tebuireng.co– Makam Nabi Hud as berada di daerah Syi’ib Tarim Hadramaut Yaman. Setiap tahun tepatnya pada tanggal 7-10 Sya’ban digelar ziarah akbar ke makam Nabi Hud as . Acara ini ada sejak zaman Al-Faqih Muqoddam Muhammad bin Ali Ba’alawy dan masih terjaga hingga sekarang.
Para peziarah tidak hanya berasal dari dalam negeri Yaman tetapi juga datang dari luar negeri seperti Oman, Mesir, Inggris, Malaysia, Pakistan, dan Somalia berbondong-bondong menghadiri acara sakral tersebut.
Ketika acara ziarah akbar Nabi Hud dilaksanakan, kota Tarim akan terlihat sepi selama seminggu sebelum acara, karena para penduduk di kota itu telah meramaikan area makam untuk mengambil berkah, melakukan tadabbur dan berkumpul dengan para waliyullah di sana.
Momen berkumpulnya para alim ulama untuk saling berbagi ilmu, nasehat dan dakwah adalah salah satu faktor penyebab padatnya peziarah yang hadir dalam acara tersebut.
Baca juga: Peristiwa Luar Biasa yang Terjadi di Bulan Sya’ban
Salah satu momen yang paling dinantikan adalah talbis yaitu sebuah tradisi untuk mengambil berkah dari salafusholeh terdahulu dengan cara menempelkan bekas pakaian mereka ke badan para peziarah karena bekas pakaian tersebut adalah saksi perjuangan dakwah mereka untuk menyampaikan risalah Nabi Muhammad Saw hingga sampai pada zaman sekarang.
Yaman terkenal sebagai negeri yang diberkahi dengan para penduduknya yang ramah sebagaimana dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
حدثنا يحيى بن سعيد عن ابن عون عن محمد عن أبي هريرة قال قال أبو القاسم صلى الله عليه وسلم أتاكم أهل اليمن لهم أرق أفيدة الإيمان يمان والفقه يمان والحكمة يمانية
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id dari Ibnu Aun dari Muhammad dari Abu Hurairah, dia berkata; Abul Qasim bersabda, “Telah datang kepada kalian penduduk Yaman, mereka adalah orang-orang yang hatinya lembut, keimanan itu dari Yaman, fikih dari Yaman dan hikmah bagi orang-orang Yaman.”
Tarim merupakan kota di negeri Yaman yang menjadi salah satu kota yang istimewa hal ini karena Tarim pernah mendapat do’a dari sahabat Abu Bakar As-Shiddiq yaitu pertama, agar kota tersebut makmur; kedua, airnya berkah; dan ketiga, semoga kota Tarim dihuni banyak orang-orang saleh.
Sehingga sampai saat ini Tarim menjadi kota para wali yang tanahnya sangat subur dan sumber airnya melimpah. Kota yang dijuluki negeri seribu wali ini menjadi impian para pegiat ilmu dari berbagai negara.