• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Orang Shaleh di Sarang Pelacuran

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2022-06-19
in Seni & Budaya, Tasawuf
0
Orang Shaleh di Sarang Pelacuran

Orang Shaleh di Sarang Pelacuran (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Terkhabar kisah nyata dari suatu negeri
tentang lelaki shaleh yang dikebiri
Tiap malam ke tempat penjual diri
minuman keras selalu ia beli

Orang-orang melihat dengan sorot matanya
Mencaci, memaki dan menghina dirinya
Tapi ia yang shaleh tak menghiraukannya
tersebab orang hanya melihat lahirnya saja

Tiba saatnya ia yang shaleh itu wafat
Dibiarkan di jalan sampai tersayat-sayat
penduduk negeri itu tak acuh pula tak merawat
tersebab yang dilihat ia sering maksiat

Kehendak Allah, Sultan Murad pun lewat
Melihat orang tergeletak sudah jadi mayat
Dicarilah rumahnya dimana ia beralamat
Karena masyarakat tak mau beri hormat

Sultan Murad baur bersama penasihat
Menuju alamat dengan membawa jasad
tahta raja diselimuti tabir demi rakyat
memandikan dan menshalatkan secara syariat

Sampai di rumah sang istri menyambutnya
Dengan berlinang air mata, ia berkata di atas mayat: “kau orang baik, kau orang shaleh suamiku.”

Sultan Murad terperanjat mendengar ucapan dari istri lelaki yang ia tolong itu, Sultan Murad bertanya: “bukankah suami anda seorang pemaksiat yang sering ke tempat pelacuran tiap malam dan membeli minuman keras setiap hari dan membawanya ke rumah? Kenapa anda bilang orang baik?”

Istri lelaki shaleh itu menjawab: “benar, dia tiap malam ke tempat pelacuran tapi bukan untuk berzina tapi untuk menyelamatkan wanita dari perbuatan zina, setiap malam ia berikan uang agar malam itu pelacur tak menjual diri kepada para lelaki.”

“Lalu bagaimana dengan minuman keras yang ia beli setiap malam?” tanya Sultan Murad lagi.

“Memang betul, setiap malam suami saya membeli minuman keras berapapun yang ia bisa, akan tetapi minuman keras itu bukan untuk diminum olehnya, tapi dibuang ke dalam toilet rumah setiap malam, untuk menyelamatkan kaum muslimin dari minuman yang memabukkan tersebut,” jawab si istri.

“Suami saya mempunyai bisnis usaha yang halal, setiap keuntungannya dibagikan di jalan Allah yang ia mampu, sepertiga dari hasil keuntungan usahanya buat membebaskan para pelacur dan membeli minuman keras untuk dibuang ke dalam toilet, sepertiganya lagi, uangnya diberikan ke saya selaku istrinya, suami saya orang yang rajin ibadah tidak pernah menampakkan ibadahnya ke masyarakat, yang mereka tahu ia tiap malam ke tempat pelacuran dan membeli minuman keras. Meskipun suami saya dipandang jelek oleh masyarakat, tapi saya bersaksi bahwa suami saya adalah orang yang sangat baik, rajin ibadah kepada Allah, dan segala resiko yang ia lakukan tiap malam ke tempat pelacuran dan membeli minuman keras sudah diketahui sebelumnya bahwa masyarakat pasti akan menghujatnya dan jika ia wafat tak ada masyarakat yang akan men-shalatkan jenazahnya,” istri lelaki sahleh yang rajin ibadah itu terus berkata kepada Sultan Murad yang belum diketahui wanita itu, bahwa ia berbicara dengan Sultan Murad bersama seorang penasihatnya.

“Suami saya pernah berkata bahwa yang akan men-shalatkan jenazahnya kelak adalah Sultan Murad beserta para pejabat dari jabatan yang rendah, sampai jabatan yang paling tinggi di kota Istanbul, Turki ini.”

Sultan Murad yang berpakaian menyamar terperanjat mendengar penjelasan wanita itu, lalu berkata: “Sayalah Sultan Murad yang berada di hadapan anda saat ini. Malam ini saya perintahkan semua petinggi dan para ulama juga para gubernur di Istanbul agar menshalatkan jenazah suami anda,” ungkap Sultan Murad.

Wanita itu menahan air mata bahagia di depan jasad mayat suaminya yang baik dan rajin ibadah itu, ternyata apa yang diucapkannya menjadi benar bahwa Sultan Murad beserta para petinggi di negeri ini yang menshalatkan jenazahnya.

Dari kisah di atas dapat kita ambil hikmah, bahwa janganlah kita melihat sebelah mata, apalagi berprasangka buruk kepada orang lain sebab apa yang kita lihat belum tentu itu yang sebenarnya. Kita tidak tahu niat baik hati orang lain, meskipun lahiriah kadang terlihat berlawanan arah. Maka berprasangkalah baik dengan apa yang terlihat.

Kisahnya bak sufi Tarekat Malamatiyah
Tak peduli penilaian buruk lahiriah
Meskipun dicerca sampai berdarah
Ia terus melangkah merahasiakan ibadah

Oh alangkah beruntungnya orang dicerca
Semua pahala mengalir kepadanya
Tak pernah galau hidupnya
Meskipun yang terlihat keriput kulitnya

Hati-hati jika melihat rupa
Apa yang terlihat belum tentu serupa
Barangkali dia lagi berupa
Sengaja tampil buruk rupa

Jaga mata, jaga hati dan baik sangka
Dalam melihat segala hidup penuh dinamika
Karena kehidupan bukan hanya satu rangka
agar kita selamat dari merasa diri terkemuka

Kisah orang shaleh dan Sultan Murad IV
Tercatat dibuku harian Sultan Murad IV
Sultan yang baik hati dan rendah hati
Sering terjun ke masyarakat melihat kondisi
Beliau hidup pada era kerajaan Turki Utsmani

Karya cipta #Bohari ditulis di Kota Wisata Cibubur, Selasa 31 Mei 2022, pukul 06.30 WIB

Tags: Tarekat Malamatiyah
Previous Post

Hukum Bersedekah bagi Orang yang Punya Hutang

Next Post

Liga Santri 2022, Pertandingan Pembuka Panas

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Teburieng Fc bersama suporter saat pembukaan liga santri

Liga Santri 2022, Pertandingan Pembuka Panas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Jalanan dan Kaitannya dengan Karakter
  • Santri Ikuti Seleksi CBT MQKN 2025, Tujuh Kode Ujian Catat Skor Sempurna
  • Serangan Iran Dinilai Jadi Babak Baru dalam Sejarah Israel
  • Ferry Irwandi: Logical Fallacy Argumen Gus Ulil
  • Gus Ulil Sebut Platform X sebagai Medan Penting dalam Perang Narasi Global

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng