Mubeng beteng merupakan tradisi yang dilakukan Masyarakat Yogyakarya dalam menyambut tahun baru Islam tepatnya di bulan Muharam.
Setiap memasuki malam 1 Suro (1 Muharam dalam kalender Hijriah), masyarakat Yogyakarta melaksanakan kirab ritual dengan berjalan kaki mengelilingi beteng Karaton Yogyakarta.
Tradisi ini dilakukan dengan berjalan sembari merapalkan doa dalam hati masing-masing dengan tanpa berbicara dan alas kaki.
Dalam sejarahnya disebutkan bahwa tradisi ini terinspirasi dari perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah yang harus melewati banyak kesulitan.
Mubeng Beteng dikenal dengan tradisi masyarakat Jawa yang sarat makna. Dalam budaya karaton, malam 1 Suro dianggap sebagai waktu yang sakral, titik permulaan untuk introspeksi, pensucian diri, dan penguatan spiritualitas.
Tradisi ini dijalankan sebagai bentuk tirakat lampah ratri, yakni munajat atau madrawa kepada Allah SWT dengan berjalan mengikuti lintasan tertentu yang sebelumnya diawali dengan pembacaan doa akhir tahun, Doa awal tahun, dan doa bulan Suro.Â
Prosesi biasanya dimulai pada malam hari yang diawali oleh para abdi dalem keraton kemudian diikuti oleh warga dari berbagai kalangan, baik tua-muda, pria-wanita, datang dengan pakaian serba hitam.
Mereka kemudian berjalan menyusuri rute yang melingkari benteng karaton melewati pojok beteng wetan, pojok beteng kulon, hingga berakhir di alun-alun utara Yogyakarta.
Selama perjalanan, tidak ada percakapan. Larangan berbicara ini merupakan bagian dari laku diam (tapa bisu) yang dipercaya bisa mendekatkan diri pada makna hakiki kehidupan utamanya untuk merefleksikan diri selama satu tahun sebelumnya.
Banyak pula yang meniatkan pelaksanaan mubeng ini sebagai bentuk permohonan keselamatan, hajat atau keinginan, tolak bala, hingga wujud rasa syukur atas usia dan rezeki.
Tradisi Mubeng Beteng ini menjadi salah satu warisan budaya yang memperkuat identitas Yogyakarta sebagai kota budaya. Bagi masyarakat Yogyakarta, tradisi ini menjadi napak tilas jiwa dan perjalanan sunyi untuk menemukan kembali diri yang sejati.
Baca juga: Peristiwa Luar Biasa yang Terjadi di Bulan Muharram