• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Menag Nasaruddin: Tak Ada Benda Mati dalam Kamus Al-Qur’an

tebuireng.co by tebuireng.co
2025-01-31
in Al-Qur'an, Keislaman
0
Menag Nasaruddin: Tak Ada Benda Mati dalam Kamus Al-Qur’an. Foto: Youtube Liputan 6

Menag Nasaruddin: Tak Ada Benda Mati dalam Kamus Al-Qur’an. Foto: Youtube Liputan 6

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Prof. Nasaruddin Umar menjelaskan tujuan dilaksanakannya Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Internasional ke-4 salah satunya ialah untuk membuktikan bahwa al-Qur’an merupakan salah satu kitab suci yang menyuarakan tentang pentingnya memperlakukan lingkungan dengan baik.

Bahkan, al-Quran memposisikan perilaku baik manusia terhadap lingkungan sebagai suatu keharusan. “Mari kita buktikan bahwa al-Qur’an ini adalah salah satu kitab yang menekankan betapa pelestarian lingkungan itu suatu keharusan,” ungkapnya dalam acara pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Internasional ke IV yang dilaksanakan di Hotel Sahid Raya, Jakarta, Rabu (29/1/2025)

kegiatan kompetisi internasional tersebut diikuti oleh 60 peserta dari 38 negara dengan mengangkat tema Al-Qur’an, Environment, and Humanity for Global Harmony.

Menteri yang juga berlatar belakang pakar tafsir al-Quran tersebut menjelaskan lebih lanjut, tentang adanya tuduhan terhadap agama-agama Samawi atau Abrahamic Religion sebagai pemicu kerusakan lingkungan. Tuduhan mereka berdasarkan sebagian ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Menag Nasarudin mengakui, bahwa al-Qur’an memang menyebutkan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Namun yang tidak boleh dilupakan, al-Qur’an banyak mengatur dan membatasi manusia supaya tidak sewenang-wenang memperlakukan lingkungan. “Jika kita ingin melihat bumi ini langgeng maka kita harus merawatnya, itu mindsetnya al-Quran,” tambahnya.

Selain itu, dijelaskan pula bahwa al-Qur’an tidak pernah menganggap ada benda mati. Hal ini berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an yang menyebutkan bahwa semua benda bertasbih kepada Allah.

Bertasbih yang dimaksudkan adalah memuji. Sehingga, tidak mungkin sesuatu bisa memuji bila tidak memiliki emosi. Sedangkan emosi hanya dimiliki oleh makhluk hidup. Artinya, semua benda dianggap hidup oleh al-Qur’an.  “Al-Quran sejak awal mengenalkan bahwa sebetulnya tidak ada benda mati dalam al-Quran,” imbuhnya.

Ia juga mengingatkan bahwa tidak mungkin ketenangan bisa dicapai bila lingkungan rusak. Sehingga, hal tersebut juga berpengaruh pada cara kita beribadah dan menjadi seorang hamba sejati. “Tidak mungkin kita menjadi hamba yang khusu’ kalau lingkungan kita rusak,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menag mengajak semua pihak untuk mensyi’arkan betapa pentingnya menjaga lingkungan. Terutama yang berasaskan ajaran-ajaran keagamaan.

Sebagaimana yang pernah disampaikannya saat menghadiri Kongres Pendidikan NU bahwa isu lingkungan hidup adalah satu dari tiga isu yang menjadi trend dalam dunia pendidikan di tingkat internasional.

Penulis: Ahmad Fikri

Editor: Thowiroh

Baca juga: Meneguhkan Nilai Al-Qur’an di Era Modern Melalui Musabaqah Tilawatil Qur’an

Previous Post

Johari Window, Sebuah Konsep untuk Meningkatkan Percaya Diri

Next Post

Mengupas Peristiwa Isra’ Mi’raj dengan Kitab Al-Anwar Al-Bahiyyah  

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Mengupas Peristiwa Isra' Mi'raj dengan Kitab Al-Anwar Al-Bahiyyah. (Ist)

Mengupas Peristiwa Isra' Mi'raj dengan Kitab Al-Anwar Al-Bahiyyah  

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng