• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Mengenal Suku Kajang di Bulukumba dan Keunikannya

Thowiroh by Thowiroh
2025-06-11
in Galeri, Nasional
0
Mengenal Suku Kajang di Bulukumba dan Keunikannya. (Ist)

Mengenal Suku Kajang di Bulukumba dan Keunikannya. (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Suku kajang merupakan salah satu suku yang berada di daerah Bulukamba, Sulawesi Selatan. Hingga saat ini, suku tersebut masih kental dengan adat dan budaya leluhurnya dengan cara hidup yang masih tradisional.

Salah satu keunikan suku kajang yakni pakaian yang mereka gunakan sehari-hari berwarna hitam. Tinggal di Desa Tana Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Tana Toa menjadi daerah yang dianggap sebagai warisan leluhur suku kajang sehingga adat dan budaya disana terus dijaga. Adat Ammatoa merupakan salah satu adat yang dipegang teguh dalam suku kajang.

Dalam kehidupan sehari-hari, Suku ini memiliki kebiasaan tidak pernah menggunakan alas kaki. Oleh sebab itu, setiap orang yang hendak berkunjung ke wilayah adat suku kajang juga dilarang menggunakan alas kaki.

Selain kental dengan adat dan budaya, suku asal Bulukamba ini juga dianggap sebagai penjaga hutan tropis terbaik. Hal ini karena mereka dikenal memiliki pengetahuan dan praktik pengelolaan hutan yang baik. 

Suku kajang hidup dengan keseimbangan yang harmonis dengan ekosistem alam. Dalam kesehariannya, mereka memiliki komitmen kuat untuk tidak menebang pohon dan berburu hewan di wilayah yang sudah ditentukan.

Bahkan, salah satu aturan bagi setiap orang yang ingin berkunjung kesana adalah tidak membuang sampah sembarangan dan akan mendapatkan sanksi jika melanggar.

Salah satu filosofi hidup sederhana yang dipegang teguh oleh suku kajang berbunyi Kamase-masea yang berarti cara hidup tradisional dan bersahaja.

Mereka faham betul pentingnya menjaga ekosistem alam untuk hidup berkelanjutan yang lebih baik yang kelak juga harus dinikmati oleh generasi berikutnya.

Diantara cara yang dipakai untuk mempermudah mereka dalam menjaga ekosistem alam adalah dengan membagi wilayah hutan menjadi tiga yakni hutan karamat, hutan perbatasan, dan hutan rakyat.

Hutan karamat atau yang disebut dengan borong karamaka merupakan wilayah yang sangat ketat terkait larangan penebangan pohon maupun berburu hewan. Kawasan ini biasanya digunakan sebagai tempat upacara adat.

Sementara, hutan perbatasan atau borong batasayya merupakan kawasan yang diperbolehkan diambil kayunya untuk keperluan seperti membangun sarana umum yang tentunya harus dengan izin kepala suku. Meski demikian, setiap pohon yang ditebang harus diganti dengan cara menanam pohon pengganti.

Terakhir adalah hutan rakyat atau borong luarra’ yakni Kawasan yang telah disepakati untuk dilekola secara umum oleh masyarakat sesuai dengan aturan adat yang berlaku.

Suku kajang dengan seluruh keunikannya menjadi kekayaan Indonesia yang harus terus dijaga. selain memiliki cara hidup yang sederhana, suku ini juga telah menjadi bagian yang sangat berkontribusi untuk menjaga ekosistem alam.

Baca juga: Mengenal Kampung Matfa,Daerah Unik di Sumatera Utara

Previous Post

Jemaah Haji Indonesia Gelombang Satu Mulai DiJawalkan Pulang ke Indonesia

Next Post

Pentingnya Literasi Keuangan, Atasi Jeratan Utang Konsumtif Pay Later 

Thowiroh

Thowiroh

Menulis untuk keabadian. Alumni Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Next Post
Pentingnya Literasi Keuangan, Atasi Jeratan Utang Konsumtif Pay Later (Ist).

Pentingnya Literasi Keuangan, Atasi Jeratan Utang Konsumtif Pay Later 

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Doa Pelunas Utang dari Rasulullah
  • Haji Mabrur dan Ciri-cirinya menurut Para Ulama
  • Pentingnya Literasi Keuangan, Atasi Jeratan Utang Konsumtif Pay Later 
  • Mengenal Suku Kajang di Bulukumba dan Keunikannya
  • Jemaah Haji Indonesia Gelombang Satu Mulai DiJawalkan Pulang ke Indonesia

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng