• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Orang Direbus Hidup-Hidup

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2022-06-26
in Seni & Budaya
0
Orang Direbus Hidup-Hidup

Orang Direbus Hidup-Hidup (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Ini sebuah kisah dari negeri padang pasir
Berkasnya terdokumentasi dalam dosir
Ada seorang perempuan penyisir
Merias rambut putri raja tuk disisir

Di saat menyisir rambut putri anak raja
Sisirnya terjatuh ke lantai singgasana
Penyisir nyebut Asma Allah Sang Perkasa
Putri raja terkejut mendengar itu nama

Apakah kau punya Tuhan lagi selain raja
Iya putri, Dialah Tuhanku dan ananda juga
Apakah kau tak takut dihukum baginda raja
Tidak putri, Dia adalah Tuhan Sang Pencipta
TuhanNya raja, saya, putri dan kita semua

Putri raja mengadu pada ayahnya
Sang raja geram pada penyisir anaknya
Mengakui keberadaan Tuhan selain rajanya
Raja yang bisa menghukum mati hidupnya

Raja memanggil sang penyisir anaknya
Apakah kau mengakui Tuhan diluar saya
Betul baginda, Dialah Allah Sang Pencipta
Rajapun marah bergolak lalu akan menyiksa

Raja menyiapkan kuali yang besar
Mendidihkan air sampai buih menggelegar
Untuk merebus sang penyisir yang sabar
Penyisir tak gentar pada raja yang barbar

Raja mengancam si keluarga penyisir
Untuk dimasukkan kuali yang mendidih air
Sang penyisir hatinya tetap tak gusar
Bahwa Alloh adalah Tuhan Yang Maha Besar

Dimasukkanlah anak pertama ke dalam air mendidih
Saatnya anak kedua, bayi yang masih diberi asi
Sang penyisir hampir goyah imannya dan bersedih
Tiba-tiba saja anaknya dapat bicara yang masih bayi

“Wahai Ibuku, janganlah takut dan bimbang untuk dilemparkan ke dalam air yang mendidih, bersedialah Ibu untuk segera mencelupkan diri. Janganlah mundur sedikit pun, karena sesungguhnya Ibu memegang keyakinan kepada Allah Sang Pencipta Alam Semesta, itu adalah sebuah kebenaran.”

Anak bayi dapat bicara seperti orang dewasa, bak kisah bayi Isa bin Maryam tatkala menyebut Asma Allah pada orang-orang yang menuduh Siti Maryam telah berzina

Anak bayi dapat bicara seperti orang dewasa, bak kisah bayi era Nabi Yusuf, tatkala bersaksi pada Zulaikha yang mengaku diperkosa

Bayi yang masih menyusui dilempar dalam kuali
Sang penyisir tak goyah sedikitpun imannya pada Sang Ilahi
Selanjutnya sang penyisir dilempar pula ke dalam air mendidih
Sang raja tertawa angkuh menyombongkan diri

Sang penyisir
Kini hidupnya disisir
Agar ia tak mendesir
Pada raja yang bau anyir

Sang penyisir
Hidupnya diblokir
Tak diberi tolerir
Oleh raja yang amat kafir

Sang penyisir
Meskipun dikilir
Tak ketar ketir
senyum mereka di bibir

Siti Masyitoh sang penyisir
Pasrah pada Sang Kontrolir
Meskipun hidupnya berakhir
Karena sudah suratan takdir

Siti Masyitoh sang penyisir
Sebuah kisah dari negeri Mesir
Pada era raja Fir’aun yang kuatir
Kuatir rakyatnya pada berdzikir

Siti Masyitoh pengikut Nabi Musa
Namanya harum ke alam semesta
Sebagai pelajaran untuk kita semua
Agar tetap bertauhid kepada Allah saja

Laa IlaaHaa Illallah
Tidak ada tuhan kecuali Allah

Laa IlaaHaa Illallah
Tidak ada tuhan-tuhan yang lainnya
Hanya Allah saja yang patut disembah

Siti Masyitoh mempertahankan Iman
Meskipun harus kehilangan nyawa dan badan
Pada raja Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan
Siti Masyitoh lantang menyuarakan kebeneran

Pertahankan iman Islam meskipun kau kelaparan
Pertahankan iman Islam meskipun kau terancam
Pertahankan iman Islam meskipun kau dalam kemiskinan
Pertahankan iman Islam meskipun kau belum baik sekarang

Allohu Akbaar….. Allohu Akbaar…. Allohu Akbaar….!

Mantabkanlah aqidah meskipun kau susah
Mantabkanlah aqidah meskipun kau resah
Mantabkanlah aqidah meskipun kau gelisah
Mantabkanlah aqidah meskipun kau gundah

Allahu Akbaar….. Allahu Akbaar…. Allahu Akbaar….!

Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Qul HuwolloHu aḥad
Allohuṣ-ṣhomad
Lam yalid wa lam yuụlad
Wa lam yakul laHuụ kufuwan aḥad

Siti Masyitoh sang penyisir
Namanya tertulis dalam kitab Dardir
Karya Syeikh Imam Najmuddin Al-ghoity Ad-dardiri
Sebagai pelajaran kehidupan setiap insani
Hanyalah asma Allah yang terus kita imani

Sang penyisir
Kini jadi buah bibir
Buah surga yang takkan pernah getir
Bagaikan air yang terus mengalir-ngalir

Kisah Siti Masyitoh sang penyisir
Bagaikan kisah Alhalaj sang martir
Yang membuka semua tabir-tabir
Dieksekusi penguasa yang kena sindir

Kisah Siti Masyitoh sang penyisir
Bagaikan kisah seorang Munir
Yang lantang mengkritik para bankir
Kini Munir terjungkir dan tersingkir

Kisah Siti Masyitoh yang disiksa raja
Bagaikan Pangeran Diponegoro terpenjara
Diasingkan penjajah Belanda punya tentara
Sampai akhir hayatnya ditahan dan disiksa
Ajal menjemputnya di benteng Rotterdam Makassar raya

Kisah Siti Masyitoh yang dipentung
Ceritanya Bagaikan kisah si Pitung
Melawan tentara Belanda menggunung
Kini si Pitung syahid sungguh beruntung

Allahu Akbaar…. Allahu Akbaar…. Allahu Akbaar Walillahil hamd

Pertahankan iman Islam sampai titik darah penghabisan

Karya: Bohari ditulis di Kota Wisata Cibubur, Minggu 05 Juni 2022, pukul 05.39 WIB

Tags: Orang Direbus Hidup-Hidupsiti masyitoh
Previous Post

Biografi Lengkap Istri Buya Arrazy Hasyim 

Next Post

Hukum Pekurban Mengambil Daging Kurbannya Sendiri

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Hukum Pekurban Mengambil Daging Kurbannya Sendiri

Hukum Pekurban Mengambil Daging Kurbannya Sendiri

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng