• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Hati Nurani, Faktor Penting dalam Memilih Pasangan

tebuireng.co by tebuireng.co
2024-08-14
in Opini
0
Hati Nurani, Faktor Penting dalam Memilih Pasangan (Ist)

Hati Nurani, Faktor Penting dalam Memilih Pasangan (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Dalam kehidupan berumah tangga, memilih pasangan hidup bukanlah keputusan yang bisa dianggap remeh. Islam menekankan pentingnya memilih pasangan yang taat beragama, tetapi ketaatan agama saja tidaklah cukup.

Penting juga untuk memastikan bahwa pasangan tersebut memiliki hati nurani yang baik. Tanpanya, ketaatan agama bisa saja menjadi semu, dan kehidupan rumah tangga berpotensi diliputi oleh diskriminasi dan kekerasan, baik secara verbal, fisik, maupun psikis.

Dalam memilih pasangan, sering kali kita terjebak pada penampilan luar atau ketaatan agama yang tampak kasat mata, seperti rajin beribadah. Namun, kita perlu bertanya lebih jauh, apakah di balik ketaatan itu tersimpan hati nurani yang kuat? Karena seseorang yang taat beragama belum tentu memiliki moralitas yang baik. Rasulullah SAW bersabda:


عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم تُنْكَحُ المَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ:

“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang beragama, niscaya engkau akan beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini sering digunakan sebagai panduan dalam memilih pasangan, menekankan pentingnya agama. Namun, ulama juga mengingatkan bahwa agama tidak hanya mencakup ibadah ritual, tetapi juga mencakup akhlak dan moralitas yang baik.


قال الإمام الغزالي في كتابه إحياء علوم الدين:
“حقيقة الأخلاق أنها هيئة في النفس راسخة عنها تصدر الأفعال بسهولة ويسر من غير حاجة إلى فكر وروية، فإن كانت الهيئة بحيث تصدر عنها الأفعال الجميلة المحمودة عقلًا وشرعًا بسهولة، سميت الهيئة خلقًا حسنًا، وإن كان الصادر عنها الأفعال القبيحة، سميت الهيئة التي هي المصدر خلقًا سيئًا.”

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin berkata:
“Hakikat akhlak adalah sebuah kondisi yang tertanam dalam jiwa, darinya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan lancar tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan. Jika kondisi itu melahirkan perbuatan-perbuatan yang indah dan terpuji secara akal dan syariat, maka kondisi itu disebut akhlak yang baik. Jika yang lahir adalah perbuatan-perbuatan yang buruk, maka kondisi itu disebut akhlak yang buruk.”

Al-Ghazali, seorang ulama besar dalam Islam, menekankan pentingnya akhlak dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam relasi pernikahan. Ia menjelaskan bahwa akhlak yang baik adalah cerminan dari iman yang sejati.

Cania Citta, dalam salah satu video di YouTube, mengkritik pandangan masyarakat Indonesia yang sering menyamakan moral dengan agama. Masyarakat kerap menganggap bahwa “moral pasti agama” dan “agama pasti moral,” padahal kenyataannya belum tentu demikian. Moralitas memiliki koneksi yang erat dengan hati nurani, yang merupakan kompas batin dalam membedakan baik dan buruk.

Menurut Plato, seks adalah salah satu aspek dari jiwa yang irasional dan dapat menjadi liar jika tidak dikendalikan oleh logostikon, bagian jiwa yang rasional. Ini menunjukkan bahwa tanpa pengendalian diri yang baik, ketaatan beragama saja tidak akan cukup untuk menjamin moralitas seseorang. Pengendalian diri yang sejati harus dilandasi oleh hati nurani yang baik.

Dalam konteks pernikahan, penting bagi pasangan suami istri untuk memiliki hati nurani yang sehat agar dapat menciptakan kehidupan rumah tangga yang adil dan harmonis. Diskriminasi, dalam bentuk apapun baik verbal, fisik, maupun psikis tidak akan pernah terjadi jika kedua pasangan memiliki hati nurani yang baik. Oleh karena itu, ketika memilih pasangan hidup, jangan hanya melihat ketaatan beragama, tetapi pastikan juga bahwa calon pasangan memiliki hati nurani yang kuat. Jika tidak, maka lebih baik tinggalkan saja, karena hidup bersama tanpa hati nurani adalah risiko besar yang bisa menghancurkan kebahagiaan di masa depan.

Islam menekankan pentingnya keseimbangan antara ibadah dan akhlak, antara ketaatan kepada Allah dan kebaikan kepada sesama manusia, terutama kepada pasangan hidup. Oleh karena itu, mencari pasangan hidup yang taat beragama sekaligus memiliki hati nuranimenjadi faktor penting sebagai kunci untuk membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Hanya dengan cara ini, kita bisa berharap untuk menjalani kehidupan rumah tangga yang penuh kebahagiaan dan jauh dari kekerasan serta diskriminasi.

Penulis: Erik Lis Setiawan

Editor: Thowiroh

Baca juga: Makna Sekufu dalam Pernikahan menurut Ning Imaz

Previous Post

Respon Gus Yahya Terkait Penyerangan Kiai NU di Karawang

Next Post

Ketua MUI: Larangan Berjilbab bagi Paskibraka Tidak Pancasilais

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Ketua MUI Sebut Larangan Berjilbab bagi Paskibraka Tidak Pancasilais (Ist)

Ketua MUI: Larangan Berjilbab bagi Paskibraka Tidak Pancasilais

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng