• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Buku-buku yang Pernah Dilarang di Indonesia

tebuireng.co by tebuireng.co
2025-09-26
in Galeri
0
Buku-buku yang Pernah Dilarang di Indonesia. (Ist)

Buku-buku yang Pernah Dilarang di Indonesia. (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Pernahkah kalian berpikir akan ada masanya buku-buku yang kita miliki disita negara? Beberapa hari yang lalu, pasca penetapan tersangka dalam kerusuhan aksi demo di kota Bandung, publik manaruh perhatian lebih pada salah satu bukti yang disita polisi, yaitu buku.

Penyitaan atau larangan beredarnya buku-buku tertentu bukan kali ini saja terjadi. Di luar negeri misalnya, novel Animal Farm karya George Orwell pernah dilarang beredar di Amerika dan Inggris. Di Indonesia sendiri, pelarangan beredarnya buku juga sudah terjadi. Alasannya tentu beragam, dari urusan politik hingga moral. Berikut beberapa buku yang sempat dilarang di Indonesia:

  1. Benturan NU-PKI 1948-1965

    Buku Karya H. Abdul Mun’im DZ ini mengisahkan tragedi 1965 dari sudut pandang NU, memaparkan yang dialami dan dilakukan oleh para kiai, santri, dan NU dalam menghadapi Partai Komunis Indonesia (PKI) sebegai kelompok subversif. Selain itu, buku ini juga ditujukan untuk menjawab tuduhan-tuduhan terhadap NU atas peristiwa 1965. Buku ini sempat dirazia oleh aparat TNI karena diduga menyebarkan ideologi PKI.

    2. Tetralogi Pulau Buru

    Tetralogi Pulau Buru merupakan novel dengan empat judul buku yaitu Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1981), Jejak Langkah (1985) dan Rumah Kaca (1988). Tetralogi ini mennceritakan kisah Minke dalam memperjuangkan kesadaran dan kebangkitan nasional Indonesia pada masa penjajahan kolonial. Di novel ini pula digambarkan perjalanan jurnalisme di Indoenesia. Alasan pelarangan buku ini pada masa orde baru adalah adanya tuduhan bahwa penulisnya, Pramoedya Ananta Toer pernah berafiliasi dengan Lekra yang berkaitan dengan PKI.

    3. Demokrasi Kita

    Berisi kritikan atas demokrasi Indonesia yang pada saat itu sedang tidak baik-baik saja. Buku ini ditulis oleh salah satu proklamator Indonesia, Bung Hatta, setelah mundur dari jabatan wakil presiden karena memiliki perbedaan pandangan politik dengan Soekarno. Buku ini dinilai tidak mendukung pemerintahan Soekarano sehingga pada saat itu dilarang beredah bahkan penerbitnya, Pandji Masyarakat ikut diberedel.

    Demikian beberapa dari banyaknya buku yang pernah dilarang atau setidaknya menjadi kontorversi di Indonesia.

    Penulis: Rindi Andriansah

    Editor: Thowiroh

    Baca juga: Mahad Al Jamiah Luncurkan Buku Kedua Karya Mahasantri

    Previous Post

    Benarkah Membaca Sastra dapat Meningkatkan Empati?

    Next Post

    Menag Salurkan Bantuan ke Pesantren Al Khoziny dan Pastikan Pencegahan Kejadian Serupa

    tebuireng.co

    tebuireng.co

    tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

    Next Post
    Menag Salurkan Bantuan ke Pesantren Al Khoziny dan Pastikan Pencegahan Kejadian Serupa. (Ist)

    Menag Salurkan Bantuan ke Pesantren Al Khoziny dan Pastikan Pencegahan Kejadian Serupa

    Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    No Result
    View All Result

    Pos-pos Terbaru

    • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
    • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
    • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
    • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
    • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

    Komentar Terbaru

    • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
    • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
    • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
    • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
    • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
    • About
    • Kontak
    • Privacy & Policy
    • Terms and Conditions
    • Disclaimer
    • Redaksi
    • Pedoman Media

    © 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

    No Result
    View All Result
    • Tebuireng
    • News
    • Keislaman
    • Pesantren
    • Kebangsaan
    • Galeri
    • Kolom Pakar
    • Politik

    © 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng