Jurnalis senior Timur Tengah, Mustafa Abdul Rahman, menilai bahwa serangan Iran terhadap Israel menjadi babak baru dalam sejarah Israel. Hal tersebut disampaikan dalam Forum Kramat yang digelar di Gedung Plaza Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta Pusat, Jumat (20/06/2025).
Menurut Mustafa, sejumlah hal dalam serangan Iran kali ini menandai peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel. Salah satu yang paling mencolok adalah lolosnya rudal hipersonik Iran dari sistem pertahanan udara Israel yang dikenal sangat canggih dan berlapis.
“Iran berhasil menembus seluruh sistem pertahanan udara Israel hingga mencapai wilayah vital seperti Tel Aviv. Ini belum pernah terjadi sebelumnya,” ungkap Mustafa.
Sistem pertahanan udara Israel selama ini terdiri dari beberapa lapisan diantaranya Iron Dome untuk menangkal serangan jarak dekat, David’s Sling untuk jarak menengah, dan sistem Arrow untuk rudal balistik jarak jauh. Namun, Iran berhasil melumpuhkannya dengan taktik serangan beruntun.
Dalam satu gelombang serangan, Iran mengirimkan ratusan rudal hipersonik, drone bersenjata, dan rudal pengecoh. Volume serangan yang besar ini menyebabkan sistem pertahanan Israel kewalahan dan tidak mampu mencegat semuanya secara efektif.
Mustafa Abdul Rahman juga menyoroti bahwa banyaknya kota di Israel yang rusak akibat serangan tersebut belum sepenuhnya terungkap ke publik.
Hal ini menurutnya, disebabkan oleh pembatasan dari otoritas Israel terhadap publikasi kondisi dalam negeri di media sosial.
“Bisa jadi kehancuran lebih besar dari yang kita lihat. Israel adalah negara kecil, dengan jumlah penduduk terbatas, dan tidak siap menghadapi serangan dalam skala sebesar ini,” tambahnya.
Serangan ini, menurut Mustafa, membuka babak baru dalam dinamika sejarah Israel dan geopolitik Timur Tengah. Termasuk menjadi peringatan bahwa dominasi militer Israel tidak lagi mutlak.
Baca juga: KH Musta’in Syafi’ie; Menyikapi Iran-Israel dengan Rahmatan lil ‘Alamin