• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Nyai Maryam Muhsinah: Perjuangan Hidup Tanpa Ginjal

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2024-02-08
in Tokoh
0
Nyai Maryam Muhsinah Perjuangan Hidup Tanpa Ginjal

Nyai Maryam Muhsinah Perjuangan Hidup Tanpa Ginjal

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Nyai Maryam Muhsinah adalah seorang wanita yang telah menjalani kehidupan yang penuh perjuangan sejak lahir. Dilahirkan dengan kondisi memiliki hanya satu ginjal, ia telah menghadapi berbagai tantangan kesehatan sepanjang hidupnya. Namun, kekuatan dan keteguhan hatinya tidak pernah pudar, bahkan ketika dokter memberikan vonis bahwa ia hanya akan bertahan hidup selama enam bulan saja.

Sebagai istri dari KH. Taufiqurrahman Mukhit, pengasuh pondok pesantren Sunan Ampel Jombang, Nyai Maryam telah menjadi teladan bagi banyak orang dalam menghadapi cobaan hidup. Meskipun harus menjalani perawatan medis yang intensif dan sering kali harus berjuang melawan rasa sakit, ia tetap tegar dan penuh semangat.

Kehidupan Nyai Maryam telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang juga menghadapi berbagai masalah kesehatan. Ia adalah contoh nyata bahwa meskipun kita mungkin dilahirkan dengan keterbatasan fisik, kita masih bisa menjalani kehidupan yang bermakna dan memberikan dampak positif bagi orang lain di sekitar kita.

Kisah perjuangan Nyai Maryam juga mengajarkan kita tentang pentingnya bersikap sabar dan berserah diri kepada Allah Swt. Meskipun harus menghadapi berbagai rintangan yang sulit, ia tetap mempertahankan keyakinannya bahwa ada rencana yang lebih besar di balik setiap ujian.

Dukungan dari keluarga, teman-teman, dan lingkungannya juga berperan penting dalam perjuangan Nyai Maryam. Mereka memberinya kekuatan dan semangat untuk terus maju.

Meskipun saat masih kecil dokter telah memvonis bahwa Nyai Maryam hanya akan bertahan hidup selama enam bulan lagi, nyatanya kita tidak pernah tahu dengan pasti apa yang akan terjadi di masa depan.

Satu hal yang pasti adalah bahwa semangat dan keteguhan hati Nyai Maryam akan terus menginspirasi orang-orang di sekitarnya, dan kisah hidupnya akan tetap dikenang sebagai bukti kekuatan dan ketabahan manusia dalam menghadapi segala rintangan yang datang.

Dalam dunia yang seringkali penuh dengan ketidakpastian, kisah Nyai Maryam adalah pengingat bahwa di tengah-tengah kelemahan kita, ada kekuatan yang luar biasa yang bisa kita temukan jika kita bersedia melihatnya.

Pada akhirnya, Nyai Maryam Muhsinah adik dari pengasuh Pesantren Tebuireng itu menghembuskan nafas terakhirnya dan kembali ke Rahmatullah pada Kamis malam (07/02/24). Kewafatannya bertepatan dengan malam tanggal 27 Rajab, malam di mana terjadi peristiwa Isra’ Mi’raj, ketika Nabi Muhammad Saw bertemu langsung dengan Allah Swt.   

Baca juga: Isra’ Mi’raj, Cara Allah Menghibur Rasulullah

Tags: Hidup Tanpa GinjalNyai Maryam Muhsinah
Previous Post

Pesantren Tebuireng Salurkan Bantuan 550 Juta untuk Palestina

Next Post

NU dan Muhammadiyah Terima ‘Nobel Perdamaian Asia’ 2024

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
NU-Muhammadiyah Terima 'Nobel Perdamaian Asia' 2024

NU dan Muhammadiyah Terima 'Nobel Perdamaian Asia' 2024

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Syahadat Intelektual: Membumikan Nabi di Era Gen Z
  • Alumni Pesantren Gelar Aksi Damai di Depan Gedung Trans7, Tanggapi Tayangan Xpose Uncensored
  • Sigap, Menag Bakal Libatkan Pimpinan Pesantren Bahas Standar Bangunan
  • Lima Prinsip Dasar Menjaga Lingkungan Menurut Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi
  • Buka MQK 2025, Menag Dorong Eksplorasi Turats untuk Pelestarian Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng