• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Bayi Itu Namanya Maimoen

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2021-10-28
in Kiai, Tokoh
0
Bayi Itu Namanya Maimoen

Bayi Itu Namanya Maimoen.

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Kisah Kelahiran KH Maimoen Zubair

tebuireng.co – Jarak setahun pasca didirikannya Nahdlatul Ulama (16 Rajab 1344 H/ 31 Januari 1926 M), yaitu 1927, terdengar musibah besar yang menimpa Kiai Hasyim Asy’ari selaku Rais Akbar Nahdlatul Ulama. Menantu yang sangat dicintainya telah kembali kembali ke Rahmatullah, Kiai Ma’shum Ali Kwaran. Wajar saja, jika Kiai Hasyim Asy’ari sangat bersedih sebab Pesantren Tebuireng semakin ramai kajian keilmuannya semenjak Kiai Ma’shum Ali bergabung dalam mengajar. Ialah orang yang menggagas berdirinya Madrasah Salafiyah Syafi’iyah yang menelurkan ribuan ulama pada waktu itu.

Dengan meninggalnya Kiai Ma’shum Ali maka secara otomatis Nyai Khairiyah menjadi janda. Kiai Hasyim Asy’ari tidak ingin putri tertuanya tersebut larut dalam kesedihan, terlebih ia mempunyai dua anak yang masih kecil, Abidah dan Jamilah. Untuk menghilangkan kesedihan ini akhirnya, Kiai Hasyim Asy’ari hendak mencari pengganti Kiai Ma’shum Ali. Sosok tersebut adalah Syaikh Muhaimin al-Lasemi, salah seorang pendiri Madrasah Darul Ulum dan pengajar di Masjidil Haram.

Baca Juga: Kiai Ma’shum Ali Seblak, Guru Besar Ilmu Nahwu dan Shorof

Mendapat tawaran untuk menikahi Nyai Khairiyah, maka Syaikh Muhaimin al-Lasemi meminta syarat permohonan kepada Kiai Hasyim Asy’ari agar masalah pernikahan tersebut dirembuk dengan Masyayikh Sarang, dalam hal ini adalah Kiai Syuaib Abdurrozak dan Kiai Ahmad Syuaib. Dengan senang hati Kiai Hasyim menyambut permintaan calon menantunya tersebut. Al-Lasemi tidak dapat hadir ke nusantara sebab wadifah mengajarnya tidak dapat ditinggalkan.

Mendengar Kiai Hasyim Asy’ari bersama rombongan (Kiai Wahab Hasbullah, Kiai Bisri Syansuri, dan Kiai Dahlan Jombang) akan berkunjung ke Pesantren Sarang, maka Kiai Ahmad menyuruh Kiai Zubair Dahlan untuk mengambil air kulah (jading wudu) yang nantinya dimintakan doa dan ludah kepada kiai-kiai Jombang tersebut. Air yang didoakan tadi nantinya akan diminumkan kepada Nyai Mahmudah yang waktu sedang dalam detik-detik melahirkan. Peristiwa itu terjadi tiga hari sebelum Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 M.

Berkah doa para Muassis Nahdlatul Ulama, akhirnya Nyai Mahmudah melahirkan dengan lancar pada 28 Oktober 1928 M. Bayi tersebut diberi nama Maimoen, yang kelak dikenal dengan Kiai Maimoen Zubair atau Mbah Moen Sarang. Nama Maimoen ini berasal dari mimpinya Kiai Zubair Dahlan saat istrinya sedang mengandung sekitar 7/8 bulan. Ia mimpi ditemui perempuan tua (nenek-nenek) yang memberikan pesan, “Wahai Zubair, jika kamu diberi rezeki anak laki-laki, maka namakan dia Maimoen.”

Baca Juga: Kecintaan Gus Baha dan Mbah Moen pada Hadratussyaikh

Selamat ulang tahun, kiaiku Kiai Haji Maimoen Zubair. Meskipun engkau sudah tiada, namun kami para santri dan muhibbin akan senantiasa mengingatmu, melanjutkan ajaran-ajaran yang engkau wejangkan kepada kami yang sanad keilmuannya bersambung kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Amirul Ulum
(Santri Mbah Moen Sarang)

Tags: HadratussyaikhMbah MaimunNahdlatul UlamaPesantren
Previous Post

Bersumpah dan Berjihad

Next Post

Mengapa Kiai Hasyim Asy’ari Memilih Ilmu Hadits

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Mengapa Hadratus Syeikh Memilih Ilmu Hadits

Mengapa Kiai Hasyim Asy'ari Memilih Ilmu Hadits

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Tafsir Surah Al-Hasr Ayat 18: Pentingnya Mengelola Waktu dengan Baik
  • Haji Akbar, Pengertian dan Keutamaannya
  • Masih Relevankah Mengikuti Organisasi?
  • Enggan Haji Padahal Mampu, Ini Pendapat Para Ulama
  • Benarkah Emas Bertahan di Situasi Apapun?

Komentar Terbaru

  • IT Telkom pada Ingin Anak Hebat? Ini Cara Tirakatnya
  • Sutrisno pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Telkom pada Ingin Anak Hebat? Ini Cara Tirakatnya
  • Technologeek IPTEC pada Metaverse adalah Masa Depan Dunia Pendidikan Juga?
  • Khoirul pada Veve Zulfikar Basyaiban Keturunan Rasulullah?
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng