• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Belajar dari Kasus Eko Kuntadhi, Jaga Lisan

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2022-09-20
in Santri
0
Eko Kuntadhi Minta Maaf ke Ning Imaz

Eko Kuntadhi Minta Maaf ke Ning Imaz (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Belajar dari kasus Eko Kuntadhi, setiap muslim yang aktif di dunia media sosial harus bisa menjaga lisan dan tangan. Kontroversi pegiat sosial media, Eko Kuntadhi, yang dinilai menghina Ning Imaz, Ustazah asal Lirboyo, patut menjadi perenungan bagi masyarakat, khususnya umat Muslim.

Permasalahan tersebut bermula dari cuitan Eko Kuntadhi terhadap potongan video Ning Imaz. Di mana dalam cuitan tersebut, Eko Kuntadhi mengunggah ulang potongan video Ning Imaz dengan keterangan yang disertai kata-kata yang dinilai kasar dan merendahkan.

Akibat dari tindakan gegabah tersebut, Eko Kuntadhi lantas menuai banyak kritik dari berbagai kalangan.

Bahkan, selain meminta maaf kepada Ning Imaz, Eko Kuntadhi pun berniat mengundurkan diri dari posisinya sebagai pendukung Ganjar. Hal itu dikarenakan, akibat dari perbuatannya itu, banyak warganet turut ‘menyerang’ Gubernur Jawa Tengah tersebut.

Melihat berbagai fenomena tersebut, hal apa yang bisa kita ambil sebagai bentuk pelajaran adalah bagaimana kita menjaga lisan dan tangan. Dilihat dari tinjauan Al-Quran dan Hadis, berikut adalah bahaya lisan dan tangan.

Bahaya Lisan dan Tangan

Seperti pepatah populer yang mengatakan ‘lidah tak bertulang’, hal ini mengisyaratkan bahwa dalam penjagaan ucapan, kita membutuhkan ekstra kewaspadaan. Pasalnya, ucapan yang tidak dikontrol bisa menjadi luka bagi orang lain.

Adapun beberapa bahaya yang ditimbulkan oleh lisan adalah sebagai berikut.

1. Ucapan Tidak Berguna

Mengucapkan sesuatu yang tidak berguna termasuk ke dalam perbuatan yang berlebih-lebihan. Padahal, sesuatu yang berlebih-lebihan tidak dianjurkan karena mengandung banyak mudlarat. Oleh karena itu, jagalah lisan agar senantiasa mengucapkan hal yang sewajarnya.

2. Melibatkan diri dalam Kebatilan

Dalam suatu riwayat diceritakan

“Telah menceritakan kepadaku, Ibrahim bin Hamzah, telah menceritakan kepadaku Ibnu Hazin dari Yazid dari Muhammad bin Ibrahim dari Isa bin Thalhah bin ‘Ubaidullah At Taimi dari Abu Hurairah, dia mendengan Rasulullah SAW bersabda,

‘Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan kalimat tanpa diteliti kebenarannya akan terlempar ke neraka sejauh antara jarak ke timur. Perbuatan yang dapat menjerumuskan ke dalam neraka di antaranya adalah perdebatan dan adu mulut,

Banyak menyerang orang lain untuk membuka kesalahan dan keburukan-keburukannya dan mendorong seseorang berbuat seperti ini adalah yang merasa dirinya hebat.’

Sudah seharusnya kita merenungi apa yang diajarkan oleh Rasulullah tersebut. Setidaknya kita harus menundukkan kesombongan agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan munkar.

3. Bicara Keji, Mencela, dan Berbohong

Kata-kata keji merupakan kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh seorang Mukmin. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam riwayat At-Tirmidzi

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya Al Azdi Al Bashari, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sabiq dari Isra`il dari Al A’masy dari Ibrahim dari Alqamah dari Abdullah ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidaklah termasuk hamba yang mukmin, yaitu mereka yang selalu mengungkap aib, melaknat, berperangai buruk dan suka menyakiti.” Abu Isa berkata; Ini adalah hadis hasan shahih gharib. Dan telah diriwayatkan pula dari Abdullah selain jalur ini.”

Kita sebagai seorang muslim, sudah seharusnya senantiasa menjaga lisan agar terhindar dari bahaya-bahaya lisan di atas.

Begitu pula dengan anugrah Allah berupa tangan kepada manusia. Manusia seyogyanya memelihara tangan dari melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merusak diri sendiri, orang lain, dan makhluk Allah yang lainnya.

Wallahua’lam

Oleh: Dinna

Tags: Biodata Ning ImazEko KuntadhiNing ImazNing Imaz Fatimatuz Zahra
Previous Post

Uwais Al Qarni Teladan Berbakti kepada Orang Tua

Next Post

Azyumardi Azra dan Ratu Elizabeth

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Prof Azyumardi Azra1

Azyumardi Azra dan Ratu Elizabeth

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng