri
tentang lelaki shaleh yang dikebiri
Tiap malam ke tempat penjual diri
minuman keras selalu ia beli
Orang-orang melihat dengan sorot matanya
Mencaci, memaki dan menghina dirinya
Tapi ia yang shaleh tak menghiraukannya
tersebab orang hanya melihat lahirnya saja
Tiba saatnya ia yang shaleh itu wafat
Dibiarkan di jalan sampai tersayat-sayat
penduduk negeri itu tak acuh pula tak merawat
tersebab yang dilihat ia sering maksiat
Kehendak Allah, Sultan Murad pun lewat
Melihat orang tergeletak sudah jadi mayat
Dicarilah rumahnya dimana ia beralamat
Karena masyarakat tak mau beri hormat
Sultan Murad baur bersama penasihat
Menuju alamat dengan membawa jasad
tahta raja diselimuti tabir demi rakyat
memandikan dan menshalatkan secara syariat
Sampai di rumah sang istri menyambutnya
Dengan berlinang air mata, ia berkata di atas mayat: “kau orang baik, kau orang shaleh suamiku.”
Sultan Murad terperanjat mendengar ucapan dari istri lelaki yang ia tolong itu, Sultan Murad bertanya: “bukankah suami anda seorang pemaksiat yang sering ke tempat pelacuran tiap malam dan membeli minuman keras setiap hari dan membawanya ke rumah? Kenapa anda bilang orang baik?”
Istri lelaki shaleh itu menjawab: “benar, dia tiap malam ke tempat pelacuran tapi bukan untuk berzina tapi untuk menyelamatkan wanita dari perbuatan zina, setiap malam ia berikan uang agar malam itu pelacur tak menjual diri kepada para lelaki.”
“Lalu bagaimana dengan minuman keras yang ia beli setiap malam?” tanya Sultan Murad lagi.
“Memang betul, setiap malam suami saya membeli minuman keras berapapun yang ia bisa, akan tetapi minuman keras itu bukan untuk diminum olehnya, tapi dibuang ke dalam toilet rumah setiap malam, untuk menyelamatkan kaum muslimin dari minuman yang memabukkan tersebut,” jawab si istri.
“Suami saya mempunyai bisnis usaha yang halal, setiap keuntungannya dibagikan di jalan Allah yang ia mampu, sepertiga dari hasil keuntungan usahanya buat membebaskan para pelacur dan membeli minuman keras untuk dibuang ke dalam toilet, sepertiganya lagi, uangnya diberikan ke saya selaku istrinya, suami saya orang yang rajin ibadah tidak pernah menampakkan ibadahnya ke masyarakat, yang mereka tahu ia tiap malam ke tempat pelacuran dan membeli minuman keras. Meskipun suami saya dipandang jelek oleh masyarakat, tapi saya bersaksi bahwa suami saya adalah orang yang sangat baik, rajin ibadah kepada Allah, dan segala resiko yang ia lakukan tiap malam ke tempat pelacuran dan membeli minuman keras sudah diketahui sebelumnya bahwa masyarakat pasti akan menghujatnya dan jika ia wafat tak ada masyarakat yang akan men-shalatkan jenazahnya,” istri lelaki sahleh yang rajin ibadah itu terus berkata kepada Sultan Murad yang belum diketahui wanita itu, bahwa ia berbicara dengan Sultan Murad bersama seorang penasihatnya.
“Suami saya pernah berkata bahwa yang akan men-shalatkan jenazahnya kelak adalah Sultan Murad beserta para pejabat dari jabatan yang rendah, sampai jabatan yang paling tinggi di kota Istanbul, Turki ini.”
Sultan Murad yang berpakaian menyamar terperanjat mendengar penjelasan wanita itu, lalu berkata: “Sayalah Sultan Murad yang berada di hadapan anda saat ini. Malam ini saya perintahkan semua petinggi dan para ulama juga para gubernur di Istanbul agar menshalatkan jenazah suami anda,” ungkap Sultan Murad.
Wanita itu menahan air mata bahagia di depan jasad mayat suaminya yang baik dan rajin ibadah itu, ternyata apa yang diucapkannya menjadi benar bahwa Sultan Murad beserta para petinggi di negeri ini yang menshalatkan jenazahnya.
Dari kisah di atas dapat kita ambil hikmah, bahwa janganlah kita melihat sebelah mata, apalagi berprasangka buruk kepada orang lain sebab apa yang kita lihat belum tentu itu yang sebenarnya. Kita tidak tahu niat baik hati orang lain, meskipun lahiriah kadang terlihat berlawanan arah. Maka berprasangkalah baik dengan apa yang terlihat.
Kisahnya bak sufi Tarekat Malamatiyah
Tak peduli penilaian buruk lahiriah
Meskipun dicerca sampai berdarah
Ia terus melangkah merahasiakan ibadah
Oh alangkah beruntungnya orang dicerca
Semua pahala mengalir kepadanya
Tak pernah galau hidupnya
Meskipun yang terlihat keriput kulitnya
Hati-hati jika melihat rupa
Apa yang terlihat belum tentu serupa
Barangkali dia lagi berupa
Sengaja tampil buruk rupa
Jaga mata, jaga hati dan baik sangka
Dalam melihat segala hidup penuh dinamika
Karena kehidupan bukan hanya satu rangka
agar kita selamat dari merasa diri terkemuka
Kisah orang shaleh dan Sultan Murad IV
Tercatat dibuku harian Sultan Murad IV
Sultan yang baik hati dan rendah hati
Sering terjun ke masyarakat melihat kondisi
Beliau hidup pada era kerajaan Turki Utsmani
Karya cipta #Bohari ditulis di Kota Wisata Cibubur, Selasa 31 Mei 2022, pukul 06.30 WIB