Warga Pulau Kangean menyatakan penolakan tegas terhadap survei seismik 3D yang akan dilakukan oleh Kangean Energy Indonesia (KEI) di wilayah Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep.
Penolakan ini diwujudkan dalam bentuk aksi demonstrasi yang berlangsung secara bertahap dan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Salah satu aksi penolakan dilakukan oleh Forum Kepulauan Kangean Bersatu (FKKB), yang menggelar unjuk rasa di depan Kantor Kecamatan Arjasa pada Senin (16/06/25).
Dalam orasinya, mereka menyampaikan kekhawatiran terhadap potensi dampak berbahaya dari survei seismik 3D, yang merupakan bagian awal dari kegiatan eksplorasi migas di kawasan tersebut.
Massa aksi menilai bahwa kegiatan tersebut tidak hanya mengancam ekosistem laut, tetapi juga akan merugikan para nelayan dan mengancam keberlangsungan mata pencaharian masyarakat pesisir.
Selain orasi, aksi juga disertai dengan simbol-simbol perlawanan berupa spanduk dan poster bertuliskan “Selamatkan Kangean”, “Tolak Seismik Kangean”, dan “Kangean Melawan”.
Meski Manajer Public and Government Affairs (PGA) KEI, Kampoi Naibaho, telah menyatakan bahwa aspek lingkungan akan menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan survei seismik, warga tetap menunjukkan kekhawatiran mendalam atas kemungkinan timbulnya dampak negatif yang lebih besar.
Atas dasar itu, FKKB mendesak pemerintah agar segera mencabut atau menolak izin eksplorasi migas di wilayah Kepulauan Kangean.
Gelombang penolakan tersebut terus dilanjutkan oleh kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kangean (GMK) yang turut menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep pada Rabu (18/06/25)
Menurut GMK, keberadaan perusahaan migas seperti KEI yang telah lama beroperasi di wilayah tersebut tidak pernah memberikan dampak positif yang signifikan, baik dari sisi pembangunan infrastruktur maupun pengembangan sumber daya manusia.
Rencana eksplorasi di titik baru Kecamatan Arjasa dinilai berisiko tinggi terhadap keberlangsungan kawasan tangkap ikan yang menjadi ruang para nelayan untuk mencari nafkah.
Dalam aksi demo tersebut mereka menegaskan bahwa penolakan terhadap survei seismik 3D akan terus disuarakan hingga ada keputusan final mengenai penghentian aktivitas survei seismik 3D.
Baca juga: Mengenal Kucing Busok, Ras Asli Indonesia dari Madura