Nyai Maryam Muhsinah adalah seorang wanita yang telah menjalani kehidupan yang penuh perjuangan sejak lahir. Dilahirkan dengan kondisi memiliki hanya satu ginjal, ia telah menghadapi berbagai tantangan kesehatan sepanjang hidupnya. Namun, kekuatan dan keteguhan hatinya tidak pernah pudar, bahkan ketika dokter memberikan vonis bahwa ia hanya akan bertahan hidup selama enam bulan saja.
Sebagai istri dari KH. Taufiqurrahman Mukhit, pengasuh pondok pesantren Sunan Ampel Jombang, Nyai Maryam telah menjadi teladan bagi banyak orang dalam menghadapi cobaan hidup. Meskipun harus menjalani perawatan medis yang intensif dan sering kali harus berjuang melawan rasa sakit, ia tetap tegar dan penuh semangat.
Kehidupan Nyai Maryam telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang juga menghadapi berbagai masalah kesehatan. Ia adalah contoh nyata bahwa meskipun kita mungkin dilahirkan dengan keterbatasan fisik, kita masih bisa menjalani kehidupan yang bermakna dan memberikan dampak positif bagi orang lain di sekitar kita.
Kisah perjuangan Nyai Maryam juga mengajarkan kita tentang pentingnya bersikap sabar dan berserah diri kepada Allah Swt. Meskipun harus menghadapi berbagai rintangan yang sulit, ia tetap mempertahankan keyakinannya bahwa ada rencana yang lebih besar di balik setiap ujian.
Dukungan dari keluarga, teman-teman, dan lingkungannya juga berperan penting dalam perjuangan Nyai Maryam. Mereka memberinya kekuatan dan semangat untuk terus maju.
Meskipun saat masih kecil dokter telah memvonis bahwa Nyai Maryam hanya akan bertahan hidup selama enam bulan lagi, nyatanya kita tidak pernah tahu dengan pasti apa yang akan terjadi di masa depan.
Satu hal yang pasti adalah bahwa semangat dan keteguhan hati Nyai Maryam akan terus menginspirasi orang-orang di sekitarnya, dan kisah hidupnya akan tetap dikenang sebagai bukti kekuatan dan ketabahan manusia dalam menghadapi segala rintangan yang datang.
Dalam dunia yang seringkali penuh dengan ketidakpastian, kisah Nyai Maryam adalah pengingat bahwa di tengah-tengah kelemahan kita, ada kekuatan yang luar biasa yang bisa kita temukan jika kita bersedia melihatnya.
Pada akhirnya, Nyai Maryam Muhsinah adik dari pengasuh Pesantren Tebuireng itu menghembuskan nafas terakhirnya dan kembali ke Rahmatullah pada Kamis malam (07/02/24). Kewafatannya bertepatan dengan malam tanggal 27 Rajab, malam di mana terjadi peristiwa Isra’ Mi’raj, ketika Nabi Muhammad Saw bertemu langsung dengan Allah Swt.
Baca juga: Isra’ Mi’raj, Cara Allah Menghibur Rasulullah