• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Ingin Bisa Baca Kitab Kuning, Ini Jalurnya

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2022-07-30
in Kitab Kuning
0
Ingin Bisa Baca Kitab Kuning, Ini Jalurnya

Ingin Bisa Baca Kitab Kuning lewat Amsilati

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Banyak sekali umat Islam di Indonesia yang ingin bisa baca kitab kuning, tapi bingung harus belajar kemana dan menggunakan metode apa. Menjawab hal itu, kordinator wilayah Amsilati Jawa Timur 1 mengadakan Kaderisasi Pelatihan Amsilati (Kalam).

Metode Amtsilati merupakan metode cara cepat dan mudah untuk mempelajari rumus bahasa Arab dan kitab kuning yang digagas oleh KH Taufiqul Hakim pendiri Pondok Pesantren Darul Falah Sidorejo, Bangsri. Jepara.

Sang penggagas lahir pada 14 Juni 1975 di Bangsri, Jepara, Jawa Tengah, anak terakhir dari tujuh bersaudara dari ayah dan ibu seorang petani.

Setelah belajar ilmu-ilmu dasar keislaman di kampungnya, dia melanjutkan sekolah di Matholiul Falah, Kajen, Pati, sekaligus nyantri di Pondok Pesantren Maslakhul Huda, Kajen, yang diasuh oleh Rais ‘Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudh.

Pada saat yang sama, dia pergi ngalap barakah nyantri di Popongan Klaten dan belajar tarekat Naqsyabandiyah dibimbing oleh KH Salman Dahlawi. Sekarang, dia memimpin pesantren Darul Falah, Jepara, yang didirikannya tahun 2002.

Amsilati  yang digagasnya ditulis dalam buku sebanyak lima jilid, satu jilid tentang khulashah (ringkasan dan intisari kitab Alfiyah Ibnu Malik, yang kitab aslinya terdiri dari 1002 bait nazam), dua jilid Mutammimah (berarti pelengkap dari khulashah sebelum masuk ke kaidah-kaidah, seperti pembicaraan tentang nashab, rafa’, dan lain-lain, yang merupakan penerapan dari rumus-rumus yang ada di khulashah).

Baca Juga: Kitab Kuning di Era Digital

Penanggung jawab kegiatan Ustaz Abdul Wahid menjelaskan pendaftaran kegiatan belajar ini dimulai tanggal 16 Juli 2022. Untuk lokasi pelaksanaannya yaitu di Pondok Pesantren Al-Madinah Diwek, Kabupaten Jombang.

Pendaftaran tidak terbatas, bisa daftar via https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScwN3y5biLuiHW8dh5v0zBOA2QIwMQ7QXIxzsN3sKiL-N9oew/viewform

“Bisa juga kontak nomor 085713236769,” jelasnya, Selasa (26/7/2022).

Pria yang akrab disapa Gus Wahid ini menambahkan, kegiatan belajar ini dilaksanakan setiap hari Ahad dan Jum’at pukul 13.00 – 14.00 WIB dan terbuka untuk berbagai kalangan serta latar belakang umur.

“Bagi yang sudah punya kitab Amsilati cukup bayar Rp. 50 ribu hingga selesai. Bagi yang belum punya kitab, harus menambah Rp. 118 ribu,” imbuhnya.

Brosur pelatihan

Gus Wahid menjelaskan, kelas Kalam didesain khusus dengan metode interaktif untuk mahir baca kitab kuning dengan metode santai disertai lagu sebagaimana metode Amsilati.

“Konsep pembelajarannya sangat menarik dan menyenangkan yang dapat memotivasi peserta untuk selalu semangat dalam belajar. Sehingga menghasilkan prsoes belajar baca kitab yang luar biasa cepat, mudah, dan menyenangkan,” ujar Gus Wahid.

Dikatakan, Amsilati memberikan jawaban atas berbagai permasalahan yang ingin bisa baca kitab kuning seperti metode pembelajaran yang membosankan dan membuat pelajar pasif, sulit memahami materi, bingung dalam praktik, sulit memahami nazam dan waktu belajar yang lama.

“Amsilati secara nasional telah berhasil mengantar begitu banyak orang bisa baca kitab kuning, ini bukti nyata. Sehingga secara metode sudah terpercaya,” tandasnya

Tags: Ingin bisa baca kitabNahdlatul UlamaPesantrenSantri
Previous Post

Minum Susu Putih di Awal Tahun Hijriyah

Next Post

Wiridan Sebelum Mendirikan Pondok

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Wiridan Sebelum Mendirikan Pondok

Wiridan Sebelum Mendirikan Pondok

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Mubeng Beteng, Tradisi Masyarakat Yogyakarta Memasuki Bulan Muharam
  • Jalanan dan Kaitannya dengan Karakter
  • Santri Ikuti Seleksi CBT MQKN 2025, Tujuh Kode Ujian Catat Skor Sempurna
  • Serangan Iran Dinilai Jadi Babak Baru dalam Sejarah Israel
  • Ferry Irwandi: Logical Fallacy Argumen Gus Ulil

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng