Rektor Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy), Prof Haris Supratno ungkap pentingnya karakter perguruan tinggi berbasis pesantren sebagai salah satu cara memperkuat pondasi dasar agama mahasiswa dalam berkiprah di Masyarakat. Hal tersebut sebagaimana disampaikan dalam acara wisuda Unhasy Sarjana dan Pasca Sarjana. Sabtu (09/08/25).
Ia menjelaskan, sebagai perguruan tinggi berbasis pesantren, Unhasy memadukan dua bidang keilmuan yang saling melengkapi. Ilmu keagamaan menjadi pondasi utama yang mengakar, membentuk keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.
Sementara itu, ilmu pengetahuan umum diberikan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan yang relevan dengan bidangnya. Hal inilah yang menjadi ciri khas Unhasy yang tercermin dari kurikulum yang memasukkan mata kuliah keagamaan sebagai bagian integral perkuliahan.
Baginya, karakter perguruan tinggi berbasis pesantren harus menjadi identitas yang terus dijaga. Dengan prinsip pendidikan berbasis pesantren, Unhasy berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga berakhlakul karimah yang bermanfaat bagi masyarakat, berkontribusi bagi bangsa, dan bermakna di hadapan Allah SWT.
Dalam momen wisuda tersebut, Prof Haris juga menegaskan pentingnya ilmu yang didapat selama masa pembelajaran sebagai pengetahuan yang bisa diamalkan untuk diri sendiri terlebih bermanfaat bagi orang lain.
“Ilmu adalah bekal saat kita menghadap Allah. Sebagaimana sabda Nabi, amal manusia akan terputus setelah meninggal kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan orang tuanya,” ujarnya di hadapan para wisudawan.
Menurutnya, momen wisuda ini akan menjadi sejarah yang tak terlupakan bagi para mahasiswa. Sebab bagi mahasiswa, wisuda menjadi puncak perjalanan panjang di dunia akademik sekaligus awal dari babak baru kehidupan.
Sementara, bagi orang tua, wisuda menjadi momen keberhasilan dari doa, bimbingan, dan pengorbanan utamanya dalam membiayai pendidikan putra-putrinya.
Prof Haris juga mengingatkan para orang tua agar mendukung pendidikan anak dengan niat ikhlas sebagai ibadah. Niat tersebut, lanjutnya akan menjadi investasi abadi yang pahalanya terus mengalir hingga akhirat.
“Seluruh pengorbanan itu diharapkan menjadi amalan yang diterima di sisi Allah SWT,” pungkasnya.
Baca juga: Gus Ipang Wahid dan Strategi Branding Unhasy di Era Digital