• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Menteri Agama RI 2014-2019: Jangan Berlebihan

A Fikri

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2021-10-24
in Kebangsaan, Pancasila, Tokoh
0
Perayaan Tahun Baru Islam di Indonesia

Perayaan Tahun Baru Islam di Indonesia (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

teburieng.co – Beragama yang baik adalah tidak berlebihan. Menteri Agama 2014-2019 KH Lukman Hakim Saifuddin menyoroti fenomena beragama di Indonesia tanpa akal sehat. Sehingga terlalu berlebihan dan merugikan diri sendiri dan orang lain.

Pernyataan ini disampaikannya saat mengisi webinar virtual Pasca sarjana Universitas Hasyim Asy’ari, Ahad (24/10).

“Fenomena munculnya tafsir-tafsir keagamaan yang tidak didasari dengan metodologi sesungguhnya. Tidak sesuai dengan kaidah yang semestinya diikuti dan dilalui. Sehingga pemahamannya melenceng dari maksud yang sesungguhnya sulit untuk dihindari saat ini,” katanya.

Menurutnya, fenomena beragama yang mengingkari nilai-nilai kemanusiaan merupakan tantangan bagi seluruh umat beragama.

Corak beragama yang konfrontasi dan suka mengklaim kebenara sepihak adalah wujudnya. Cara beragama yang demikian sebenarnya sangat bertentangan dengan tujuan agama yang sesungguhnya.

“Kita semua tidaklah asing dengan istilah Islam Rahmatan Lil ‘Alamin. Islam yang menjadi rahmat untuk sekalian alam. Seharusnya, dari Islam tercipta ketenangan, ketenteraman, kebahagiaan dan yang berdampak positif bagi seluruh ciptaan-Nya,” ujarnya.

Menurut Lukman, Islam punya visi besar untuk mencipta ketenteraman bersama. Ia mengutip pendapat KH Husein Muhammad, untuk menuju Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin harus memadukan kerja spiritual, moral, intelektual dan aksi-aksi kemanusiaan.

“Klaim kebenaran sepihak terhadap pemahamannya sendiri dan menganggap pemahaman orang lain keliru juga muncul akhir-akhir ini. Perguruan tinggi, tempat para intelektual harus menjawab ini,” pinta Lukman.

Ayah dari tiga anak ini juga mengatakan bahwa dengan memaksakan kehendak dan klaim kebenaran sepihak terhadap teks-teks agama berpotensi untuk mengingkari nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga sangat bertolak belakang dengan visi dan nilai keislaman yang sesungguhnya.

Fenomena munculnya orang beragama, berislam, tapi di sisi lain ia merusak dan mengoyak ikatan kebangsaan. Atas nama agama, ia menolak Pancasila. Padahal, dalam Pancasila tidak ada yang bertentangan nilai-nilai keislaman. Bahkan, sebenarnya Pancasila memuat nilai-nilai keislaman itu sendiri.

“Dengan modal intelektualitas dan nalar yang kuat, tugas kita adalah menganalisis dan mencari jawaban,” beber Menteri Agama dari PPP ini

Menganalisis yang dimaksud Lukman ialah mengamati, mencermati corak beragama masyarakat, kemudian membedakan mana golongan yang dalam beragama terlalu berlebihan hingga mengingkari nilai-nilai kemanusiaan.

Setelah itu, mencari jawaban terhadap persoaalan yang telah ditemukan merupakan tugas lanjutan yang harus dilakukan.

“Islam itu adalah agama yang moderat. Islam sudah tidak perlu untuk dimoderasi, karena Islam telah sempurna dari Allah SWT. Yang perlu dimoderasi di sini adalah cara kita berislam,” tandas pria kelahiran1962 ini.

Tags: lukman hakimmenteri agamaPesantren
Previous Post

Rojabi dan Ajnabi, Cerita Gus Idris Kwagean

Next Post

Mengelola NU Harusnya Generasi Melek Teknologi

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Muktamar NU Bukan Pilpres

Mengelola NU Harusnya Generasi Melek Teknologi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Menata Ulang Relasi Rumah Tangga Antara Laki-laki dan Perempuan
  • Profil Gus Irfan, Menteri Haji dan Umrah Pertama di Indonesia
  • 21 Dalil Merayakan Maulid Nabi Menurut Sayyid Muhammad al-Maliki
  • Pendapat Gus Baha Terkait Demontrasi: Boleh Dilakukan Asal Tidak Mudarat
  • Pesan PCNU Jombang kepada Aparat Keamanan dan Masyarakat

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng