Ini sebuah kisah dari negeri padang pasir
Berkasnya terdokumentasi dalam dosir
Ada seorang perempuan penyisir
Merias rambut putri raja tuk disisir
Di saat menyisir rambut putri anak raja
Sisirnya terjatuh ke lantai singgasana
Penyisir nyebut Asma Allah Sang Perkasa
Putri raja terkejut mendengar itu nama
Apakah kau punya Tuhan lagi selain raja
Iya putri, Dialah Tuhanku dan ananda juga
Apakah kau tak takut dihukum baginda raja
Tidak putri, Dia adalah Tuhan Sang Pencipta
TuhanNya raja, saya, putri dan kita semua
Putri raja mengadu pada ayahnya
Sang raja geram pada penyisir anaknya
Mengakui keberadaan Tuhan selain rajanya
Raja yang bisa menghukum mati hidupnya
Raja memanggil sang penyisir anaknya
Apakah kau mengakui Tuhan diluar saya
Betul baginda, Dialah Allah Sang Pencipta
Rajapun marah bergolak lalu akan menyiksa
Raja menyiapkan kuali yang besar
Mendidihkan air sampai buih menggelegar
Untuk merebus sang penyisir yang sabar
Penyisir tak gentar pada raja yang barbar
Raja mengancam si keluarga penyisir
Untuk dimasukkan kuali yang mendidih air
Sang penyisir hatinya tetap tak gusar
Bahwa Alloh adalah Tuhan Yang Maha Besar
Dimasukkanlah anak pertama ke dalam air mendidih
Saatnya anak kedua, bayi yang masih diberi asi
Sang penyisir hampir goyah imannya dan bersedih
Tiba-tiba saja anaknya dapat bicara yang masih bayi
“Wahai Ibuku, janganlah takut dan bimbang untuk dilemparkan ke dalam air yang mendidih, bersedialah Ibu untuk segera mencelupkan diri. Janganlah mundur sedikit pun, karena sesungguhnya Ibu memegang keyakinan kepada Allah Sang Pencipta Alam Semesta, itu adalah sebuah kebenaran.”
Anak bayi dapat bicara seperti orang dewasa, bak kisah bayi Isa bin Maryam tatkala menyebut Asma Allah pada orang-orang yang menuduh Siti Maryam telah berzina
Anak bayi dapat bicara seperti orang dewasa, bak kisah bayi era Nabi Yusuf, tatkala bersaksi pada Zulaikha yang mengaku diperkosa
Bayi yang masih menyusui dilempar dalam kuali
Sang penyisir tak goyah sedikitpun imannya pada Sang Ilahi
Selanjutnya sang penyisir dilempar pula ke dalam air mendidih
Sang raja tertawa angkuh menyombongkan diri
Sang penyisir
Kini hidupnya disisir
Agar ia tak mendesir
Pada raja yang bau anyir
Sang penyisir
Hidupnya diblokir
Tak diberi tolerir
Oleh raja yang amat kafir
Sang penyisir
Meskipun dikilir
Tak ketar ketir
senyum mereka di bibir
Siti Masyitoh sang penyisir
Pasrah pada Sang Kontrolir
Meskipun hidupnya berakhir
Karena sudah suratan takdir
Siti Masyitoh sang penyisir
Sebuah kisah dari negeri Mesir
Pada era raja Fir’aun yang kuatir
Kuatir rakyatnya pada berdzikir
Siti Masyitoh pengikut Nabi Musa
Namanya harum ke alam semesta
Sebagai pelajaran untuk kita semua
Agar tetap bertauhid kepada Allah saja
Laa IlaaHaa Illallah
Tidak ada tuhan kecuali Allah
Laa IlaaHaa Illallah
Tidak ada tuhan-tuhan yang lainnya
Hanya Allah saja yang patut disembah
Siti Masyitoh mempertahankan Iman
Meskipun harus kehilangan nyawa dan badan
Pada raja Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan
Siti Masyitoh lantang menyuarakan kebeneran
Pertahankan iman Islam meskipun kau kelaparan
Pertahankan iman Islam meskipun kau terancam
Pertahankan iman Islam meskipun kau dalam kemiskinan
Pertahankan iman Islam meskipun kau belum baik sekarang
Allohu Akbaar….. Allohu Akbaar…. Allohu Akbaar….!
Mantabkanlah aqidah meskipun kau susah
Mantabkanlah aqidah meskipun kau resah
Mantabkanlah aqidah meskipun kau gelisah
Mantabkanlah aqidah meskipun kau gundah
Allahu Akbaar….. Allahu Akbaar…. Allahu Akbaar….!
Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Qul HuwolloHu aḥad
Allohuṣ-ṣhomad
Lam yalid wa lam yuụlad
Wa lam yakul laHuụ kufuwan aḥad
Siti Masyitoh sang penyisir
Namanya tertulis dalam kitab Dardir
Karya Syeikh Imam Najmuddin Al-ghoity Ad-dardiri
Sebagai pelajaran kehidupan setiap insani
Hanyalah asma Allah yang terus kita imani
Sang penyisir
Kini jadi buah bibir
Buah surga yang takkan pernah getir
Bagaikan air yang terus mengalir-ngalir
Kisah Siti Masyitoh sang penyisir
Bagaikan kisah Alhalaj sang martir
Yang membuka semua tabir-tabir
Dieksekusi penguasa yang kena sindir
Kisah Siti Masyitoh sang penyisir
Bagaikan kisah seorang Munir
Yang lantang mengkritik para bankir
Kini Munir terjungkir dan tersingkir
Kisah Siti Masyitoh yang disiksa raja
Bagaikan Pangeran Diponegoro terpenjara
Diasingkan penjajah Belanda punya tentara
Sampai akhir hayatnya ditahan dan disiksa
Ajal menjemputnya di benteng Rotterdam Makassar raya
Kisah Siti Masyitoh yang dipentung
Ceritanya Bagaikan kisah si Pitung
Melawan tentara Belanda menggunung
Kini si Pitung syahid sungguh beruntung
Allahu Akbaar…. Allahu Akbaar…. Allahu Akbaar Walillahil hamd
Pertahankan iman Islam sampai titik darah penghabisan
Karya: Bohari ditulis di Kota Wisata Cibubur, Minggu 05 Juni 2022, pukul 05.39 WIB

