tebuireng.co – Tips memilih istri menurut Kiai Maimun Zubair ini disampaikan dalam beberapa pengajian. Kiai Maimun merupakan tokoh nahdliyin asal Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Ulama karismatik ini wafat di tanah suci, Mekkah, Arab Saudi.
“Ketika kamu memilih istri, carilah wanita yang tidak terlalu tahu akan dunia. Karena keshalihan anakmu bergantung pada seberapa shalihah ibunya,” jelasnya
Sayidina Abbas ibn Abdul Muththalib mempunyai istri yang tidak suka berhias, sampai membuatnya malu saat keluar dengan istrinya. Namun, Sayidina Abbas mempunyai anak yang sangat alim, yaitu Sayidina Abdullah ibnu Abbas.
Sayidina Husain cucu Rasulullah ﷺ punya istri dari keturunan Raja Persia. Walaupun berasal dari Putri Raja, setelah menjadi istri Husain menjadi wanita yang tidak mencintai dunia. Maka mempunyai anak Ali Zainal Abidin bin Husain, paling alim dari keturunan Rasulullah ﷺ.
Para kiai dari Sarang Jawa Tengah bisa menjadi alim seperti itu karena nenek-nenek mereka suka berpuasa.
Syaikh Yasin Al Fadani ulama dari Padang yang tinggal di Mekkah mempunyai istri yang pandai berdagang, dan punya dua anak. Salah satu anaknya menjadi ahli bangunan dan yang satunya lagi bekerja di bagian transportasi. Kedua anaknya tidak ada yang bisa meneruskan dakwahnya Syaikh Yasin.
Di dalam Al-Qur’an disebutkan dalam sebuah ayat:
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ
“Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam.” (QS. Al Baqarah : 223).
Dalam ayat ini, istri diumpamakan dengan ladang tempat bercocok tanam dan tempat menyebarkan bibit tanam-tanaman. Boleh mendatangi kebun itu dari mana saja arahnya asal untuk menyebarkan bibit dan untuk berkembangnya tanaman dengan baik dan subur.
Istri adalah tempat menyebarkan bibit keturunan agar berkembang dengan baik, maka seorang suami boleh bercampur dengan istrinya dengan berbagai cara yang disukainya, asal tidak mendatangkan kemudaratan.
Jelas bahwa maksud perkawinan itu untuk kebahagiaan hidup berkeluarga termasuk mendapatkan keturunan, bukan hanya sekadar bersenang-senang melepaskan syahwat.
Untuk itu, Allah menyuruh berbuat amal kebajikan, sebagai persiapan untuk masa depan agar mendapat keturunan yang saleh, berguna bagi agama dan bangsa, serta berbakti kepada kedua orang tuanya.
Kemudian Allah menyuruh para suami agar berhati-hati menjaga istri dan anak-anaknya, menjaga rumah tangga, jangan sampai hancur dan berantakan. Karena itu bertakwalah kepada Allah.
Sebab akhirnya manusia akan kembali kepada Allah jua, dan akan bertemu dengan-Nya di akhirat nanti untuk menerima balasan atas setiap amal perbuatan yang dikerjakannya di dunia.
“Istri itu ladang bagi suami. Seberapa bagusnya bibit ketika tanah atau ladangnya tidak bagus, maka tidak bisa menghasilkan padi (panen) yang bagus pula,” ujarnya.
Allah swt menyuruh agar setiap orang mukmin yang bertakwa kepada-Nya diberi kabar gembira bahwa mereka akan memperoleh kebahagiaan di dunia ini dan juga di akhirat kelak.
Tanah yang digunakan untuk bercocok-tanam adalah tanah yang subur, di dalamnya penuh dengan nutrisi dan zat-zat fertilizer lainnya, termasuk mineral. Ketika benih dimasukkan ke dalam tanah yang subur seperti itu, maka benih tersebut segera berkecambah, tumbuh dengan subur pula.
Kecambah ini tumbuh dengan energi yang di dapat dari nutrisi tanah itu. Jelas bahwa tanah yang digunakan untuk bercocok-tanam itu, merupakan media subur bagi tumbuhnya benih menjadi tanaman baru. Pada ayat di atas, dijelaskan bahwa “istri-istri kamu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam”.
Intinya, bisa mempunyai anak yang alim ketika istrinya tidak terlalu mengurusi dunia dan sangat taat atau patuh terhadap suaminya.
“Ketika kamu lebih memilih istri yang mengurusi dunia, maka kamu yang harus berani riyadhah (berdoa). Jika tidak berani riyadhah, maka carilah istri yang suka berdzikir dan kamu yang memikirkan dunia atau kerja,” tanda Kiai Maimun Zubair.
Itulah tips memilih istri menurut Kiai Maimun Zubair