Surah Al-‘Asr merupakan surah yang sangat menekankan pentingnya esensi waktu dalam kehidupan manusia. Hal ini terlihat dari ayat pertama dimana Allah mengawalinya dengan sumpah.
Para ulama berpendapat bahwa diantara alasan mengapa Allah menekankan pentingnya waktu dalam surah tersebut yakni karena waktu mencakup berbagai keajaiban. Diantaranya bisa terjadi suka dan duka, sehat dan sakit, kaya dan miskin.
Selain itu, waktu juga terbagi-bagi menjadi tahun, bulan, hari, dan jam yang diukur dengan bertambah dan berkurang, dan bisa dikatakan masa lalu dan masa depan.
Dalam kitab Mafātīḥ al-Ghayb disebutkan bahwa penting untuk menyadari untuk tidak menyia-nyiakan waktu sebab hal tersebut merupakan salah satu nikmat dari Allah.
أَنَّ بَقِيَّةَ عُمُرِ الْمَرْءِ لَا قِيمَةَ لَهُ، فَلَوْ ضيعت ألف سنة، ثم تبث فِي اللَّمْحَةِ الْأَخِيرَةِ مِنَ الْعُمُرِ بَقِيتَ فِي الْجَنَّةِ أَبَدَ الْآبَادِ فَعَلِمْتَ حِينَئِذٍ أَنَّ أَشْرَفَ الْأَشْيَاءِ حَيَاتُكَ فِي تِلْكَ اللَّمْحَةِ، فَكَأَنَّ الدَّهْرَ وَالزَّمَانَ مِنْ جُمْلَةِ أُصُولِ النِّعَمِ، فَلِذَلِكَ أَقْسَمَ بِهِ وَنَبَّهَ عَلَى أَنَّ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ فُرْصَةٌ يُضَيِّعُهَا الْمُكَلَّفُ
Artinya: Sesungguhnya sisa umur manusia tidak ternilai harganya. Andaikan seseorang menyia-nyiakan seribu tahun, lalu ia bertobat dalam satu detik terakhir dari hidupnya dan ia masuk surga untuk selama-lamanya, maka saat itu ia akan mengetahui bahwa detik itu lebih berharga dari segalanya. Maka waktu dan zaman adalah termasuk pokok-pokok nikmat, karenanya Allah bersumpah dengannya. Dan ini menjadi isyarat bahwa malam dan siang adalah kesempatan yang sering disia-siakan oleh manusia. (Mafātīḥ al-Ghayb hal: 277)
Hal ini juga sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah yang lain dalam Al-Qur’an
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرادَ شُكُوراً
Artinya: “Dialah yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau bersyukur.” (QS. Al-Furqān: 62)
Dalam Hadis juga disebutkan:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Artinya: “Dua nikmat yang banyak sekali manusia melupakannya, yakni keadaan sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari)
Maka seakan-akan maksud dari firman-Nya dalam surah tersebut utamanya di ayat pertama yakni untuk mengingatkan manusia terkait waktu yang bisa menakjubkan keadaan manusia.
Mereka bergembira atas berlalunya waktu karena menyangka telah mendapat keuntungan, padahal sebenarnya mereka sedang meruntuhkan umurnya sendiri.
Baca juga: Mengapa Waktu Terasa Cepat saat Dewasa?